::Rain::
Semakin aku sadar semakin aku tahu bahwa
Bukan hujan yang merenggutmu dariku
Tapi aku yang mendorongmu menjauh agar hujan mengambilmu dariku.
.
.
.
Musim semi, lelaki itu membencinya amat sangat. Musim dimana langit menangis lebih lama dari biasanya dan dirinya akan kembali terjebak dalam dinding kesendirian. Kim Taehyung tak pernah memilih takdir seperti ini, namun nampaknya lelaki yang kerap kali menyembunyikan luka dengan senyum canggung itu perlahan memasrahkan diri. Pasrah bahwa maut sudah lama mengintainya.
Tok Tok
"KIM TAEHYUNG!"
Taehyung menghela pelan lalu beranjak dari tempat tidurnya, ia membuka kenop pintu yang menampakkan sosok Seokjin yang tampak berantakan karena baru saja pulang dari tempat kerja.
Wajah pucat Taehyung tersenyum tipis, "Hyung sudah pulang?"
"Menurutmu?" ujarnya sinis, lelaki itu lalu menatap Taehyung dari bawah ke atas. Ia bisa melihat dengan jelas betapa pucatnya wajah lelaki itu, namun Seokjin hanya berdecak dan kini bersedekap di hadapan adiknya itu, "Gurumu menelpon kalau kau pingsan dan dibawa ke rumah sakit."
Taehyung kembali tersenyum, "Aku baik-baik saja!"
"Aku tidak menanyakan keadaanmu! Hey, anak manja! Berhenti membuat orang lain kesusahan!"
Taehyung menunduk, sekali lagi hatinya teriris pedih, "A-aku tidak bermaksud membuat mereka kesusahan! Aku tadi pingsan karena kehujanan, aku sudah bilang... kalau aku tak tahan dengan hu-"
"Apa sekarang kau ingin menyalahkanku? Kau ingin mengatakan kalau saja aku membiarkanmu membolos, kau tak akan pingsan dan tak masuk rumah sakit? Jadi, semuanya kesalahanku?"
Taehyung sontak menggeleng, "Aku tidak menyalahkanmu!"
Seokjin mendesah keras, jari telunjuknya kini mendorong kening Taehyung sampai lelaki itu mundur selangkah, "Dasar anak lemah! Setiap hari membuat susah saja!" Seokjin kemudian berbalik dan melangkah dari sana.
"Hyung!"
Panggilan Taehyung membuat Seokjin berhenti namun ia sama sekali tak berbalik menatap Taehyung.
"Apa yang harus kulakukan agar hyung tidak membenciku lagi?"
"Jangan lakukan apapun! Karena sampai kapanpun aku akan selalu membencimu!"
"Hyung!"
"Dasar pembawa sial!"
Lutut Taehyung melemas, lelaki itu dengan segera menutup pintu dan membiarkan tubuhnya meluruh ke lantai. Kesakitan itu kembali menghantamnya, membuat dirinya semakin lemah tak berdaya. Segala perkataan Seokjin seakan seperti pisau jagal penghukum mati yang siap untuk menebasnya hingga tak tersisa lagi.
Tak apa jika seumur hidupnya penuh penderitaan, tapi bisakah Tuhan mengabulkan satu permintaannya saja?
Ia hanya ingin sosok yang seharusnya melindunginya, seharusnya menjadi penopangnya di saat sepi menghantam jiwanya, seharusnya ada bersamanya itu menerimanya. Memberikan kasih sayang yang selayaknya ia dapatkan sebagai adik. Tak masalah jika semua orang di dunia ini membencinya, tapi bisakah cukup dia saja sebagai pengecualian? Tak masalah jika tak ada orang yang melihatnya, tapi bisakah cukup dia saja yang melihatnya dan mendekapnya dengan kehangatan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain ✅
Fiksi Penggemar[BROTHERSHIP FANFICTION] Kata orang lain, hujan adalah anugrah yang Tuhan berikan pada makhluk-Nya. Kata orang lain, hujan adalah melodi yang mampu menenangkan hati siapa saja yang mendengar rintikannya. Kata orang lain -lagi-, hujan adalah penghapu...