Recognizing a Mistake

728 76 3
                                    

Pertemuan Indah Kim Taehyung  dan IU.

      Cafe ini mulai ramai saat IU menginjakkan kakinya di salah satu meja. Ia terduduk, menanti kedatangan pria yang ia hubungi tadi.
"IU Sunbae?" Sapa Taehyung.
"Hooh, wasseo. Duduklah!" Sahut IU ramah.
Hening.......
10 menit kemudian
"Kau ingin pesan apa?" Tanya IU.
"Jus jeruk saja."
"Baiklah."

        IU memesan saat pelayan mendekatinya. 2 jus yang beda rasa telah menghiasi meja yang awalnya kosong.
"Ehm..." (IU berdehem).
"Sunbae apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya IU.
"Sebenarnya aku hanya ingin mengenal tentang dirimu Taehyung." Jawab IU.
"Hooh begitu. Apa yang ingin sunbae tahu tentang diriku?"
"Apa yang kau suka?" IU memulai pertanyaan pertamanya.
"IU Sunbae." Jawab Taehyung.

             Jawaban yang seketika mengejutkan, bagaikan bom atom yang meledak didadanya. Sesak yang memburu dirinya.
"Mak-maksudmu?" Tanya IU terbata - bata."
"Aku hanya bercanda Sunbae. Baiklah aku akan menjawabnya, yang aku suka adalah tarian dan suara merdu." Jawab Taehyung, mengedipkan mata kirinya.
"Oh!" Sahut IU, yang memahami jawaban yang keluar dari bibir pria tampan itu.
"Sunbae?" Panggil Taehyung.
"Ia." Jawab IU.
"Sunbae kau sedang sibuk hari ini?" Tanya Taehyung.
"Tidak. Mengapa kau bertanya begitu?" Ia berbalik bertanya.
         Bola mata cokelat yang pria itu miliki sukses menyihir IU.
"Begini IU Sunbae. Bisakah kau menemaniku berlatih vocal?" Pinta Kim Taehyung.
"Baiklah."
                    ***
Practice Room

           Taehyung melangkah di depan IU. Ruangan yang sunyi dan sepi, hanya suara dan hentakan kaki yang mengisi kenyamanan ruangan itu.
"Duduklah!" Pinta Kim Taehyung, menunjuk kursi disebelahnya.

       IU menurut saja, tatapannya menyusuri setiap celah tempat sunyi yang kini ia pijak. Namun pikirannya membayangkan sosok pria yang memberi kenyamanan baginya.
"Sunbae dengarkan suaraku!" Seru Taehyung."
"Ne." Jawab IU.

Taehyung Voice
nae ane jageun tteollimi isseoyo
najocha moreudeon naccseon moseubijyo
sum swilttae mada sumgyeodun nae maeum
jogeumssik kkaeeona jakkuman chaolla
nae aneun neoui bicceuro muldeureoyo
nuneul gamado bicheoreom seumyeodeun
geu sarami neoraseo geu sarami neoraseo
meori sogen tteooreujiman
maeum soge sumgyeo dun
naen ipsul kkeute geollin i mal neol saranghae
neoreul bolttaemyeon misoga beonjyeoyo
yejeonen moreudeon naccseon moseubijyo
sarange seotun nae moseubijiman
ijeneun yongginae jogeumssik dagaga
ni aneul naui bicceuro muldeurillae
nuneul gamado bicheoreom seumyeodeun
geu sarami neoraseo geu sarami neoraseo
meori sogen tteooreujiman
maeum soge sumgyeo dun
nae ipsul kkeute geollin i mal neol saranghae
neujji anhgil baraeyo
jigeum naega dallyeoga
neoreul pume kkok angoseo gobaekhalge
nuneul gamado bicheoreom seumyeodeun
dan hansaram neoraseo naui kkeuteun neoraseo
deoisang sumgil su eopseoseo
gyeolguk neoyeoya haeseo
naeipsul kkeutnae gobaekhan mal neol saranghae
(Because of you-ParkHyungSik).

        Senyuman indah itu mengembang di wajah IU, ketertarikan akan wajah pria dihadapannya itu seakan menghipnotisnya dalam satu kedipan mata.
"Sepertinya aku tak mencintai pria ini, tapi aku hanya kagum akan ketampanannya. Bukan kehangatan yang aku dapat saat bersama pria ini, berbeda dengan pria itu. "Mungkinkah aku sebenarnya mencintai pria yang hadir dalam waktu singkat itu? Aku merindukannya. Dimana dia saat ini?" Batin IU.
                      ***
Busan

           Kobaran api mulai merambat ke seluruh sel - sel kulit yang telah mati. Langit yang awalnya cerah berubah menjadi awan mendung yang menyanyat hati. Hari - hari penuh tangisan, kerinduan tersirat didalamnya. Merindukan tubuh yang telah bersemayam dengan balutan api yang penuh kenikmatan.

         Jeon Jungkook bersedih akan mendiang ibunya, kepergian ibunya menyisakan rasa sesak mendalam. Yang merasuki relung jiwanya, seakan - akan pikirannya gelap tanpa sinar sedikitpun.

Jeon Jungkook Pov

Eomma gomapseumnida
Eomma saranghaeyo?
Eomma yepoyeo.

     Aku putramu merelakan kau pergi, setelah lama kita bergandengan tangan. Membentang hari di taman melati milik kita, ibu tersenyumlah!
Sambut mentari baru di dunia baru.
Aku putramu akan tersenyum saat melepasmu.
Eomma saranghae?

         Usai aku melepaskan wanita yang telah melahirkanku dan merawatku hingga aku tumbuh menjadi pria dewasa. Belum pernah terpikir olehku jika rasa kehilangan sungguh menyakitkan, penuh dengan kesengsaraan.

         Belum sempat aku memperkenalkan wanita yang sangat aku cintai padanya. Ia secepat ini pergi, walau sakit ini telah merambat aku berusaha tegar. Aku yakin pada satu hal, ibuku akan lahir kembali dalam bentuk berbeda.
I love you Mom.

Park Jimin Pov

                Mataku lekat menatap ritual pelepasan dihadapanku. Rasa sedih aku rasakan, saat seorang ibu telah pergi berpulang kepangkuan-Nya. Meninggalkan sanak keluarganya yang merasakan rasa sedih mendalam. Bahkan air laut tak dapat menghanyutkan kesedihan yang dirasakan.
                    ***

Seoul
Kantor Agensi Big Hit Entertainment
        Ruangan yang luas dikelilingi meja panjang dan bangku yang terselip di dalamnya. Manejer Kim merasakan pening dikepalanya, seperti akan mati saja.
"Hyung kau kenapa?" Tanya Suga.
"Tidak apa - apa, hanya sedang sakit kepala." Jawab Manejer Kim.
"Hyung ada yang ingin aku katakan." Ucap Suga.
"Mwonde?" Tanyanya.
"Sebentar lagi Jeon Jungkook, Kim Taehyung dan Seokjin Hyung akan Wamil. Bagaimana dengan nasib boygruop kita?" Tanya Suga penuh harapan.
Manejer Kim terlihat sedang menimbang - nimbang pertanyaan Suga. Seketika ia tersenyum, seperti orang yang baru meraih mendali emas.
"BTS akan tetap berjalan. Walaupun kalian dipisahkan selama 3 bulan dengan panggung hiburan." Jawab Manejer Kim.
"Maksud Hyung, kita aktif  dalam reality show dan tidak bernyanyi lagi selama 3 bulan." Timpal Jung Hoseok.
"Benar!" Tegas Manejer Kim.
"Aigoo, ini tantangan sangat berat." Keluh Namjoon.
"Gweanchana. Setidaknya kita dapat libur 3 bulan. Menyenangkan!" Seru Hoseok.
      Semua mata menatap sinis Jung Hoseok yang kegirangan, mereka berdiri dan pergi. Ia terdiam melihat tingkah keempat pria yang duduk bersamanya tadi.
"Hyaa!!! Jamkkan?" Seru Jung Hoseok.
                      ^ㅇ^

IU Pov
       Aku ingin menemuinya, tapi hari ini kesibukan kembali hadir. Aku pernah berpikir mengajaknya  pergi mengelilingi Korsel, namun apa dayaku pekerjaan adalah hal terpenting dalam hidupku. Semoga waktu yang akan mengatur pertemuanku dengannya lagi.
          Korden jendela memberi celah sinar mentari merekah, mencubit sebagian kulit indahku.
"Wah.... hangatnya!" Seruku, merasakan kehangatan sinar mentari.
          Tanganku mencari benda yang sangat berarti dalam hidupku. Benda yang berbentuk persegi panjang dengan layar handphone serta kualitas bagus yang benda itu miliki. Mataku edarkan ke seluruh pelosok arah di rumahku, namun hasilnya nihil tak ada yang bisa aku temukan. Ini sungguh! Ponselku lenyap.
                     ***

















Readers yang yoonlel cintai ingat divote ya dan dicoment ya! Maaf kalau belum bisa ngelarin soalnya mau siap - siap Ujian nih!
O ya satu lagi semoga senang membaca FF yang aku buat, maaf masih pemula soalnya. Jadi sedikit loncat" gitu ceritanya.
Gamsahamnida
Thanks You.

I Think You Mine [KookU], Series1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang