Flahback on
"Halo San, kenapa telfon?" Tanya Rina.
"Rin, tolong aku Rin!!" Seru Sandra diseberang sana.
Rina mengerutkan kening nya bingung. "Kamu kenapa San?" Kini suara Rina sedikit cemas.
"Aku dan Bimo disekap oleh para preman yang ingin merampak ku dijalan tadi. Dan Olina.. Olina disandera oleh mereka Rin, tolong aku sekarang," ucap Sandra sambil sesekali meringis.
"Baik-baik, aku dan Rian akan menolong mu. Dimana posisi kamu sekarang? Tolong San, tetap bertahan sampai aku datang."
"Aku ada digedung tua disamping daerah terpencil dekat sekolah Olina dan Agam."
"Baiklah kalau begitu. Tunggu aku San!" Kemudian telfon pun langsung terputus.
"Rian!!" Teriak Rina.
Rian datang menghampiri Rina dengan tergesa-gesa karena mendengar teriakan Rina yang sangat kencang.
"Ada apa Rin? Kenapa kamu berteriak seperti itu?" Tanya Rian.
"Sandra Yan. Sandra dan Bimo disekap digedung tua yang ada didekat sekolah Agam! Dan Olina disandera oleh para preman nya Pah," jawab Rina dengan mata yang sudah memerah menahan air mata. Wajah nya pun terlihat sangat cemas sekaligus khawatir.
Rian mengelus lengan Rina lembut. "Tenang Rin, tenang. Kita akan menjemput Sandra dan menolong nya. Selagi Agam sedang tidur, ayo kita pergi," Rina mengangguk. Kemudian kedua nya pun langsung berjalan menuju garasi mobil di depan rumah.
Sampai nya digarasi, mereka langsung menaiki mobil dan Rian yang mengemudi pun bergegas menjalankan nya menuju tempat dimana Sandra dan Bimo disekap.
15 menit berlalu, kini mobil milik Rian pun sampai di depan gedung tua yang sangat menyeramkan.
Kedua nya pun turun dari mobil, dengan rasa cemas bercampur penasaran.
"Apa benar ini tempat nya Rin?" Tanya Rian sambil berjalan masuk mendahului Rina yang sedikit terlihat takut.
Rina mengangguk. Kemudian langsung mengamit lengan kiri Rian dan mencengkram nya dengan erat. Diri nya benar-benar sangat takut saat ini.
"Iya Yan, cuma gedung tua ini doang yang ada dideket sekolah Agam," cicit nya.
Kemudian dengan langkah cepat, kedua nya terus berjalan memasuki gedung tua yang semakin jauh terlihat ada sebuah ruangan dengan suatu titik pencahayaan yang sangat terang.
"Aku yakin, pasti mereka ada disana," bisik Rina.
Sampai nya mereka disuatu ruangan yang sangat terang, ternyata dugaan kedua nya pun benar. Terlihat Sandra dan Bimo sedang duduk dibawah lantai, dengan tangan dan kaki yang terikat oleh tali tambang. Juga dengan wajah memar yang terlihat seperti habis dipukuli dengan sebuah pukulan.
"Sandra!!" Pekik Rina sambil berlari ke arah Sandra yang masih sadar namun pandangan nya sedikit terlihat mulai mengabur.
" Rin-Rina," lirih Sandra terbata-bata.
Dengan cepat Rina langsung melepaskan ikatan yang mengikat tangan dan kaki Sandra. Sedangkan Rian, melepas ikatan Bimo. Berbeda dengan Sandra, Bimo masih tetap sadar walaupun wajah nya tak kalah seperti maling yang ketahuan karena mencopet dan di keroyok masa.
"Siapa yang membuat kalian menjadi babak belur seperti ini?!" Tanya Rian pemuh emosi.
"Iya, katakan, berani sekali mereka memukuli kalian sampai babak belur seperti ini," gerutu Rina dengan kesal sambil mengusap sedikit darah dari bibir Sandra dengan tisu basah yang selalu tersedia di tas nya.
"Mereka adalah orang yang sama. Orang yang selalu saja mengincar saham yang ku punya. Karena dia tidak berhasil mengambil alih saham ku, jadi dia melakukan hal ini pada kami. Kalian jagalah perusahaan kalian dengan baik. Jangan sampai ada orang yang mengincar, karena nyawa kalian bisa saja terancam kalau semua itu terjadi, uhuk-uhuk," Bimo kembali terbatuk-batuk.
Rina dan Rian pun mengangguk. "Bagaimana dengan Olina? Dimana dia San? Apa para bedebah itu masih tetap menyandra nya?" Tanya Rina.
Sandra mengangguk samar. "Iya Rin. Dia dibawa ke ruangan sebelah. Tapi untung nya, mereka tidak berani menyakiti Olina sama sekali. Tolong kalian pergi kesana dan lepaskan Olina dari pada preman itu. Jangan perdulikan kami. Kami mohon Rina, Rian," ucap Sandra dengan penuh rasa memohon.
Kedua nya pun mengangguk. "Kami akan membawa Olina untuk kalian. Dan kami mohon pada kalian, tetap disini dan tunggu kami datang. Jangan lakukan apapun. Karena kami tidak ingin, sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi pada kalian," Sandra dan Bimo mengangguk pelan menjawab ucapan Rian.
"Ayo kita jemput Olina," Rian mengangguk pelan. Kemudian kedua nya pun bergegas ke ruang sebelah untuk menolong Olina.
Saat mereka sudah sampai di ruang dimana Olina disandera, ternyata benar. Karena terlihat dua orang berbadan besar yang menjaga di kanan kiri Olina yang duduk dikursi reyot sambil terisak dengan memeluk boneka panda nya yang terlihat kotor.
"Olina!!" Pekik Rina sambil berjalan mendekat ke Olina. Rian yang disamping nya pun mengikuti nya dari samping.
Olina yang dipanggil pun hanya menoleh sekilas. Kemudian membuang pandangan nya ke arah lain. Rina yang melihat hal itu pun dirundung kebingungan yang sangat besar.
"Hey!! Siapa kalian?! Pergi dari sini atau nyawa kalian akan terancam!!" Gertak salah seorang preman yang memakai jaket hitam. Tak lupa juga dengan wajah nya yang terlihat sangar.
"Tidak penting siapa kami. Lepaskan dia!" Balas Rian dengan dingin.
"Olina sayang, tenang dulu yah. Tante bakal tolongin kamu," ucap Rina sambil tersenyum menenangkan kepada Olina. Lagi dan lagi, Olina hanya menatap nya dengan dasar dan dengan sesegera memalingkan pandangan nya.
"Jangan berharap banyak kau! Kalian tidak akan bisa mendapatkan anak itu!" Preman satu nya yang berambut keriting tertawa meremehkan.
"Serahkan anak itu, dan kalian akan mendapatkan apa yang kalian mau. Uang kan yang kalian inginkan selama ini?" Tanya Rian.
"Waw!! Ternyata ada yang so menjadi pahlawan ya disini," suara berat seseorang, membuat Rina dan Rian pun menoleh dengan bersamaan. Begitu juga Olina dan kedua preman.
"Hansena Manoko," gumam Rina dan Rian berbarengan.
🍁🍁🍁
Budidayakan voment yah guys!!!😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Hatred
Teen FictionCover by MICIN Disaat kebencian sedang membara dilubuk hati nya, perasaan yang sudah lama ia kubur sedalam mungkin, kembali menguak dengan cepat dipermukaan hati nya. Membuat Olina Franklyn semakin membenci Agam Sartorius yang berkeinginan membuat n...