Part 6 (end)

258 35 4
                                    

Kaki telanjang Hoseok terasa dingin ketika bersentuhan langsung dengan rumput yang basah. Matanya mengedar ke sekeliling dan hanya mendapati padang rumput yang luas. Dimana ujungnya ? tentu saja tak dapat ia temukan.

“Hyung...”

Suara itu, yang suara lembut seperti bayi memanggil namanya. Ia tahu benar siapa pemilik suara itu.

“Jimin...”

Mereka tak dapat lagi membendung rasa senang dan haru karena telah bertemu kembali di tempat yang entah mereka sendiri juga tak tahu apa namanya.

“Sepertinya aku sudah mati, Jimin.”

Jimin melepas pelukannya.
“Kau belum mati, tapi hampir mati,” Jawab Jimin

Wajah Hoseok masih menampakkan raut tidak mengerti.

“Kau mengalami kecelakaan parah dan sekarang tubuhmu tengah terpasang alat – alat medis di rumah sakit. Kepalamu bocor, tangan kananmu retak, mobilmu terbakar,” Tutur Jimin.

Hoseok memeriksa tubuhnya satu persatu. Nihil. Tak ada satupun luka yang melekat. Ah ya, lagi – lagi ia lupa kalau ia tengah sekarat saat ini. Dan ia berada di tempat yang akan menetukan antara hidup dan matinya. Mungkin, itu hanyalah tebakannya saja.

“Hoseok... buka matamu nak.”

Hoseok mendengar suara eommanya menangis diiringi dengan gerimis yang mulai turun.

“Hyung... maafkan aku. Seharusnya aku tak mengatakan itu. Aku tak tahu jika itu membuatmu marah. Aku hanya ingin membantumu...”

Kini suara Taehyung yang terdengar. Isak tangis keduanya memenuhi indera pendengaran Hoseok. Lambat laun ia merasa ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Semakin keras tangisan yang ia dengar, ia makin merasakan sakit di tubuhnya.

“Akh...” Hoseok terjatuh tak kuat menopang tubuhnya.

Namun Jimin tetap berdiri dan tak memberikan pertolongan.

“Kau tahu ? aku merasakan sakit itu setiap kali kau menangis,” Ujar Jimin.

“Akh...hentikan tangis itu. Siapapun... kumohon...” Ujar Hoseok terbata – bata saking sakitnya.

Akhirnya Jimin berjongkok dan memegang pundak Hoseok lembut.

“Kumohon, berhentilah mengkonsumsi obat itu. Berhentilah menyalahkan dirimu atas kematianku, dan juga berhentilah menangis. Aku ingin tidur dengan tenang tanpa rasa sakit yang terus menyiksaku.”

“Mianhae telah membuatmu kesakitan. Aku berjanji tak akan menyakitimu lagi.”

“Baiklah... sekarang kau harus kembali. Kau harus bangun dan berhentilah menangis. Percayalah bahwa semua akan baik – baik saja.”

Setelah itu, muncul sebuah lingkaran di hadapannya. Menariknya untuk megera memasuki lingkaran itu. Kini ia hanya bisa mengikuti langkah kakinya dan menghilang di balik lingkaran tersebut. Apakah itu artinya sekarang Jimin bisa pergi ke suatu tempat dimana ia bisa tidur dengan tenang ? Jawabannya ialah ya.

“Kau akan pergi ?” Tanya Hoseok.

“Kita aka kembali ke tempat masing – masing,” Ujar Jimin lalu menghilang ketika ia semkin dalam berjalan ke lingkaran itu. Bersamaan itu pula, tubuh Hoseok semakin ringan, matanya terpejam dengan sendirinya, lalu gelap.

***

Sudah semingu lamanya Hoseok terbaring di rungan putih ini. Matanya masih betah terpejam dengan nyaman. Mengabaikan raut wajah khawatir dari orang – orang di sekelilingnya. Layar di samping tempat tidur itu masih berbunyi menandakan masih adanya kehidupan.

“Kapan kau akan membuka matamu, sayang ?”

“Eungh...”

Terdengar lenguhan lemah dari bibir Hoseok. Jari – jari nya mulai bergerak pelan, kelopak matanya terbuka sendikit.

“Hyung kau sadar ?”

“Taehyung-ah cepat panggilkan dokter.”
Taehyung langsung memencet bel untuk memanggil dokter. Setelah diperiksa kelegaan menghampiri mereka semua, ketika dokter mengatakan bahwa Hoseok sudah sadar sepenuhnya.

“Eomma...”

“Iya sayang ?” Jawab eommanya lembut.

“Jangan menangis...”

Eommanya yang memang tengah menangis itu segera menhapus air mata yang mengalir di pipinya.

“Taehyung-ah... kau benar.”

“Eh ?”

“Aku tak akan menangisi Jimin lagi...” Hoseok mengatur nafasnya karena keadaannya yang lemah membuatnya merasa lelah meskipun hanya berbicara.

“Kau benar, ia kesakitan di sana. Aku juga merasakannya. Dan itu sakit.... sakit sekali.”

“Apa maksudmu Hyung ?”

“Eomma... aku akan berjanji untuk berhenti berhalusinasi. Dan kau, Taehyung-ah... kau berjanji akan membantuku, kan ?”

“Tentu saja aku akan membantumu.”

“Gomawo.”

Raut wajah Eommanya dan Jimin masih menandakan bahwa mereka tidak mengerti. Pasalnya Hoseok saat ini masih dengan wajah pucatnya, dengan suara lemahnya, kini tengah tersenyum. Nampak sekali guratan bahagia di wajahnya, setelah sekian lama hal itu menghilang dari Hoseok. Saat menyadari raut wajah dua orang di hadapannya ia hanya bisa memberikan senyuman lagi lalu berkata singkat.

“Aku bertemu Jimin.” 



Hehe udah end nih... gimana ? vote and comment ya :)
Gaje ya ? haha sorry
ini sebenernya bakalan ada tambahan picture tapi entar deh, atau lirik lagu ? hmm boleh juga. Emang rencana mau gitu sih tapi belum nemu yang pas.

Okelah gitu aja basa basinya
💕Salam pena 💕

It Hurts Me [ ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang