Pembuka Cerita

1K 123 25
                                    

Dengan tenang, Ata mulai membuka kedua kelopak matanya. Pusing dan berat yang Ata rasakan. Apa yang sudah terjadi hari ini?

"Yaampun, akhirnya Ata bangun,"

Dua orang di samping ranjang pasien mulai bergerak gusar, entah apa yang sedang mereka lakukan, yang jelas Ata hanya dengar kata-kata yang keluar dari mulut seseorang yang ia simpulkan sebagai bunda.

"Biyyu, panggil Dokter Tanjung sekarang. Bilang Kak Ata udah siuman, cepet! Biyyu, ayo!" jerit Bunda Naha.

Biyyu tersenyum bangga, "Iya bunda,"

"Bunda?"

Dengan cepat Bunda Naha berjalan ke arah Ata. Tangis harunya melihat putri sulungnya itu siuman.

"Iya sayang?" Bunda Naha menggenggam erat tangan kanan milik Ata.

Ata tersenyum penuh arti, "Bunda udah ngga marah sama Ata?"

"Bunda engga pernah marah sama kamu, sayang. Bunda sama Biyyu selalu nunggu kamu siuman. Akhirnya setelah delapan bulan berlalu kamu sadar, sayang,"

"Siapa Biyyu? Delapan bulan? Ata kenapa bunda?" Ata mengerutkan alisnya heran.

Bunda terlihat bingung atas ucapan Ata, bagaimama bisa putri sulungnya tidak mengingat siapa adiknya sendiri, Biyyu.

Bunda tersenyum tenang, "Biyyu kan adik kamu. Delapan bulan lalu kamu coba bunuh diri dengan loncat dari balkon kamar, sayang,"

"Aku punya adik? Sejak kapan? Dan, percobaan bunuh diri, ya bunda?"

Apakah selama itu sampai Ata tak mengingat apapun?

sastagatra, jongho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang