Side Story (1)

4.3K 478 34
                                    

Everything on this chapter is before the meeting.

3 Hari sebelum pesta.

Namjoon mendekap Seokjin lebih erat dan mengecup pucuk kepala sang kekasih. "Sudahlah, sayang. Kau tau kan. Mau bagaimanapun, aku tetap menyayangi Jimin sebagai adikku."

Seokjin menghembuskan nafas lelah. "Tapi ia pasti sangat sedih. Hatinya sangatlah rapuh, Namjoon-ah."

Pria tinggi bersurai ke-ungu-an itu kini mendekatkan kepalanya di lehar Seokjin kemudian ia kecup leher tersebut dengan lembut.

"Hyung.. Jimin memang sangat rapuh. Karena itulah aku tak akan pantas bersanding dengannya. Jika aku terus memaksakan, ia hanya akan lebih hancur." Seokjin mengelus lengan Namjoon yang memeluknya dari belakang. "Namjoon-ah."

Namjoon terdiam. Ia menunggu sang kekasih untuk kembali mengucapkan sesuatu. "Bagaimana.. Bagaimana aku harus bersikap di depannya, nanti? Bagaimana jika Jimin menangis? Adik kecilku tak pantas untuk menangis."

Namjoon memutar tubuh Seokjin dan dengan cepat ia mencium bibir tebal Seokjin. Ia melumatnya dengan lembut. Seakan-akan semuanya akan baik-baik saja. "Jimin akan mendapatkan yang lebih baik, sayang. Tenang saja."

Air mata kembali membasahi wajah Seokjin. Diam-diam, ia berdo'a. Semoga apa yang dikatakan Namjoon semuanya benar terjadi.

Di tempat lain, sepasang sahabat yang telah lama tak bertemu, kini saling berpelukan dan mengecup pipi satu sama lain. Mereka pun saling melempar senyum. Dan diantara keduanya, salah satu dari mereka terlihat sedih.

"Min Ah-ya, ada apa? kenapa kau terlihat sangat sedih?" Sosok itu menatap sang sahabat dengan sendu. "Anak bungsuku.. Ia dikhianati tunangannya, Seulgi-ah."

Seulgi terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Ya Tuhan.. Lalu bagaimana?" Min Ah menunduk dan menggeleng kecil. "Entahlah. Mungkin aku harus mencarikannya lelaki lain."

Wanita cantik di depannya itu kini terlihat berpikir. Sebelum akhirnya ia tersenyum. "Min Ah-ya, bagaimana jika kita menjadi satu keluarga?" Senyum ikut merekah di wajah manis Min Ah. "Seulgi-ah! Kenapa kita tidak memikirkan ini dari awal, ya ampun!"

Mereka berdiri dan kembali berpelukan. "Oh- ya ampun! Seulgi-ah, kau pasti akan menyukai anakku yang cantik ini!" Seulgi melepas pelukannya dan menatap Min Ah dengan bangga. "Kau pun pasti akan menyukai anakku yang keren, Min Ah-ya."

Mereka tertawa bersama dan kembali duduk untuk menikmati waktu mereka dan kembali berbincang selayaknya sahabat.

........

Pagi itu, seorang Min Yoongi terkesima. Ia terdiam sejenak saat melihat seseorang keluar dari mobilnya. Saat itu Yoongi tidak dapat melihat dengan jelas wajah sosok tersebut. Yang dapat ia tangkap dengan jelas adalah surai merah muda nya dan pancaran auranya yang indah.

Jika saja sang kekasih tidak mengecup pipinya, mungkin ia tidak akan berhenti menatap sang pencuri atensinya. Walaupun sosok tersebut mencium seorang lelaki yang ia yakini adalah kekasihnya, ia tidak peduli.

Yoongi tidak peduli.

Yang ia pedulikan adalah, bagaimana ia dapat mengenal lebih dekat sosok tersebut.

Dan Tuhan mengkabulkannya dengan sebuah pesta yang sejujurnya ia sangat tidak ingin datang.

Mungkin memang benar kata pepatah. Perkataan seorang ibu itu mutlak. Dan selalu menjadi berkah.

Dan Min Yoongi pun akhirnya tersenyum sepanjang malam.

............

Well.. ini sebagai minta maaf juga sih. >< dan chapt ini special untuk talibeha and xxzaku. si duo spammer yang paling sering nagih fanfict ini. :""

DAN AKU MENAMBAH PART BARU. HAHAHAHAHAHAHAHA

akan ada perombakan untuk chapt kedepannya. Hehehehe stay tune, gaes. 😘

Ku kangen kaliaan. tapi ku masih gk mau masuk ke grup. :" hehe. bujuklah diriku ini..... /slap

Mind for Vote + Comment?

Silent MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang