The almost forgotten 2

693 69 4
                                    


     Ruangan yang berukuran 4 * 4 m2 tepatnya ruang tamu rumah lee Ji Eun. Semua benda tersusun begitu rapi di ruangan tersebut. Lee Ji Eun sejak kecil tinggal bersama kakeknya, jauh dari kedua orangtuanya yang menetap di Jeju. Kerinduan selalu hadir merasuki dirinya dalam kesendirian, seperti papan tanpa noda.
            Kakinya melangkah menaiki tangga, menyusuri setiap tahapan - tahapan dalam hidupnya. Tangannya menarik gagang pintu.
Krek............
             Pintu itu terbuka, kamar yang berukuran sedang milik Lee Ji Eun. Lemari buku penuh akan tumpukan buku yang tersusun rapi dan meja belajar berukuran sedang terpanjang rapi dan bersih. Lee Ji Eun meletakan tas gendongnya di meja, menyeburkan tubuhnya yang masih melekat dengan seragam sekolah ke ranjang. Tangannya memeluk bungkusan tersebut.
"Semoga segera mungkin dia menjadi millikku." Batin Lee Ji Eun.
              Mata indahnya terbuka, ia mulai merobek - robek bungkusan kado itu. Ada ribuan pertanyaan menyelimuti pikirannya saat ini. Hadiah yang ia pikirkan istimewa, itu hanya sebuah novel.
"Maksudnya? Ini? Aigoo! Aku terlalu berharap." Keluh Lee Ji Eun.
Ia mengambil sebuah kota berbentuk peti dari meja belajarnya. Novel itu kini telah memenuhi kota tersebut.
"Aku akan mandi, setelah itu aku akan membaca novel indah ini." Seru Lee Ji Eun.
         Suara gemericik air menghiasi kamar mandi, Lee Ji Eun mengusap pelan wajahnya. Shampoo telah mendarat ke rambut panjangnya yang hitam lekat itu. Hingga menit terakhir ia keluar dengan menggunakan handuk yang menyelimuti tubuh telanjangnya.

IU Pov
"Aku siap." Seruku.
Aku bersila diatas ranjang tidurku, aku mengambil kotak peti itu. Mataku mulai membaca cover dari novel itu, sedikit lucu setelah aku membaca judulnya.
"Memimpikan sebuah cinta lucunya." Seruku.
          Matanya mulai menyusuri setiap halaman novel. Paragraf demi paragraf membuatnya lupa oleh waktu. Dengan berbagai ekspresi ia perlihatkan. Wajahnya terkadang senang, tertawa bahkan meneteskan air mata. Hingga pada halaman terakhir, tawa lepas membanjiri wajah manisnya.
"Aigoo! Novel ini benar - benar memusingkanku saja." Keluhnya. Namun ia tersenyum lepas setelah mengetahui kisah di dalamnya, "Perjuangan cinta? Sungguh menarik." Batin Lee Ji Eun.

Jungkook Pov
           Mataku lekat akan langit malam yang dipenuhi ribuan bintang. Dentuman yang terasa di dalam seketika menghancurkan fokusku. Ini kali kedua aku merasakan napasku berat dan jantungku berdetak tak beraturan.
"Mengapa rasa ini datang lagi." Keluh Jeon Jungkook.
        Saat aku ingin bangun dari dudukku, ada rasa yang berat menyambar kakiku.
"Aish! Kakiku keram." Keluhku.
         Minyak penghangat dekat meja belajarku, aku mengambilnya dan menuangkan 3 sampai 4 tetes. Ku usapkan tetesan minyak yang melekat ditanganku dan mulai mengusapnya perlahan - lahan hingga rasa kakiku itu membaik.
"Ji Eun Sunbae kau memang gadis impianku." Seruku saat pikiranku mulai membayangkan wajah cantik itu.
         Suara pintu terbuka membuatku memalingkan wajah ke arah pintu.
"Eomma (Ibu)." Seruku.
"Jungkookie, ada yang ingin eomma tanyakan padamu." Ucap Ibunya.
"Mwo?" Tanyaku penuh rasa keingintahuan.
"Setelah kau lulus SMP kau ingin melanjutkan kemana?" Tanya Ibu secara to the point.
"Eomma aku belum memikirkan hal itu." Jawabku dengan suara lembut yang penuh ketenangan.
"Mengapa begitu? Setidaknya kau memiliki sebuah tujuan. Apa kau tak mau membuat eomma, appa dan hyungmu bangga?" Seru ibuku dengan menatap lekat diriku yang masih membeku.
"Ani eomma, maafkan aku atas perkataanku tadi. Jujur saja aku ingin menjadi seorang tentara. Namun ada sebuah impian yang harus aku gapai." Jelasku.
"Impian apa?" Ibuku kembali bertanya.
"Eomma aku mencintai seorang gadis yang berbeda, ia bagaikan permata yang tersembunyi karena ditutupi akan lumut. Aku ingin meraihnya dan mengikuti jejaknya. Eomma aku ingin menjadi aktris boygrup. Eomma restui aku?" Paparku tanpa rasa ragu.
"Sayangku, eomma tahu itu akan terasa berat. Tapi aku sebagai eommamu akan selalu mendukung jalan apa yang kau sukai. Eomma mencintiamu putraku?" Timpal Ibuku dengan bibir yang menyunggikan senyum manis miliknya.
"Gomawo eomma." Ucapku dan menarik tubuh ibuku ke dalam pelukan hangatku.
"Tidurlah, besok kau harus mengantarku ke pasar. Restuku akan selalu menyertai putra tercintaku." Seru Ibuku menepuk - nepuk bahuku, dan beralih ke keningku dengan sentuhan berupa kecupan.
"Ne eomma." Jawabku membalas kecupan lembut ditanganya.
           Ibu yang aku cintai, melangkah ke ambang pintu dan berbalik dengan senyuman dibibir tipisnya itu.
"Eomma saranghaeyo? (Ibu aku mencintaimu?)" Batinku.
            Kumatikan lampu utama kamarku, hanya lampu meja belajarku yang masih menyala. Namun mataku belum bisa tertutup, walah tubuhku sudah tertidur. Melekat dengan ranjang kemananku, napasku mulai netral. Rasa dentuman itu seakan hanyut bersama dengan mataku yang perlahan - lahan tertutup. Akhirnya aku masuk ke alan mimpiku.
~
~
~
~
~
My Dream
SMA KIRIN
             Mentari menyambut haru pertama Jeon Jungkook bersekolah di SMA Kirin. Rasa senang sekaligus gugup menyertai alam pikirnya.
"Apa yang akan terjadi saat bertemu dengan Lee Ji Eun Sunbae?" Batin Jeon Jungkook saat menatap gerbang SMA Kirin

I Think You Mine [KookU], Series1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang