Pic of Black Audi as Drew's car in mulmed.
Drew's POV
Kukemudikan mobil Audi hitam milikku keluar dari halaman depan rumah Amanda. Sedari tadi diriku tak bisa berhenti tersenyum akibat tingkah lakunya yang cukup terbilang kekanakan itu. Meskipun kejadian itu telah terjadi beberapa detik bahkan menit yang lalu, aku masih tak bisa melupakannya. Bagaimana caranya tersenyum, kesal denganku, hingga pipinya yang pucat tiba-tiba berubah menjadi semerah tomat dapat kutangkap semuanya dari ujung mataku meskipun dirinya berusaha untuk menutupinya.
Aku tak habis pikir dengan diriku yang begitu menggilainya. Entah kenapa sosoknya begitu menyerupai seseorang yang telah kucari beberapa tahun belakangan ini. Dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki semuanya sama persis dan itu semua membuatku sangat yakin bahwa dia adalah Amanda milikku—Amanda yang telah menghilang beberapa tahun lalu akibat insiden tabrakan kereta hingga seorang pun tak dapat menemukan jasadnya sekalipun itu diriku.
Mobilku telah membelah jalanan sedari tadi dan ini adalah jalan yang sama ketika aku mengajak Amanda untuk berkeliling menuju tempat persembunyian milikku beberapa menit lalu. Aku tersenyum ketika melihat bayangan Amanda yang duduk di sampingku. Ia hanya diam sambil menatap jalanan yang saat ini juga kutatap. Lampu-lampu jalanan masih tetap menyala dengan terang meskipun malam semakin larut. Dan ternyata masih banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sini.
Bayang-bayang Amanda sedikit demi sedikit mulai menghilang seiring denganku yang mulai mengendarai mobil menuju pekarangan depan rumahku. Dapat kulihat sosok John—supir pribadiku yang hampir berumur setengah abad ini membukakan gerbang dan langsung saja aku melesat menuju halaman rumah. Kuparkirkan mobilku di depan garasi, mematikan mesin, dan beranjak keluar.
"Selamat malam, Tuan. Apa perlu saya parkirkan mobil milik Tuan ke dalam garasi?" Suara kebapakan khas milik John mengalihkan perhatianku yang selama beberapa menit masih saja menatap kursi yang Amanda tempati tadi.
"Tak perlu, John. Lebih baik kau istirahat saja. Untuk masalah mobilku biarkan disini saja lagipula tak akan ada yang mengangkutnya. Jadi, tenang saja." John hanya tersenyum mendengar jawabanku dan dirinya izin untuk pergi mendahuluiku.
"John!" Seruku pada John yang membuatnya berhenti dan kembali berjalan menuju tempatku berdiri.
"Siapa yang datang?" Tanyaku karena kulihat beberapa mobil berjejer rapi beberapa langkah dari mobilku.
"Teman-teman Anda, Tuan,"
Aku hanya mengangguk-angguk mendengar jawabannya dan mulai berjalan masuk menuju rumahku. Sosok John pun juga telah menghilang dari pandanganku. Kubuka pintu besar bercat putih di hadapanku dan mulai berjalan menuju ruang keluarga untuk mencari sosok Mom dan Dad serta Katherine—adik perempuanku yang umurnya tujuh tahun lebih muda dariku namun nihil hanya lampu yang sengaja masih dinyalakan dan aku tak dapat menemukan mereka. Mungkin mereka sudah tidur mengingat ini sudah cukup malam.
Aku beranjak menuju kamarku yang terletak di lantai dua. Kubuka pintu kamarku dan langsung saja suara tawa menyambutku. Dapat kulihat sosok tiga pria yang hampir seumuran denganku dengan beberapa bungkus makanan di sekitar mereka. Televisi di dalam kamarku juga sengaja mereka nyalakan meskipun perhatian mereka sepenuhnya berada di depan komputer milikku. Aku pun hanya mendesah pelan mengingat ulah mereka yang bisa kubilang tidak cocok untuk usia mereka.
"Hei siapa yang menyuruh kalian mengotori kamarku? Kalian merusak peraturan yang telah kubuat,"ucapku dengan nada yang kunaikkan beberapa oktaf untuk menggertak mereka.
"Kau sudah pulang, Drew? Darimana saja kau? Mencari tambatan hatimu lagi, hmm?" Cerocos Dave—si pirang dengan sebuah toples penuh keripik kentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Universe [H.S.]
Fanfiction"Have we ever met before?"~Amanda Anderson. "This is my fault and I know that I shouldn't have let her go."~Drew Collins. "All those memories that we made are gone. Turned into a huge black hole of emptiness and fear." Amazing cover by:@kepenthough