Jika kalian lupa dengan cerita ini, silakan baca kembali dari awal. Hahahaha.Maafkan atas keterlambatan saya untuk update cerita ini ya kawan. Hehe.
Jiyeon sudah melomat tapi Jungkook dengan sigap berlari kearah Jiyeon, untungnya dia masih sempat dan berhasil menangkap tangan gadis itu. Jungkook memegang tangan Jiyeon erat, napasnya memburu dan keringat mulai membasahi wajah tampannya.
Dia bersyukur masih sempat menangkap tangan Jiyeon walau butuh perjuangan. "Yak!! Pegang tangan ku yang erat, jangan pernah lepaskan!!" Jungkook masih berusaha menahan pergelangan tangan Jiyeon.
Jiyeon terkejut ketika sadar Jungkook menahan lengannya. Jiyeon mendongak keatas, ia melihat Jungkook yang terlihat begitu berusaha keras menahan lengannya."Lepaskan aku!! Biarkan aku mati!! Aku sudah lelah hidup!!" Teriak Jiyeon sambil berontak mencoba melepaskan tangan Jungkook.
"Kenapa kau berpikiran pendek hoh!! Apa kau sudah tidak waras!! Apakah dengan bunuh diri semuanya akan selesai?!" Jungkook tetap bertahan.
"IYA AKU SUDAH GILA!! JADI LEPASKAN AKU!! JANGAN PEDULIKAN AKU!!" Teriak Jiyeon kembali berontak, namun Jungkook tidak menyerah dia tetap mempertahankan Jiyeon.
Jungkook mencoba menarik Jiyeon sekuat tenaga untuk naik keatas tapi Jiyeon tetap keras kepala ingin mati. Jiyeon meraih sesuatu di dekatnya, sebuah besi tajam yang tergantung di dekat tubuhnya yang bergelantungan. Lalu Jiyeon menusukkan besi itu ke tangan Jungkook, Jungkook berteriak namun dia tidak melepaskan genggaman tangannya, darah keluar dari tangan Jungkook, Jiyeon terkejut ketika sadar Jungkook tetap mempertahankannya walau tangannya terluka. "Kenapa...? Kenapa kau tidak melepaskan tanganmu?" Tanya Jiyeon dengan tatapan sendu nya.
"Sampai mati pun aku tidak akan melepaskanmu, aku tidak akan membiarkanmu mati!!" Tegas Jungkook yang membuat hati Jiyeon berdesir aneh.
Jiyeon terharu, dia merasa bersalah sudah melukai Jungkook, akhirnya dengan kekuatan yang tersisa Jungkook menarik tubuh Jiyeon sekuat tenaga dan berhasil.
Setelah berada di atap kembali mereka berdua terjatuh bersama. Jungkook meluk Jiyeon begitu erat setelah berhasil menyelamatkan gadis itu. Dia merasa begitu lega, padahal tadi dia begitu ketakutan akan kehilangan Jiyeon untuk selamanya. Jiyeon masih terdiam dan membiarkan Jungkook memeluknya, dia masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Jungkook, setelah dia melepaskan pelukannya pada Jiyeon dan menyentuh pipi kanan Jiyeon. Dapat Jiyeon lihat dengan jelas betapa khawatirnya Jungkook pada dirinya dan Jiyeon tidak sedang bermimpi saat ini. Jiyeon mengangguk sebagai jawaban atas apa yang Jungkook tanyakan.
Jiyeon memegang tangan Jungkook yang terluka karena dirinya tadi. "Tanganmu berdarah. Cepat obati."
Jungkook menggeleng dan tersenyum tipis pada Jiyeon. "Luka ini tidak penting. Berjanjilah padaku kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti tadi lagi. Kau tidak tahu betapa takutnya aku tadi kehilangan dirimu."
"Kenapa aku harus berjanji? Bukankah akan lebih baik jika aku mati, dengan begitu hidupmu akan damai dan kembali tenang."
"Park Jiyeon kumohon, jika kau mau menghukumku jangan seperti ini, kau boleh melakukan apapun padaku, tapi jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku seperti tadi. Aku minta maaf atas semua sikapku padamu selama ini, aku sungguh menyesal Jiyeon. Aku sadar sebesar apapun aku membencimu perasaanku padamu tudak pernah hilang." Penjelasan Jungkook itu membuat Jiyeon tertegun. Apakah yang saat ini dia rasakan bukan mimpi? Jika ini mimpi maka Jiyeon berharap tuhan tidak terlalu cepat untuk membangunkan dirinya. Tapi Jiyeon langsung sadar dan tidak ingin tertipu lagi dengan Jungkook, mungkin saja dia punya rencana yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Boyfriend ✓️
FanfictionMantan kekasih? Hanya ada dua hal yang terpikirkan jika memikirkannya, kenangan manis yang indah untuk di kenang atau kenangan pahit yang meninggalkan luka bahkan dendam. Park Jiyeon, karena sebuah kesalahan yang ia buat dimasa lalu gadis itu harus...