Balas dendam

1.8K 196 11
                                    

Malam itu aku berjalan tak tentu arah. Aku hanya berpikir untuk menghilangkan semua perasaan kesal dan marah.

Aku berdiri di depan mesin penjual minuman lalu memilih sebuah minuman dingin. Lalu kembali berjalan di dinginnya cuaca malam ini.

" Oi "

Aku menoleh ke arah suara.

" Mendinginkan pikiran? " tebaknya.

" Hn "

Dan entah kenapa kami malah jalan bersama dan bicara. Padahal sebelumnya di sekolah dia hanya bicara seperlunya.

" Aku tidak tau siapa orang yang kau maksud itu, tapi menurutku daripada kau terus menyimpan dendam seperti itu kenapa tidak kau terima saja "

" Haaa? " ucapku tak percaya.

" Kalau aku jadi kau, aku akan berusaha menerima keadaan "

" Kau tidak mengerti apa-apa Shikamaru "

" Nah.. aku hanya malas harus berurusan dengan sesuatu yang menyusahkan "

Aku diam membuang muka.

" Sasuke.. Emosi hanya akan membuat tubuh dan pikiran mu menjadi lebih lelah daripada gym.. ya kan? "

Aku masih diam melihatnya.

" Mudah bagimu mengatakan hal itu "

" Nah.. aku kan hanya memberi saran "

Aku kembali memalingkan wajahku dan meneguk minuman di tanganku.

" Aku belok sini " ucapnya.

" Hn "

" Jaa "

Dan kamipun terpisah di pertigaan jalan. Sepanjang jalan aku terus memikirkan setiap kata Shikamaru.

" Aku harus menerima dia tinggal dirumahku? Sekolah di tempat yang sama, bahkan makan makanan yang sama juga? "

Buk

Ku pukul sebuah tiang listrik di jalan tuk melampiaskan amarahku.

" Seperti aku bisa saja "

Lalu kembali kerumah saat ku lihat malam semakin larut.

Cklek

" Eh? "

Cklek..cklek.. cklek...

Pintunya terkunci dari dalam!

" Apa-apaan ini.." gerutuku.

Aku kembali mencoba membuka dan mengetuk namun tak juga ada jawaban dari dalam. Lalu berjalan ke samping, kamar Nii-san yang baru bersama Yugao. Lampunya mati!

" Cih "

Di tengah kekesalanku tiba-tiba sebuah tali jatuh dari atas. Aku mendongak ke atas.

" Naiklah "

" Cih "

Ingin menolak tapi aku tak punya pilihan. Aku tak mungkin tidur di teras dengan cuaca seperti ini. Terpaksa.. harus kau ingat ini terpaksa.

Ku raih tali itu dan masuk ke balkon kamarnya.

" Apa yang kau inginkan? " tanyaku saat sudah di atas.

" Tidak ada "

" Aku tak ingin hutang budi terutama padamu "

" Anggap saja ini balasan karna sudah menolongku siang tadi "

" Itu artinya kita impas "

" Hm " angguknya.

" Minggir "

Srrttt

Dan pintu kaca itupun tertutup tepat saat aku ingin melewatinya. Aku mengernyitkan dahi melihatnya.

" Lompat " ucapnya tersenyum.

Aku mendelik menahan geram. Lalu lompat ke balkon kamarku sendiri.

" Arigatou " serunya.

Bruk

Ku tutup pintu kaca ku lalu berbaring di tempat tidur.

" Jangan harap aku akan mengatakan itu padamu "

~Skip~

SasuHina - Rival SejatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang