2

63 4 3
                                    


Ibarat bunga, Sheryl Keysha Anantika lebih mirip bunga aster yang kecil dan tersembunyi. Usianya masih 16 tahun, ia duduk di kelas X IPS 1. Teman-temannya memanggilnya Sher. Ia masih tinggal bersama kedua orang tua –super sibuk- nya. Sheryl adalah tipe gadis yang lebih suka menyendiri di kamarnya daripada harus touring bersama teman-teman kelasnya. Dia akan mengeluarkan beribu alasan untuk tetap stay di rumah – lebih tepatnya kamar- nya. Ia tak suka buang-buang tenaga untuk ekskul cheerleader atau buang-buang pikiran untuk ekskul KIR sehingga ia dengan terpaksa mengikuti ekstrakurikuler paduan suara walaupun suaranya tak terlalu merdu, lagi pula anak paduan suara itu jumlahnya banyak, tak akan ada yang melihat Sheryl di atas panggung nantinya karena ia akan baris di deret nomor dua. Dan satu lagi yang paling penting, Sheryl paling tidak suka jadi pusat perhatian orang-orang.

Sheryl yang menyadari cengkraman Alesha yang mengendur segera meloloskan dirinya dan diam-diam keluar dari kerumunan yang membuatnya ingin mati karena terik matahari yang terus setia di atas kepalanya. Ia berlari menuju kantin dan memesan jus mangga. Suasana kantin lumayan sepi karena separuh dari siswa SMA Rajawali berada di lapangan dan sisanya sudah berada di rumah dan berlindung dari teriknya matahari hari ini.

Alesha Almaqhvira, siapa yang tidak kenal siswa yang satu ini? Saat baru memasuki SMA Rajawali saja, ada banyak kakak kelas yang langsung meminta nomor ponselnya dan berfoto bersama. Parasnya yang cantik dan sifatnya yang supel membuat Alesha disukai banyak orang. Terkadang membuat Sheryl merasa minder sendiri berada di dekat Alesha, ia merasa lebih seperti babu dibanding sahabat.

Saat sedang menikmati segarnya jus mangga yang menyiram tenggorokan kering kerontangnya, ia melihat seorang siswa berseragam sama sepertinya, namun wajahnya sangat asing. Rambutnya pendek sebahu, badannya mungil, kulitnya bersih dan terlihat sangat cantik.

Model gini nih yang buat gue insecure banget. How can people be so beautiful sedangkan gue udah kayak upik abu gini, dekil.

Setelah menghabiskan jus nya, Sheryl segera bangkit dan berjalan menuju halte yang letaknya tak teralu jauh dari sekolahnya.

"Sher" Panggil seseorang dari belakang. Sheryl menoleh kebelakang dan diliatnya Alesha yang berlari mendekatinya.

"Gila lo gue ditingal sendirian, bingung banget gue. Gue kira tadi gue ngajak setan , bisa tau-tau ilang gitu." Ucap Alesha lebay

"Lebay amat dah lo" Jawab Sheryl sambil kembali melangkahkan kakinya dengan tatapan masih tertuju pada Alesha

"EH SHER AWAS!!!" Teriak Alesha panik. Suaranya nyaring sampai membuat Sheryl ingin pingsan di tempat. Sebuah motor dengan pengendara berseragam sama seperti mereka nyaris saja menabraknya. Motor ninja berwarna biru itu berhenti dengan jarak kira-kira 2 centi dari tubuh Sheryl.

"Bangsat. Nyaring banget teriakan temen lo. Gue ngga bakal nabrak juga kali" Ucap pengendara itu sambil membuka kaca helm yang hanya menampakkan matanya saja.

"Oh sorry sorry. Gue aja yang nyebrangnya ga liat-liat." Sheryl malah yang meminta maaf karena ia merasa telah bersalah dengan menyebrang tanpa melihat keadaan dengan jeli

"Temen lo tuh, brisik banget. Kayak gue mau mbunuh lo aja"

"Hehehe sorry, abisnya gue panik. Lo naik motor cepet bang..." ucapan maaf Alesha terpotong karena si pengendara motor sudah keburu tancap gas tanpa memperdulikan ucapan maafnya.

"Najis. Siapa sih?!" Ucap Alesha kesal

"Gue baik duluan, Lesh. Itu busnya udah dateng. Bye" Pamit Sheryl dan langsung berlari mendekati busnya, namun kali ini memperhatikan jalan saat hendak menyebrang. Alesha masih mengumpat di tempatnya, memaki si pengendara motor.

EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang