Sombong

2.8K 273 27
                                    

Disebuah kamar yang terdapat cukup banyak peralatan olah raga. Seorang pria telanjang dada berdiri memandang cermin. Meski dia melihat tubuhnya nyatanya matanya tak lepas dari sebuah papan dart di sisi belakangnya.

Di tengah papan dart itu terpampang sebuah foto gadis kecil yang terpantul pada cermin di depannya. Dia berbalik sesaat melempar sesuatu ke arah papan dart itu.

Pluk

Sebuah panah kecil melayang dan mendarat tepat di tengah papan dart itu.

" Aku pasti akan mengalahkanmu kali ini " gumamnya tersenyum sinis.

Lalu kembali mengenakan kaos oblong dan bergegas turun menuju meja makan.

Sasuke POV End

Sudah hampir 10 tahun berlalu sejak aku memulai perang itu. Sekarang usiaku sudah 16 tahun. Gym, bela diri, juga kelas tambahan adalah kegiatanku setiap hari.

Demi mengalahkan gadis bodoh itu aku rela melakukan semua hal itu. Kini aku sudah menjadi pria yang bisa dibilang memiliki segala yang para gadis inginkan.

Aku tampan, cerdas, juga atletis. Tak ada yang menolak pria dengan kriteria sempurna bukan. Tapi sayangnya, sekali pun tak pernah terbersit dibenakku untuk menjalin hubungan spesial dengan gadis manapun.

Misiku hanya satu, mengalahkan dia. Hinata Hyuuga.

Meski kadang aku merasa apa yang sudah kulakukan tak ada artinya lagi. Karna kau tau, dia sudah tidak disini lagi.

Bukan.. bukan.. gadis seperti dia tidak mungkin mati secepat itu. Kurasa Kamisama pun masih belum mau bertemu dengannya.

Dia pergi dari kota ini. Pindah karna kontrak kerja orang tuanya telah usai. Entah ada dimana sekarang dia saat ini dan sedang apa akupun tak tau.

Apa masih penting semua yang kulakukan kalau seperti ini?

Kadang aku merasa akulah yang paling bodoh saat ini. Melakukan semua latihan itu hingga saat ini padahal aku tau aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi.

" Baka " gumamku.

" Nani? " tanya Nii-san.

" Aku lapar " alihku.

Usai makan aku bersiap pergi.

" Sasuke jangan lupa pamit pada Kaa-san "

" Hn "

Meski aku mengiyakan nyatanya aku hanya berlalu melewatinya. Melewati fotonya dalam bingkai yang kini tinggal kenangan.

Kaa-san meninggal saat usiaku 12 tahun tepat di hari kelulusanku dari Sekolah Dasar. Kaa-san meninggal karna sebuah kecelakaan lalu lintas.

Tou-san, dia menikah lagi setahun yang lalu kemudian pindah ke kota lain. Aku memilih untuk menetap dirumah ini bersama nii-san.

Nii-san tak bisa keluar kota ini karna memang dia terikat kontrak kerja pada sebuah perusahaan. Dan begitulah kehidupanku.

Meski banyak cobaan menerpa, kami hanya bisa menerima keadaan ini.

" Sasuke pastikan kau pulang cepat malam ini "

" Ada apa? "

" Bukankah sudah ku bilang akan ada tamu penting "

" Ha-i.. ha-i.. "

Bruk

" Hah.. " desahku.

Cuaca mulai terasa sedikit sejuk meski musim dingin masih bulan depan. Aku berjalan perlahan menuju sekolah yang jaraknya lumayan dari rumah. Kereta, satu-satunya transportasi tercepat bagi kami para pelajar untuk mengejar waktu.

Setibanya di sekolah..

" Sasuke-kuuunnn... "

Seperti biasa, para gadis histeris tiap kali melihatku. Dan aku hanya acuh dan berlaga sombong didepan mereka.

Bruk

" Andai saja kau melihat ini.. tak ada satupun gadis yang memalingkan pandangannya dariku " geramku.

Usai melampiaskan kekesalanku pada dinding samping gedung sekolah. Aku lantas kembali ke kelas.

" Hah.. " helaku menstabilkan emosi.

~Skip~

SasuHina - Rival SejatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang