"ada tamu tuh," balas suara dari luar yang kuyakini adalah milik mama.
aku mengernyitkan dahi kebingungan. perasaan aku tidak ada janji dengan siapa pun di hari minggu ini. atau memang aku saja yang lupa?
aku berjalan ke arah pintu untuk membukanya dan mendapati mama masih berdiri disana.
"siapa, ma?" bisikku karena takut kedengaran oleh si tamu.
"lah, mama ga nanya namanya," jawab mama dengan berbisik juga.
"tapi dia cowo, tinggi, ganteng pula," kata mama sambil mencoba mengingat.
aku masih berpikir tapi mama terus berbicara. daripada pusing, aku memutuskan untuk turun dan memeriksanya sendiri.
"loh, hwang minhyun?!"
"hai," kata orang yang baru kusebut namanya sambil cengar-cengir.
"ngapain lo kesini?"
"kita kan anu," dia menggaruk bagian belakang kepalanya.
"anu apa?" tanyaku semakin curiga.
"kemaren udah janji mau bersih-bersih bareng."
oh, sekarang aku ingat!
flashback on
para perempuan sedang berkumpul di mejaku untuk bergosip sebelum bel masuk berbunyi.
secara random, nayoung mulai memamerkan foto kamarnya di rumah yang baru.
"wallpapernya bagus, young. gue suka warna sky blue gitu," komentar sowon.
"bersih banget gila," timpal nayeon.
"ga kaya kamarnya (y/n)," sindir bona sambil melirikku.
dasar, cantik-cantik kok omongannya pedas.
"enak aja! kamar gue ga seberantakan itu tau!" elakku.
"boong! kemaren gue abis main ke rumah lo dan dari yang gue liat kondisi kamar lo sebelas dua belas sama kapal pecah yang udah karam beribu-ribu taun yang lalu!"
yang lain tertawa. aku cemberut.
"ya itu kan, gara-gara guenya ga pinter bersih-bersih aja."
"ck, kasian suami lo nanti. kecuali lo nikahnya sama minhyun," kata nayoung.
"panjang umur," nayeon tersenyum jahil saat melihat minhyun baru memasuki ruang kelas.
"hyun!" nayeon melambaikan tangannya ke arah minhyun.
minhyun menunjuk dirinya sendiri dan mengisyaratkan seperti, "gue?"
"iya, lo hari minggu free ga?"
"kayanya sih iya. kenapa?"
"bantuin (y/n) beresin kamar dong. kan lo hobi bersih-bersih," kali ini nayoung yang bersuara.
minhyun melirikku sebentar dan mengacungkan jempol sebelum kembali ke bangkunya.
"ngapain sih?!" protesku.
"liat aja, dia bakal ngubah kamar kapal pecah lo jadi kapal pesiar."
lalu nayoung, nayeon, dan sowon saling berpandangan dengan puasnya.
flashback off
sejujurnya aku tidak menyangka bahwa minhyun akan benar-benar datang. tapi berhubung sudah terlanjur, ya sudah.
"lewat sini, hyun," aku memimpin jalan di depan.
dan respon pertama minhyun setelah melihat kondisi kamarku adalah tercengang.
"eh, ini barusan gue baru bangun jadi belom sempet beresin kamar. biasanya ga seburuk ini kok!" ujarku cepat.
minhyun tertawa melihat responku. "iya-iyaaa."
dia masuk duluan, aku mengekor di belakang.
"gue bersihin ya? lo duduk aja gapapa."
"i-iya."
rasanya aneh melihat teman sekelas yang tidak begitu akrab denganku sekarang tengah berkeliaran di dalam kamarku. aku duduk di kasur sambil memperhatikan punggung minhyun dari belakang. yang diperhatikan tetap melanjutkan pekerjaannya dengan tenang.
minhyun menyapu lantai, menata barang-barangku yang berantakan, dan mengikat gorden sehingga kamarku tampak lebih baik dari sebelumnya. wow, bahkan aku hampir tidak mengenali kamarku sendiri.
aku merasa tidak enak harus menyuruhnya bersih-bersih seperti ini di hari libur. walau sebenarnya dia sendiri yang bersedia. tapi tetap saja. jadi aku membawakannya segelas minuman dingin setelah dia selesai bekerja.
"boleh duduk?" tanyanya.
"duduk aja," aku bergeser dengan maksud untuk membiarkan minhyun ikut duduk di kasurku.
"eh, hyun. thanks ya, udah bantu gue beresin kamar."
minhyun tersenyum manis. "your very welcome."
tidak ada lagi topik pembicaraan sehingga suasana menjadi hening. minhyun memilih untuk menyeruput minumannya. begitu juga denganku.
"jadi gimana?" mendadak dia bersuara lagi.
"gimana apanya?"
"kira-kira enak ga jadi istri gue?"
aku terbatuk. "h-hah?"
aku meminta dia untuk mengulang pertanyaannya barusan, tapi nyatanya minhyun hanya tertawa. gosh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.