Pagi ini Sky dan Devina berangkat bersama mengingat semalam Arez meninggalkan Devina dan Sky lalu pergi bersama Aslan yang secara mendadak datang dengan nafas terengah. Tidak sempat menjelaskan banyak kedua laki laki itu pergi meninggalkan dua perempuan yang sedang menikmati makanannya.
Sesampainya di sekolah Sky dan Devina berjalan menuju kelasnya sambil bertegur sapa dengan siswa siswa yang menyapa mereka. Devina dan Sky memang dikenal sangat ramah, tidak sedikit juga yang kagun dengan mereka karena sikapnya itu.
Selagi Devina menebar senyumnya kesana kemari, mata Sky tertuju kepada segerombolan orang yang tengah berkumpul di depan kelas 10. Karena kebetulan kelas Sky memang harus melewati kelas 10 tersebut dengan terpaksa sekaligus penasaran Sky dan Devina melewatinya.
Dilihatnya Shania -kaka kelasnya- tengah menjambak rambut Luna-perempuan yang di tolong Aslan waktu itu-dengan suara yang mengaduh dan pelan Luna meminta tolong kepada Shania untuk memberhentikan tingkahnya. Sky tidak peduli dan tidak mau ikut campur, cukup dengan melihat apa yang terjadi dengan ujung matanya pun sudah cukup. Ia tidak mau terlibat dengan dua orang yang mungkin menginginkan Aslan, pikirnya.
Sky berjalan acuh melewati gerombolan tersebut.
"Kay!" Panggil Devina yang kini menahan Sky dengan cara menarik tasnya.
"Kenapa sih dev?" Balas Sky
"Lo gamau liat dulu Luna diapain lagi sama kak Shania?" Jelas Devina. Sky yang tidak peduli langsung melepaskan tangan Devina dari tasnya itu dan melanjutkan langkahnya.
"SHANIA!!!" Teriak seseorang dengan lantangnya dan berhasil membuat Sky mematung menghentikan langkahnya. Sky berbalik. Berharap agar dugaannya salah namun didapatinya seseorang yang sedari tadi diharapkannya agar tidak muncul.
"Lo ngapain lagi sih?!!" Tanya Aslan sambil melepaskan jambakan Luna dari Shania dan menggeser tubuh Luna kebelakang tubuhnya seolah melindunginya.
"Ini bukan urusan kamu Lan! Mending jangan ikut campur!" Ucap Shania tak kalah nyaring. Aslan mengepalkan tangannya. Kalau saja Aslan tak ingat bahwa Shania adalah perempuan, mungkin sudah habis dihajarnya. Beruntunglah Shania karena Aslan tidak pernah memukul perempuan.
"Dengan lo ganggu dia, lo udah berurusan sama gua Shan!" Dengan napas yang memburu dan nada yang semakin berat kini Aslan terlihat sangat mengerikan.
"Lan... udah, aku gapapa kok" ucap Luna sambil memeluk tangan aslan dan mengusapnya.
"Sekali lagi lo ganggu dia, lo bakal nyesel sekolah disini!" Ancam Aslan "PERGI LO DAN BUBAR SEMUANYA" sambung Aslan.
Begitu mendengar seruan Aslan semuanya pergi menjauh, begitupun dengan Shania yang berjalan menjauh sambil menghentakkan kakinya tanda marah. Satu persatu siswa mulai kembali ke kelasnya kecuali Sky. Dia masih mematung disana, masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Dengan tatapan bingung Sky menatap Aslan dan beberapa detik setelah itu Aslan yang merasa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang mendapati Sky yang tengah memandanginya. Mata mereka bertemu. Aslan memandangi Sky bingung begitupun dengan Sky. Tak lama Aslan meninggalkan kelas tersebut ketika sudah memastikan bahwa Luna baik baik saja dan berjalan menuju ke Sky.
Aslan berjalan semakin mendekat dan Sky tidak melepaskan pandangannya sedikitpun. Ia masih bertanya tanya sebenarnya siapa sosok Aslan yang ia suka dari awal ia pindah ke SMA ini? Sebenarnya siapa sosok Aslan yang dikenal sebagai seseorang yang dingin lalu mendadak seperhatian ini? Sky masih bermain dengan pikirannya sehingga tak sadar kalau jarak antara dia dengan Aslan sudah semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN ; si Ketua Geng
JugendliteraturASLAN Galana Putra dan Aleana Sky Wallters salah satu siswa populer SMA ANGKASA. Perempuan yang akrab dipanggil Sky itu tidak tahu kalau pertemanannya membawa dia masuk ke dunia geng motor. THE AODRA, satuan geng motor terkenal yang berada di dalam...