future role

1.3K 130 5
                                    

sudah cukup lama aku berteman dengan tetangga sebelah yang bernama yoon seulgi. juga dengan kakaknya, yoon jisung.

mereka sama-sama memiliki kepribadian yang ramah dan menyenangkan. meskipun begitu, terdapat perbedaan sifat yang mencolok di antara kedua kakak beradik itu. terutama saat hari libur tiba.

si adik lebih suka dengan kegiatan di luar rumah seperti shopping atau berkumpul di cafe bersama teman-temannya. sedangkan si kakak lebih suka bersantai dan membersihkan rumah.

aku sendiri memiliki sifat yang mirip dengan kak jisung, yaitu suka berdiam diri di rumah. bukannya benci berjalan, hanya saja kedua pasang kakiku ini tidak diciptakan untuk berjalan dalam jangka waktu yang lama karena mereka mudah sekali mengalami kram.

beruntungnya, aku tidak perlu merasa kesepian selama masih bertetangga dengan orang semacam kak jisung. aku bisa berkunjung ke rumahnya kapan pun aku mau.

seperti sekarang ini. kak jisung berlari ke luar rumah dengan tergesa-gesa begitu mendengar suara bel yang aku tekan. tangannya tampak menggenggam sebuah kunci yang berfungsi untuk membuka gerbang depan.

"santai aja kali, kak."

dia cengengesan. lalu mempersilahkan aku untuk masuk.

tanpa basa-basi, aku melangkah masuk ke dalam rumah kediaman milik keluarga yoon. semua yang ada di dalam sudah tertata rapi seperti biasa.

pasti kerjaan kak jisung.

"seulgi kemana, kak? pergi?" tanyaku saat kami berdua sudah duduk dengan nyaman di sofa ruang tengah.

kak jisung mengangguk. "iya tuh, katanya mau kerja kelompok."

"ohhh."

lalu tanganku meraih remote yang ada di meja dan langsung menyalakan tv untuk kami tonton berdua. ini memang sudah menjadi rutinitas kami selama menjalani liburan di rumah.

selama beberapa menit ke depan, tatapanku sepenuhnya terfokuskan pada layar tv sebelum akhirnya terdengar suara yang menginterupsi dari kak jisung.

"dek, laper engga? mau camilan atau apa gitu?" tawarnya.

"ih, ga nawarin dari tadi. mau dong, kak!" jawabku bersemangat.

"dasar. tunggu bentar ya."

kak jisung segera bangkit dari sofa dan berjalan ke arah lemari penyimpanan makanan. dia kembali dengan membawa beberapa snack di tangannya.

"nih."

"weee makasih, kaaak!"

tanpa disuruh, aku langsung membuka bungkus chitato rasa barbeque kesukaanku dan melahap isinya. kak jisung memperhatikan cara makanku sambil berdiri.

"dek?"

"hmmm?"

"kalo kamu suatu hari nanti kakak ajak nikah mau engga?" tanyanya yang hampir membuatku tersedak.

"boleh aja," aku berusaha menjawab setenang mungkin.

dia tampak sama kagetnya mendengar jawabanku. "beneran?"

"iya," aku menganggukkan kepala. "asal kakak yang jadi mamanya."

"mana bisa gitu?! kakak kan cowo!" spontan kak jisung memprotes.

"tapi kakak kan sifatnya keibuan, pasti lebih cocok kalo dipanggil mama!"

"sembarangan! mau jadi apa anak kita nanti?!"

"aku yang bakal ngambil alih peran papa!"

"no! pokoknya kakak yang jadi papa, kamu yang jadi mama!"

"maunya dibalik!"

dan berakhir lah sisa pagi ini kami habiskan untuk bertengkar tentang siapa yang akan menjadi mama dan papa kelak.




























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang