"Kapan lo mau move on?"
"Ah, nggak tau gue."
"Mau sampe kapan lo nggalauin doi ha? Dia udah ada pacar juga kan, apa lo mau jadi PHO?"
"Ya enggak lah, apaan sih orang gue juga udah move on"
"Dasar labil banget lo anjir. Kelas yuk!"
Suasana kantin semakin sesak dan ramai oleh suara yang mewakili perut para siswa SMA Rajawali. Terlihat pula beberapa orang siswa perempuan yang sedang mengibaskan tangan mereka mengharapkan angin dari hasil kibasan tersebut yang hasilnya nihil. Matahari terlihat ceria tanpa memperdulikan manusia di bawahnya, egois.
Terlihat dua siswa perempuan berseragam putih abu-abu berjalan beriringan menuju kelas bersama beberapa siswa lainnya. Sheryl bosan mendengar curhatan sahabatnya yang selalu sama setiap waktunya, tentang kakak kelas yang di taksirnya namun dia sudah ada yang punya, miris.
"Sher, cariin bacaan bagus dong,tentang resep masakan atau apa gitu, gue bosen di rumah nggak ada kerjaan" Ucap Alesha sambil mengemas tasnya karena pelajaran terakhir telah usai.
"Mana tau gue yang begituan" Jawab Sheryl sekenanya karena ia masih sibuk membereskan isi tasnya yang kelewat banyak.
"Ah, elo mah. Eh, gue ke rumah lo boleh ya?" Ujar Alesha sambil berkedip manja ke arahnya.
"Gue tabok lo kedip-kedip gitu lagi. Ngapain sih elah gue mau bobok, ganggu aja lo" Jawab Sheryl dengan malas.
"Eh, Sher lo mau nonton pertandingan basket nggak?" Tanya Alesha sambil mengayunkan tangannya di depan muka berharap menghasilkan sedikit angin dari hasil gerakan tersebut.
"Kapan?"
"Sekarang"
"Nggak ah, males gue. Panas gini ada aja yang mau main basket" Jawab Sheryl sambil menyeka keningnya yang berkeringat.
"Please, Sheryl. Temenin gue dong, masa ntar gue nggak ada temen" Pinta Alesha dengan muka memelas.
"Nggak ngaruh tuh muka di gue, udah kebal gue sama muka memelas lo. Nggak mempan"
"Udah pokoknya lo ikut gue" Paksa Alesha. Belum sempat Sheryl menjawab, tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh sahabatnya yang bawelnya minta ampun ini.
"Misi dong, misi ya hehehe, maaf, eh sorry" Alesha berusaha menerobos kerumunan sambil tetap mencengkram tangan Sheryl sampai mereka berdua ada di deretan paling depan. Bagi seorang seperti Alesha adalah mudah untuk menerobos sebuah kerumunan tanpa mendapat ocehan, mungkin ada, tapi Alesha tak pernah peduli.
"OH MY GOD, SHER. Lo liat tuh cowok?" Ucap Alesha excited tanpa menyadari Sheryl yang sudah lepas dari genggamannya.
"Loh, Sher?" Kata Alesha bingung pada dirinya sendiri "Kayaknya tadi gue pegang tangannya, ah bodo deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal
Teen Fictionhis affection was invisible but detectable *caution : this story occasionally contain harsh word (which may be unsuitable for some people)*