unless ✔

Bagian 7

Warning: typo bertebaran ⚠

Note: gak aku cek ulang, jadi mungkin ada bahasa yang gak jelas, comment aja, nanti aku jelasin.

Happy Reading Guys❤

------

Eunha memasuki kamarnya. Meletakkan tasnya disamping tempat tidurnya. Mengambil kotak P3K yang ada diloker bawah meja belajar. Eunha masuk ke kamar mandi, membasuh lutut yang lebab.

Eunha mengusap lututnya dengan kain secara perlahan, menuangkan betadine sedikit demi sedikit, membalut lututnya dengan perban secara hati-hati.

Setelah mengobati luka nya Eunha mengecek hp nya.

📞5 Mina misscalled

📞3 Yuju misscalled

Hanya Mina dan Yuju yang ada di layar handphonenya.

"Ahh aku bingung kalian serius atau tidak" Gumam Eunha.

Setelah mengecek handphone Eunha mandi dan mengganti bajunya.

------

Pagi ini Eunha sangat kesal dengan Omma-nya, Omma-nya menyuruh Eunha untuk berangkat pagi. Padahal Eunha ingin berangkat agak siang sedikit, ia masih malas untuk bertemu teman-temannya.

Supir pribadi Eunha akhirnya mengakhiri masa cutinya dan kembali bekerja. Jadi Eunha tidak perlu lama menunggu bus....

------

Saat Eunha turun dari mobil semua mata orang tertuju padanya. Eunha mengabaikannya dan berjalan biasa ke kelas.

"Heol.. ternyata dia anak dari desainer Jung Yongeun yang sedang naik daun"

"Tadi aku melihat dia diantar oleh supir pribadinya dengan mobil mewah"

"Wah ternyata dia anak orang kaya"

"Cantik, pintar, kaya, baik, wah benar-benar calon istri idaman"

Itu lah kata-kata yang orang-orang ucapkan saat Eunha berjalan di koridor.

'ternyata hanya karena itu semua orang memandang ku' batin Eunha.

Eunha menghiraukan semua orang yang membicarakannya.

Eunha memasuki kelas. Semua murid yang ada dikelas memandang Eunha.

Eunha malas duduk ditempatnya sekarang ia lebih memilih duduk dibelakang dan paling pojok.

Sendiri lagi? Hal ini tidak menjadi masalah lagi untuk Eunha.

"Eunha kenapa kau duduk dibelakang ayok duduk lagi disampingku" Pinta Mina.

Eunha diam menghiraukan Mina. Eunha terlalu malas untuk berhubungan untuk seseorang kali ini. Ia lebih memilih membaca novel nya.

"Eunha kau ini kenapa?"

Eunha diam lagi.

"Apa sekarang penyakit 'pura-pura tuli' mu itu kambuh?"