Sepulang sekolah di depan gerbang.
" Itu seperti mobil Nii-san " pikirku.
Ku percepat langkahku mendekat pada mobil itu. Dan benar saja, ada Nii-san di dalamnya.
" Apa yang kau- "
" Ah Hina-chan " ucap Nii-san tiba-tiba.
Aku menoleh ke belakang.
" Ayo " ajak Nii-san.
" Nii-san " seru ku.
" Sasuke kau naik kereta saja ya karna aku buru-buru "
" Haaa?? "
Brrmmm
Lalu mereka pergi meninggalkanku. Sial.. baka Nii-san!
Ini benar-benar keterlaluan. Bahkan Nii-san rela meninggalkanku begitu saja. Padahal kita tinggal serumah tapi..
" Arrrggg.. "
" Guk "
Seekor anak anjing kecil di jalan menoba mendekat.
" Guk.. guk..guk... " balasku menakutinya.
Lalu anak anjing itupun pergi tunggang langgang karna ketakutan.
" Ugh.. lihat saja nanti aku pasti akan menarik rambutmu dari dalam sampai supermarket depan " rutukku.
Untuk sesaat aku membayangkan ekspresi wajah Nii-san yang kesakitan karna aku menarik paksa rambutnya yang panjang.
Cklek
" Okaerinasai "
Gadis itu datang menyambut kedatanganku.
" Cih "
Ku lepas sepatuku lalu naik ke kamarku. Kau pikir dengan begitu aku akan memaafkanmu hah? jangan mimpi!
Ku rebahkan tubuhku di ranjang, lelah. Hari ini benar-benar sangat menguras tenaga. Bukan.. bukan.. bukan gym atau eskul yang membuatku lelah. Tapi menahan geram juga emosi yang banyak mengambil energiku.
Krrskk.. krsskk..
" Kemarilah.. kemarilah.. "
Antara sadar juga setengah tertidur, samar ku dengar suara seseorang tak jauh dari sini. Ku buka mataku perlahan lalu berjalan menuju arah suara.
" Oi apa yang kau lakukan? "
Gadis bodoh itu ada di atas pohon dekat balkon ku.
" Aku ingin menolong kucing itu " ucapnya memeluk dahan pohon.
Bodoh, sungguh. Tidak salah aku menyebutnya begitu. Bagaimana bisa dia ada diatas pohon ini? Bagaimana cara dia naik?
" Pus.. kemarilah.. "
Aku masih diam melihatnya. Dia benar-benar gadis bodoh. Saat aku akan meninggalkannya dan kembali ke kamar tiba-tiba kucing itu melompat ke balkon ku.
" Ah " serunya.
Aku menoleh tak mengerti dengan cara berpikirnya.
Krrtttkkk
" Eh? "
Krrttkkk
Suara retakan dahan itu semakin terdengar. Aku masih diam melihatnya, atau lebih tepatnya aku menunggu dia meminta tolong padaku.
" Tasukete Sasuke-kun.. onegai... " bayangku.
Untuk sesaat aku memikirkan ekspresinya yang memohon padaku. Lalu tersenyum sendiri membayangkan kemenanganku.
Tapi nyatanya hingga beberapa kali suara retakan dahan itu terdengar tak juga dia meminta tolong padaku.
" Kyaaa.. "
Greb
" Bodoh.. kenapa kau diam saja? "
Tanganku masih memegang tangannya, menahannya dari balkon kamar. Lalu menariknya perlahan hingga akhirnya masuk ke balkon bersamaku.
" Kenapa kau tidak minta tolong padaku? " seruku.
Dia hanya diam memalingkan wajahnya. Ugh.. semua bayanganku berantakan tak sesuai kenyataan.
" Karna ku pikir kau tidak akan menolongku " ucapnya lirih.
" Ha? " seruku.
" Gomennasai.. eh.. arigatou.. "
Diapun bersiap pergi dengan masuk kamarku.
Srrttt
Ku tutup pintu kaca itu menahannya disini.
" He? "
" Kau pikir aku akan membiarkanmu masuk kamarku begitu saja? "
" Ta-tapi.. "
" Lompat "
" Lompat? "
" Iya, lompat ke balkon kamarmu "
" Ta-tapi aku.. "
" Mau bilang kalau kau tak bisa lompat ke balkon dengan jarak sedekat itu padahal kau bisa memanjat pohon setinggi ini "
" I-iie.. "
Aku memberi isyarat dengan mataku. Dia melihatku sesaat lalu perlahan berjalan ke ujung balkon hingga akhirnya berhasil melompat ke balkon kamarnya.
" Dan jangan pernah memanjat pohon seperti itu lagi " seruku.
" Ha-i " jawabnya ketakutan.
Astaga.. Aku merasa benar-benar dipermainkan Kamisama. Kaa-san.. apa yang harus ku lakukan dengan semua kekacauan ini?
Malam pun datang, aku duduk di ruang tengah sambil mengganti chanel tv.
Brrmmm
Suara mobil Nii-san masuk. Aku menunggu dengan antusias, aku masih ingin menarik rambutnya.
Cklek
" Tadaima " serunya.
Aku membatu di posisiku saat melihatnya.
" Nii..-san.... rambutmu.. "
" Ah aku memotongnya karna mulai menggangguku, bagaimana cocok kan denganku? Yugao yang memilihkannya untukku "
Dia memegang rambut barunya, memamerkannya padaku.
" Cocok sekali Ita-nii " sahut gadis bodoh itu.
Aku menunduk sesaat. Kacau.. semua benar-benar kacau. Apa yang ku bayangkan dan harapkan tak satupun yang berjalan sesuai keinginanku.
" Sasuke? " panggil Nii-san.
Aku berjalan keluar rumah tanpa menghiraukan panggilannya juga yang lain. Semua mulai berubah perlahan dan itu membuatku muak.
Bruk
~Skip~
Pas nulis judul, ngga tau kenapa berasa gimana gitu
berubah!
jeng.. jeng...
jiahahahahha...
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Rival Sejatiku
FanficKau orang pertama yang berhasil membuatku merasa begitu kesal pada diriku sendiri. Kenyataan bahwa aku tak pernah menang darimu membuatku semakin muak akan diriku sendiri. Kaulah rival sejati.. seumur hidupku.. tak ada tempat yang bisa menggantikan...