Chapter 9: Yang Paling Dicari

77 12 5
                                    

Terluka parah akibat pertarunganku dengan Duke membuat proyek lubang selku menjadi terhambat. Malamnya aku mengalami demam hebat, membuat diriku dilarikan ke klinik selama berhari-hari. Sementara keempat kawanku terus mengeruk gips tersebut, aku bahkan tidak bisa berbuat apa-apa di atas tempat tidur ini.

...

Tiga tahun sudah aku mendekam di penjara ini, menghabiskan waktuku untuk mengeruk gips yang cukup keras dengan sikat gigi. Bersama empat temanku, seraya memikirkan rencana untuk keluar dari tempat siksaan ini.

"Andy, aku khawatir aksiku akan dilacak dan diketahui," ujarku cemas.

"Kau sudah menyembunyikannya 'kan?"

"Iya, sudah kubersihkan semua."

"Setidaknya itu memberi waktu lebih untuk kita, makanya, selesaikan cepat lubang itu, sekarang kita berpacu melawan waktu Dre, karena pasti suatu saat mereka akan mengetahui aksimu dengan bukti dari hasil-hasil lab mereka."

"Tapi percuma saja cepat-cepat membuat lubang itu jika rencana selanjutnya belum juga dipikirkan. Ayolah kita pikirkan bersama-sama, cepat."

Ditengah perbincanganku dengan Andy, tak disangka tiba-tiba sekelompok tahanan menyerangku. Apa-apaan ini? Kerusuhan pun lagi-lagi terjadi. Aku dan Andy, terpojok oleh mereka bagaikan buronan. Andy pun membalas serangan mereka dengan gerakan-gerakan sadisnya. Sasaran Andy adalah mata. Itulah ciri khas Andy jika berkelahi. Ia mencolok mata orang-orang itu hingga kedua jarinya dipenuhi dengan darah. Sementara aku berkelahi membela diriku seperti biasa. Mereka pun kewalahan, aku dan Andy berlari menjauhinya.

"Apa maksudnya tadi?! Sial!" tanyaku sambil membentak.

"Entahlah, aku tidak tahu," jawabnya tenang.

Apa yang menyebabkan mereka menyerangku? Apa salahku? Semakin aneh saja penjara ini. Oh ya, mungkin ada dari mereka tahanan baru ingin melejitkan reputasinya dengan menghajar dan membunuhku, siapa tahu? Nyawaku kini terancam. Aku harus lebih jeli dan waspada setiap gerak-gerik orang di sekitarku. Bagus sekali, bagus... Tak bisakah keadaan menjadi lebih buruk lagi? Semua menjadi lebih runyam dari yang kuduga. Semakin lama aku mendekam di sini, semakin kecil pula peluangku untuk tetap hidup.

...

Kembali kami berkumpul untuk membahas rencana selanjutnya. Hal ini memang rutin kami lakukan sejak proyek gips ini dimulai, namun selalu saja pada akhirnya kami menemui kebuntuan.

"Mau bagaimana? Tanpa bom, kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Kyu-Jin.

"Jangan khawatir, pasti ada jalan keluarnya," sahut Boris tenang.

"Ngomong-ngomong, Boris, bagaimana caramu menghubungi teman untuk menyuplai bom seperti itu?" tanyaku pada Boris.

"Tiap kali kali kapal berlabuh di Mildwest Dock, ada seorang teman lama yang selalu mengunjungiku dengan menyamar sebagai ABK," jawabnya.

"Kembali ke topik, entahlah aku tidak melihat adanya jalan keluar dari sini," cemas Martin.

"Hentikan ucapanmu, itu hanya membuat kita semakin buta saja," sahut Boris.

"Ssstt!!!" seru Andy.

"Kenapa kau?" tanya Boris.

"Andre, hati-hati, ada dua orang di belakangmu yang terus memperhatikanmu dari tadi, mereka semakin mendekat," ujar Andy.

Seketika kami terdiam waspada. Bersiap untuk perkelahian, aku sedikit menoleh ke belakang. Benar saja, di saat yang bersamaan, dua orang tersebut langsung berteriak dan berlari kepadaku sambil membawa sikat gigi. Terpicu suasana, ketika aku melawan mereka, yang lainnya pun ikut menghajar kami. Kerusuhan pun kembali terjadi, namun bedanya kali ini kami, kelompok Boris melawan seluruh tahanan yang ada di tempat itu.

Penjara Berlayar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang