NB : Untuk yg lupa jalan ceritanya mungkin bisa scroll up sedikit ke part sebelumnya ^^ thanks~
Author POV
Seokmin sedang terdiam di balik meja kerja rumahnya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, dan ia baru saja menandatangani dokumen terakhir di meja kerjanya. Seokmin meletakkan penanya di meja, lalu mencoba menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi kerjanya. Seokmin memijat pelan pelipisnya. Akhir-akhir ini pekerjaannya menjadi semakin banyak dan menyita waktunya.
Tapi dari semua itu ada satu hal yang mengganggu pikirannya beberapa hari terakhir. Surat wasiat dari orang tuanya membuatnya ingin sekali menenggelamkan diri di dasar samudera.
Beberapa hari yang lalu...
Seokmin baru saja menyelesaikan rapat akhir peresmian Yayasan miliknya di Busan. Belum sempat ia memasuki ruang kerjanya, dirinya ditahan oleh sekretarisnya dan mengatakan jika ada seorang notaris menunggunya di ruang tunggu perusahaan. Seokmin mengernyitkan keningnya karena ia tidak merasa ada janji dengan seoranh notaris. Terlebih orang itu ingin menemuinya sendiri tanpa melalui perantara, termasuk Boo Seungkwan.
Tanpa berpikir lagi Seokmin pergi menemui notaris tersebut di ruang tunggu yang masih berada satu area dengan ruang kerjanya. Notaris itu datang hanya seorang diri. Notaris itu tidak terlihat asing, karena ternyata itu adalah notaris yang biasa bekerja untuk ayahnya dulu.
"Presdir Lee, apa kabar?" Notaris paruh baya itu menunduk hormat pada sang tuan muda.
"Selamat datang. Maaf sudah menunggu lama." Seokmin balas membungkuk dan kemudian mengambil tempat tak jauh dari notaris tersebut duduk.
"Perkenalkan, nama saya Kim Jaehyun. Saya adalah notaris yang biasanya bekerja untuk mendiang Presdir Lee Jaeseok."
"Ah ya, saya mengingat wajah anda tuan Kim. Terakhir kali saya bertemu anda, saat ayah masih ada." Seokmin tersenyum tulus.
"Anda sudah tumbuh dengan sangat baik, Presdir." Pria paruh baya itu balas tersenyum hangat.
"Maaf, tapi ada apa Tuan Kim ingin menemui saya? Adakah urusan yang belum terselesaikan dengan ayah?"
Notaris Kim tidak menjawab pertanyaan Seokmin dan justru mengeluarkan sebuah map berwarna biru tua dari dalam tas kerjanya. Seokmin hanya diam dan menunggu pria itu berbicara padanya.
"Begini, Presdir. Sebelum Presdir Lee Jaeseok meninggal dunia, beliau meninggalkan sebuah surat wasiat untuk pewarisnya. Dimana pewaris tunggal Presdir Lee Jaeseok hanyalah anda, Presdir Lee Seokmin."
"S-surat wasiat?"
Seokmin semakin bertanya-tanya, ia tidak pernah tahu bahwa ayahnya sudah membuat surat wasiat sebelum kepergiannya yang mendadak. Bukankah itu sudah ia persiapkan dengan sangat baik? Tapi Boo Seungkwan ataupun ayahnya tidak pernah bercerita apapun tentang sebuah surat wasiat.
"Saya tidak pernah tahu jika ayah membuat surat wasiat."
"Mendiang Presdir Lee membuat ini secara diam-diam. Bahkan Nyonya Lee juga tidak tahu jika Presdir datang menemui saya dan membuat surat wasiat ini."
"Bisakah anda bacakan isi surat wasiat tersebut?"
"Tentu saja, Presdir."
Entah kenapa Seokmin merasa dirinya sedikit gemetar dan jantungnya berdebar. Seperti ada sesuatu yang ia takutkan akan terkuak dari surat wasiat itu.
"Baik, saya akan bacakan secara perlahan. Saya harap anda akan bertanya setelah saya selesai membacakannya."
"Tentu."
![](https://img.wattpad.com/cover/80263543-288-k82180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME LIKE YOU DO (Seokmin X Soonyoung)
FanfictionSiapa yang ingin dilahirkan menjadi orang buta? Tidak ada. Tapi bagaimana jika keadaan mengharuskanmu untuk merelakan indahnya dunia menjadi gelap meski di luar sangat terang? LOVE ME LIKE YOU DO Copyright 2016.