Terbangun dari mimpi buruk yang hadir menghantuinya. IU terduduk lemas, perjalanan panjang yang menyisakan sebuah rasa rindu. "Aigoo ada apa denganku? Tidak! Jungkook adalah teman baikku." Ketus IU pada dirinya sendiri, yang mulai merasa jengkel
dengan dirinya sendiri.Malam yang berselaput kain sutra di lapisan tanah yang dipijak. Jungkook melangkah menuju apartemen.
Pintu terbuka dengan tenang, suara musik memecahkan kesunyian. Keenam pria terduduk di sofa dengan wajah yang ditekuk, kecuali dirinya yang saat ini kebingungan melihat adegan dihadapannya.
"Ada apa ini?" Tanya Jungkook menghampiri keenam kakak - kakaknya itu.
"Oh Jungkook, wasseo. Kemari duduklah! Aku akan mengambil minum untukmu." Seru Seokjin.
"Tidak Jin Hyung. Katakan dulu ada apa ini sebenarnya?" Jungkook kembali bertanya dengan sorot mata yang tajam, sungguh menakutkan.Mereka terdiam menatap Jungkook. Seolah - olah mereka dipaksa membisu.
"Baiklah aku akan pergi mencari tahunya sendiri!" Tegas Jungkook melangkah keluar ruangan itu.
"Jamkkan!"Kakinya diam, setelah mendengar panggilan Jimin. Ia berbalik, raut wajah keenam pria itu berubah sangat mengerikan.
Buliran air berjatuhan dari mata mereka disertai hidung dan bibir yang memerah. Jungkook semakin bingung. "Ada apa ini?" Batinnya yang terheran - heran, tak mampu membaca raut wajah mereka yang kini ia tatap lekat.
Flashback
Pagi yang cerah di kantor Agensi Big Hit Entertainment. Manejer Kim datang dengan raut wajah yang pucat pasi.
"Hyung kau kenapa? Apa kau sakit?" Tanya Seokjin yang mulai cemas.
"Ani." Jawabnya.
"Lalu mengapa wajahmu pucat dan mengeluarkan keringat dingin?" Kini giliran Taehyung yang bertanya.
"Telah terjadi sesuatu."
"Apa itu?" Tanya Jimin mulai penasaran dengan ketegangan yang menyelimuti perasaannya.
"Sebenarnya saat ini kita berduka."
"Berduka? Siapa yang berpulang?" Tanya Suga dengan sorot mata yang ketakutan penuh akan kegelisahan.
Seperti membayangkan bom atom yang siap menghancurkan segalanya di muka bumi ini.
"Ibu Jeon Jungkook, magnae kita." Jawab Menajer Kim secara to the point.
"Mwo!?" Seketika Namjoon dan Hoseok bersuara secara kompak.
"Bagaimana bisa ini terjadi?" Tanya Jimin.
"Itu terjadi dengan sangat cepat. Ibu Jungkook mengalami serangan jantung, yang dikarenakan ledakan pistol." Jelas Menajer Kim.
Hening........
Tak ada yang bersuara, hanya terdengar isakan derai air mata.***
"Bersabarlah Jungkook." Hibur Taehyung.
"Perlukah kami ke Bus an menemui ayah dan kakakmu?" Tanya Jimin.
"Tidak Jimin Hyung. Aku akan ke Busan seorang diri, kalian tetap disini. Aku berjanji seminggu lagi akan kembali. Aku pergi!" Jawab Jungkook dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Hoseok.
"Biarkan saja dia menenangkan diri dulu." Jawab Kim Namjoon dengan wajah tegarnya.
"Jin Hyung aku akan pergi Ke Busan menyusul Jungkook. Ku mohon izinkan aku?" Pinta Jimin.
"Arraseo! Pergilah! Jaga dirimu baik - baik." Seru Seokjin.Jimin berlari menuju kamarnya mengambil koper yang akan digunakan menyimpan pakaiannya dalan perjalanan ke Busan. Serta tas gendong kecil berwarna biru yang berisi peralatan musik, handphone, saput tangan, kacamata, topi dan headset.
Busan
Busan merupakan kota metropolitan terbesar di Korsel setelah kota Seoul. Secara geografis, Busan terletak di wilayah pantai tenggara Korea, di tepi sungai Nakdong, sungai terpanjang di Korea yang bermuara di Selat Korea. Busan juga merupakan kota pelabuhan terbesar dan memiliki pantai terpanjang di seluruh Korea.
***IU prov
Aku termenung saat mendengar kabar BTS saat ini sedang berduka. Mataku menerawang ke segala penjuru arah dinding kamarku.
"Apa aku salah mencintai Kim Taehyung?" Batinku.Tanganku mulai menari diatas layar ponsel, aku berniat mengirim pesan pada pria yang sangat aku inginkan dalam hidup ini. Aku menekan "send". Pesan itu telah terkirim dan menanti sebuah balasan.
Apartemen BTS
Kim Seokjin sedang menyiapkan makan malam di dapur. Tangannya lincah menari dengan pisau dapur, mencincang bahan yang akan ia jadikan bumbu penyedap dalan masakannya.
"Jin Hyung?" Panggil Taehyung.
"Mwonde?" Tanya Seokjin.
"Aku ingin berlatih suaraku ke practice room. Sepertinya aku akan pulang larut malam Hyung." Jawab Taehyung.
"Baiklah, hati - hati di jalan Tae." Pesan SeokJin penuh perhatian.
Taehyung prov
Ponselku bergetar, seketika membuatku terdiam. "Siapa yang menghubungiku?" Tanyaku.
Aku membuka pesan itu.
IUSunbae : "Taehyung bisakah kita bertemu besok di cafe? Jika kau bisa, balas pesanku dan ingat isi kan waktu. Gomawo."
Aku memang tampan, pantas saja banyak wanita yang mengincarku. "Uh! Taehyung kau memang tampan." Pujiku terhadap ketampananku.
Tanpa berpikir panjang aku menerima ajakan gadis yang tergila - gila akan pesonaku.
***
BusanJungkook telah menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya. Seorang Ibu yang mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan putra setampan Jungkook.
"Eomma mianhae?" Ucap Jungkook serak.Kakinya terasa berat untuk melangkah menuju rumah yang kini berdiri kokoh dihadapannya.
"Kau bersamaku." Suara pria yang tak asing di telinga Jungkook. Ia terkejut mendapati Jimin berdiri tepat dihadapannya.
"Bagaimana bisa Jimin Hyung ada disini?" Tanya Jungkook penuh dengan rasa penasaran yang membara.
"Karena aku menyayangimu melebihi hidupku Kookie." Jawab Park Jimin.
Jungkook terdiam.
"Kayoo!" Ajak Jimin.
"Ne, Jimin Hyung." Sahut Jungkook.Mereka bersama melangkahkan kaki, menuju bangunan yang telah memberi kehidupan dalam hidup ini.
Dibaca ya readers.
Maaf ceritanya sedikit aneh, tapi seru kalau dibayangin.
Ingat vote ya, gamsahamnida semuanya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think You Mine [KookU], Series1
Romansa[Amazing cover by : @stickwtjk] Kehidupanku terlalu membosankan, tapi saat aku mengenal pria itu aku jadi paham cinta itu apa. Aku berharap dapat memiliki pria yang sama sekali enggak pernah memperhatikanku , hingga suatu hari seseorang datang da...