like father like son

994 120 3
                                    

vommentsnya ya, guize!







aku mendengar kabar bahwa anjing peliharaan pacarku sedang sakit. namanya tan dan dia terus muntah-muntah selama 3 hari belakangan ini.

tentu saja aku khawatir. aku menyayangi tan seperti aku menyayangi majikannya. lagipula mereka berdua tidak berbeda jauh. sama-sama berukuran kecil.

kata sungwoon dia berencana untuk membawa tan ke klinik pagi ini. dan saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju kesana.

aku sampai di tujuan sedikit lebih awal. selang 3 menit, terlihat sungwoon yang turun dari mobilnya sambil menggendong tan.

otomatis aku berdiri dan menghampirinya. aku merasa kasihan saat melihat tan yang terkulai lemas di lengan sungwoon.

"ini udah hari ketiga loh."

aku menoleh, mendapati sungwoon sedang memandangi anjing kecil kesayangannya dengan tatapan sendu.

"dia pasti bakal baik-baik aja," kataku.

lalu kami memasuki ruangan untuk membiarkan dokter memeriksa keadaan tan. mungkin karena ini masih pagi, jadi suasana di klinik sangat sepi sehingga kami tidak perlu mengantri sama sekali.

sementara tan diperiksa, sungwoon hanya diam tanpa berbicara sedikit pun. tatapannya hanya fokus pada tan.

"tidak ada penyakit khusus. dia pasti salah makan sesuatu dan akhirnya muntah-muntah seperti ini," jelas bu dokter.

"kalau begitu kapan dia bisa sembuh, bu?" tanya sungwoon antusias.

"tenang. saya akan memberinya obat dan membiarkannya istirahat sebentar agar kondisinya segera membaik."

"butuh waktu yang lama kah?" kali ini giliranku bertanya.

"mungkin sekitar satu jam. kalau mau kalian bisa pergi dulu lalu menjemputnya nanti atau menunggu di luar."

kami mengangguk-angguk dan berterima kasih pada bu dokter sebelum melangkah keluar dari ruangan.

"kita tunggu aja, ya?" pinta sungwoon sambil menahan tanganku.

aku mengiyakan. kami pun duduk di kursi ruang tunggu.

"kamu udah sarapan?"

"udah. kamu belum?" aku bertanya balik.

"udah sih. tapi gara-gara terlalu khawatir atau gimana, sekarang jadi laper lagi," sungwoon mengusap perutnya.

aku merasa gemas. "nanti pulang dari sini aku mampir ke rumah kamu deh."

ekspresinya yang awalnya muram langsung berubah cerah begitu mendengarku berkata begitu.

"kamu mau masakkin aku?"

"engga, aku mau masak buat tan."

sungwoon cemberut, aku tertawa.

"ya iya lah, masak buat kamu. kalo tan sampe salah makan masakan manusia, bisa-bisa sakit lagi," kataku.

"dasar. kirain beneran," celetuk sungwoon.

setelah itu dia menyenderkan kepalanya pada bahuku. aku juga bisa mendengar suaranya saat menguap.

"ngantuk?"

"iya, semalem aku ga bisa tidur gara-gara kepikiran tan terus," jawabnya dengan mata yang sudah terpejam.

"kamu tidur aja. nanti kalo tan udah boleh pulang, aku bangunin."

"oke. thanks, baby."

sungwoon benar-benar tertidur tak lama setelah itu. aku yang tidak bisa kemana-mana karena harus menopang kepala sungwoon selama 1 jam, memutuskan untuk bermain game di ponsel. sesekali aku membenarkan posisi kepalanya yang hampir merosot dari bahuku.

tak terasa waktu cepat berlalu. seorang suster menghampiriku dan mengabari bahwa tan sudah siap untuk pulang. kabar itu langsung kusampaikan pada sungwoon setelah dia berhasil kubangunkan.

cepat juga anjing kecil itu pulih. sungwoon tampak begitu senang ketika melihat tan sudah sehat. dia langsung menggendong tan layaknya anak sendiri.

"awas ya kamu kalo sampe sakit lagi!" katanya sambil menciumi tan.

aku tersenyum geli. sungwoon yang menyadari bahwa kelakuannya sedang diperhatikan, menoleh ke arahku.

"jangan cemburu dong. nanti ya, giliran kamu pas kita udah di rumah aja," ujar sungwoon keras-keras sambil mengedipkan mata.

what? ha sungwoon are you crazy? berkat dia, sekarang seisi ruangan sedang sibuk menertawai diriku dan pipiku yang memerah.
























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang