1💨Sahabat

901 47 1
                                    

Sahabat itu, orang yang selalu bikin kita nangis karena ketawa. Bukan karena dikhianatin.

👻👻👻

Suasana hangat sangat terasa dimeja makan kediaman keluarga Edison, celotehan kedua insan yang tengah bercakap ria itu semakin memberi kesan, betapa harmonisnya keluarga ini.

"Vero sama Vera mana mah?". Tanya Kelvin pada Sinta, yg sedang sibuk mondar mandir dapur-meja makan.

"Mungkin masih siap siap, kamu duduk giih, itu udh mamah siapin roti sama susunya". Sahut Sinta yang kembali melangkah menuju dapur.

Sinta memang meyiapkan makanan untuk keluarganya sendiri walaupun mereka memiliki asisten rumah tangga, jadilah ia sangat sibuk dipagi hari.

"Bang, entar lu anterin gua yaahh, pliiiiiisss". Celoteh Vera sambil menuruni tangga yang memang berada dekat dengan meja makan keluarga Edison.

"Kemana emang?". Jawab Kelvin sembari mengunyah makanannya.

"Abisin dulu". Tegur Sinta-mama mereka-mengingatkan, sambil menyiapkan sarapan untuk Vero.

"Ke acara ultahnya Ica, temen gua maunya lu dateng Bang, ayolaaahhh". Ucap Vera dengan muka yg dibuat semelas mungkin.

"Gk ah, males, gua pengen ngebasket hari ini". Kelvin masih masih sibuk dengan makanannya tanpa mengindahkan Vera yg sedari tadi sudah menggerutu tidak jelas mendengar jawaban Kelvin.

"Baaaaang". Vera beralih pada Vero yg baru saja mendudukkan pantatnya pada permukaan kursi disebelah Kelvin.

Vero hanya menatap Vera datar, ia bahkan tidak mengerti apa yg baru saja terjadi dimeja makan selama ia masih dikamar.

"Kalian berdua mah gk asik". Merasa tidak diperdulikan, Vera pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan menju kearah pintu utama tanpa berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Laah?Ngambek tu anak, mamaah vera ngambeeek". Teriak Kelvin pada Sinta yg masih berada didapur, sembari terkekeh geli melihat kelakuan adik bungsunya tersebut.

"Ra". Vera refleks menghentikan langkahnya dan menoleh kearah meja makan, ketika mendengar namanya dipanggil.

"Bang, gua berangkat". Pamit Vero pada Kelvin yang tengah mengambil roti ketiga, karena ia benar benar lapar saat ini.

Kelvin pun hanya berdehem tanda mengiyakan ucapan Vero.

"Verooooo, itu susunya kenapa gk diminuum?Rotinya juga gk habis, nanti kamu lemes sayang". Sinta

"Udah kenyang mah"

"Gk bisa gitu, itu susunya diminum dulu,"

"Udaah mah. Kalo Vero laper juga masih ada kantin"

"Yaudaah, jangan lupa makan siang ya sayang. Hati hati nyetirnya"

"Hmmm"

Vero hanya berdehem pertanda mengiyakan ucapan mamanya, dan mempercepat langkahnya menyamai Vera yang sudah melewati pintu utama rumahnya.

***

"Ro, entar temenin gua yaaahh"

"Roooo"

"Veroooo, iiiih"

Vero mendengus pelan mendengar ocehan kembaran perempuannya itu, jika diluar rumah hilang sudah embel-embel abang yg selalu Vera ucapkan. Sekarang ia membenarkan ucapan ketiga sahabatnya yang mengatakan "cewek itu gk jelas maunya apa". Selama perjalan dia hanya mengoceh tidak jelas, sambil merengek meminta untuk ditemani.

CHOICE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang