Setelah menceritakan yang sebenar nya sudah terjadi kepada Agam, Rina dan Rian langsung kembali teringat akan kenangan menyedihkan itu.
"Berarti, disini Nana itu salah paham ya Ma? Soalnya dia itu udah di racunin otak nya sama Om Hansen. Kasian Nana," kini raut wajah Agam terlihat sendu saat mendengar cerita menyedihkan tentang Olina sang pujaan hati nya itu.
Rina mengangguk. "Iya, tapi sedari dulu saat Mama sama papa ngejalasin ke Olina, dia sama sekali nggak pernah percaya Gam sama semua penjelasan Mama. Satupun itu. Yang cuma dia tau itu Mama sama Papa pembunuh orang tua nya.
"Karena dia begitu membenci Mama sama Papa, dia jadi menghilang dan menyembunyikan jadi diri serta identitas nya dari kita dengan dibantu oleh pihak Perlindungan Anak saat itu," Rina menghela nafas nya dengan kasar.
Rian mengusap pelan bahu istri nya. "Tenang aja, Tuhan pasti udah punya rencana yang indah buat ke depan nya. Percaya deh," Rian berusaha membuat Rina mau mengerti.
"Aku harus bisa buat Nana nggak salah paham lagi tentang masalah ini. Apapun resiko nya, bakal aku lakuin, karena ini menyangkut Nana," Agam menatap kedua orang tua nya bergantian.
"Kalo kamu butuh bantuan, Papa sama Mama nggak akan sungkan buat bantu kamu," Rian tersenyum percaya diri pada anak nya yang langsung dibalas kekehan oleh nya.
"Kalo gitu aku ke kamar dulu," Agam bangkit dari duduk nya dan berjalan dengan cepat menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kamar nya berada.
"Semoga Olina bisa mengerti jika Agam yang menjelaskan ya," ucap Rina pelan.
Rian mengangguk. "Semoga aja."
🍁🍁🍁
"Gue chat Nana ah," kemudian dengan senyum yang merekah, Agam mengetikan sebuah pesan singkat untuk Olina.
Untung saja tadi Kania mau memberi nya nomor Olina, karena kalau tidak, ya entahlah. Mungkin saja Agam tidak akan pernah bisa menghubungi Olina sampai kapan pun kalau itu terjadi.
"Anjir, lengkap banget!! Ada ID LINE nya juga!!" Pekik Agam dengan keras karena sangking senang nya. "Gue chat di LINE aja deh."
Agam Sartorius : hai Nana!!
Setelah ia memastikan chat nya terkirim, Agam langsung beralih ke aplikasi Instagram yang dimiliki nya. Kemudian membuka nya dengan memasukan nama pengguna beserta password nya.
Saat ia berhasil masuk ke dalam akun nya, Agam langsung membuka beranda nya yang menampilkan foto-foto dari orang yang di ikuti nya. Setelah melihat-lihat foto-foto--yang menurut nya sangat membosankan, Agam beralih melihat notifikasi nya.
Berbagai macam coment dan like, serta orang-orang yang menandai nya dalam foto, muncul dengan sangat banyak. Bahkan hingga, Agam harus meng-scrool sampai bawah sangking banyak nya.
Tapi karena Agam termasuk orang yang tidak terlalu perduli akan hal itu, jadi ya satu pun dari notifikasi itu tidak ada yang ditanggapi oleh nya. Hanya dilihat saja. Huh, Agam memang jahat!
Agam yang memang termasuk ke dalam jajaran orang-orang tampan serta populer di Sekolah, terkadang sering membuat nya sedikit risih akan hal itu. Memang mendapat gelar orang yang paling tampan di Sekolah, membuat Agam senang akan hal itu.
Tapi yang membuat nya kesal adalah, social media nya menjadi sangat ramai karena dipenuhi oleh orang-orang yang mengangumi nya. Dan Agam, sangat membenci akan hal itu.
Saat pandangan nya sedang melihat nama-nama pengguna yang menyukai foto nya, tiba-tiba ada nama pengguna yang membuat nya seketika tertarik.
Kania Muthia menyukai foto anda
Agam senang saat dengan tiba-tiba Kania menyukai foto nya. Padahal seingat nya, ia tidak pernah mem-follow akun Kania. Tapi ya nggak papa, Agam malah beryukur akan hal itu.
Karena dengan begitu, mungkin jika Agam melihat akun milik Kania, ia akan menemukan akun milik Olina juga nanti nya.
Kemudian setelah Agam melihat-lihat koleksi foto Kania yang hanya terdiri dari pemandangan senja beserta kalimat yang tersimpan makna, Agam menemukan satu foto yang dimana menampilkan Kania sedang berpose bersama Olina dengan gaya yang menurut nya sangatlah lucu.
Difoto itu terlihat, Olina yang sedang memajukan bibir nya dengan bola mata yang lebar. Sedangkan Kania bergaya dengan bagian ujung kedua bibir nya yang ia tarik menggunakan mulut nya, sehingga bibir nya menjadi terbelah kedua ke atas. Tak lupa juga dengan rambut nya yang di ombre.
Tapi tetap saja, dimata Agam, Olina lah wanita yang paling cantik.
Dan kali ini, Agam patut beryukur lagi, karena untung nya Kania menandai Olina di dalam foto nya itu. Dengan cepat, Agam langsung membuka akun milik Olina. Dan ternyata, akun nya di private!! Membuat Agam harus terlebih dulu mem-follow akun Olina agar bisa melihat semua koleksi foto nya.
Setelah mengikuti akun milik Olina, Agam tersenyum senang. Karena yakin, pasti akan lama jika terus ditunggu sampai Olina menerima permintaan mengikuti nya, Agam kembali ke beranda untuk melihat-lihat foto-foto terbaru.
Saat Instastory milik Kania muncul diatas beranda, Agam dengan segera melihat nya.
Ternyata Instastory milik Kania berisi foto Olina yang sedang berpose dengan tangan yang sengaja ia jadikan sandaran pipi nya untuk digunakan sebagai penopang wajah nya. Dan itu sangat membuat Agam tersenyum saat melihat nya.
Tak lupa juga ditambahkan kalimat oleh Kania dibagian bawah nya. Yang kira-kira beginilah isi kalimat nya.Sesenewen apapun lo, tapi tetap aja ya Na, banyak cowok yang naksir sama lo!! Haha 🐼
"Dari dulu Nana tetep aja lucu ya kalo foto," Agam bergumam seraya meletakan ponsel nya diatas nakas.
Kemudian langsung merebahkan tubuh nya diatas kasur sambil mengenang kenangan yang dulu bersama Olina. Saat masa-masa indah nya itu berputar dikepala nya, dentingan pelan yang muncul dari ponsel nya membuat Agam langsung mengambil nya dengan segera.
Dan ternyata, balasan chat LINE dari Olina lah yang barusan membuat ponsel nya berdering. Dengan pelan, Agam pun membaca balasan dari Olina.
Olina Franklyn : lo siapa y? Nggak kenal gue.
"Lah, dasar Nana!"
🍁🍁🍁
See you next chap guys!! Jangan lupa voment nya yah!💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Hatred
Teen FictionCover by MICIN Disaat kebencian sedang membara dilubuk hati nya, perasaan yang sudah lama ia kubur sedalam mungkin, kembali menguak dengan cepat dipermukaan hati nya. Membuat Olina Franklyn semakin membenci Agam Sartorius yang berkeinginan membuat n...