Halusinasi

226 44 19
                                    

Ata perlahan mulai membuka matanya. Hal yang pertama Ata lihat adalah sebuah figura di balik pintunya. Hanya potret dirinya bersama dengan Soraya.

Jadi setelah jatuh pingsan, Ata tidak dibawa ke rumah sakit, ya?

“Ata, sudah sadar?” suara Soraya masuk pada indra pendengaran Ata akhirnya. Soraya menunduk setelahnya untuk kembali fokus pada layar handphone keluaran terbaru milik Ata.

Ata berdeham, “Gabriel sama Biyyu mana, Ra?”

Soraya menggadah. Alisnya bertautan, seperti kebingungan dan tidak mengerti apapun. “Biyyu siapa sih?”

“Jangan ngada-ada kamu.”

“Aku habis pingsan, kan?” Soraya tertawa pelan dengan penuturan Ata baru saja.

Soraya beranjak dan naik ke atas kasur milik Ata, “Kemarin kamu suruh Sora, Gabriel, Aksa, sama Yordan kesini. Tapi, kamu malah masih tidur dong,”

“Jadi, kemana yang lain?”

“Pada beli jajan di depan gajadi lari pagi gara-gara ga tega bangunin Ata, katanya.” Ujar Soraya sambil mengacak pelan rambut Ata.

Ata menggaruk pelan rambutnya, “Jadi, Biyyu sama David itu emang cuma halusinasi aku aja, ya? Bunda yang berubah baik itu juga. Aku udah duga sebelumnya kalau cuma halusinasi.”

“David siapa? Bunda kamu kenapa? Kamu ada apa sih? Aneh banget hari ini,”

Ata mengedarkan pandangannya ke arah laci dekat ranjangnya. Benar, tidak ada apapun disana.

Ata menghela nafas, “Engga ada apa-apa, Ra. Mau nunggu di luar engga? Aku mau mandi, hehe,”

sastagatra, jongho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang