Jungkook menarik selimut untuk menutupi setengah tubuh Jiyeon. Gadis itu benar-benar terlihat pucat. "Apa kau butuh sesuatu?" Tanya Jungkook yang masih berdiri disamping ranjang Jiyeon. Jiyeon perlahan membuka matanya. Menatap Jungkook sekilas lalu kembali menutup matanya.
"Tidak ada, aku hanya ingin istirahat."
"Baiklah, jika ada apa-apa kau bisa memanggil ku."
Jungkook berbalik, keluar dari kamar Jiyeon. Setelah Jungkook keluar Jiyeon kembali membuka matanya yang sempat ia tutup tadi. Bagaimana reaksi Jungkook jika tahu dirinya terkena penyakit mematikan. Akankah dia bahagia atau malah ikut bersedih. Hanya Jungkook yang tahu hal itu. Jiyeon menutup matanya lagi membiarkan tubuhnya beristirahat sejenak.
....
Para fans fanatik Jungkook tengah menyusun sebuah rencana untuk menghancurkan Jiyeon. Mereka benar-benar marah melihat kejadian di kantin tadi. Mengingat hal itu amarah mereka kembali memuncak.
"Dengan begini aku yakin yeoja pengganggu itu akan benar-benar menyesal karena telah berani menganggu Jungkook. Dia akan merasakan akibatnya." Ucap gadis berambut sebahu dengan senyum mengerikan seperti iblis. Mungkin lebih mengerikan.
Ada sepuluh bahkan mungkin lima belas orang yang berkumpul untuk menyusun rencana mengerikan untuk Jiyeon. Mereka telah dibutakan dengan amarah dan kebencian yang mendalam pada Jiyeon.
"Baiklah, rencana ini akan kita mulai besok. Semuanya sudah harus siap." Ujar gadis yang lain. Mereka benar-benar mengerikan. Entah apa yang membuat mereka seperti ini.
"Kami setuju!" Semuanya sudah setuju dan misi akan dijalankan besok. Nasib Jiyeon akan dipertaruhkan besok, tidak ada yang tahu apa yang mereka rencanakan. Berdoa saja semoga bukan sesuatu yang buruk.
Next Day_
Keadaan Jiyeon sudah kembali membaik bahkan ia berniat pergi ke kampus pagi ini. Jungkook sudah berusaha untuk menghentikan gadis itu. Tapi Jiyeon tetap memaksa untuk berangkat ke kampus. Ia beralasan bahwa banyak pelajaran yang sudah ia lewatkan dan Jiyeon tidak mau mengulang lagi tahun ini.
Karena tidak bisa melawan sikap keras kepala Jiyeon yang sudah sangat parah. Akhirnya Jungkook membiarkan Jiyeon berangkat kuliah dengan syarat jika ada sesuatu atau dia merasa sakit harus menghubungi dirinya atau minta seseorang untuk mengantarnya pulang. Jiyeon menyetujui hal itu lalu mereka berangkat bersama setelah sarapan.
Jungkook tidak mau sampai terjadi hal buruk pada Jiyeon apalagi sampai gadis itu kabur lagi. Bisa gawat jika kedua orang tuanya tahu hal itu.
Golden University_
Pinky melambaikan tangannya ketika melihat Jiyeon yang berjalan seorang diri di koridor yang menuju kelas mereka. Dia senang melihat Jiyeon yang kembali masuk kuliah setelah empat hari absen. Jiyeon membalas lambaian tangan Pinky dengan tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang putih.
"Akhirnya kau masuk juga Ji, aku senang sekali." Pinky teramat sangat bahagia. Jiyeon adalah teman pertamanya di kampus ini jadi wajar jika dia sangat khawatir dan sedih saat Jiyeon masuk rumah sakit kemarin.
"Hem, aku juga senang bisa bertemu dengan mu lagi dan yah, kau harus meminjamkan buku cacatan mu selama aku tidak masuk."
Pinky terkekeh pelan. "Tenang saja, aku sudah mencatat semuanya untuk mu. Jadi kau tidak perlu repot untuk mencatat lagi."
"Jinja? Gumawo Pinky-ah." Jiyeon memeluk Pinky erat membuat gadis itu kesulitan untuk bernafas. Jiyeon yang menyadari hal itu langsung melepaskan pelukannya pada Pinky lalu tertawa bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Boyfriend ✓️
Fiksi PenggemarMantan kekasih? Hanya ada dua hal yang terpikirkan jika memikirkannya, kenangan manis yang indah untuk di kenang atau kenangan pahit yang meninggalkan luka bahkan dendam. Park Jiyeon, karena sebuah kesalahan yang ia buat dimasa lalu gadis itu harus...