Pic of the situation in London at night.
"Kita sudah sampai, Amanda,”
Aku tercekat ketika mendengar suara seraknya. Sedari tadi pikiranku terus menerus berkecamuk mengenai tempat ini dan membuatku enggan untuk keluar dari mobilnya. Aku tak tahu bagaimana jalan pikiran lelaki ini. Jika memang dia bukanlah pembunuh berdarah dingin atau manusia sejenis mereka bukannya lebih baik untuk mencari tempat yang lebih terang dan pantas? Karena sungguh hanya sinar rembulan lah yang menemani kami berdua sepanjang perjalanan hingga kami sampai disini.
Keheranan mulai menyelimuti diriku namun lagi-lagi suara serak miliknya mengembalikan diriku yang sedari tadi masih sibuk mencerna pertanyaan-pertanyaan perihal tempat ini. Aku mulai melepas sabuk pengamanku dan merangkak turun dari mobilnya. Angin malam yang cukup kencang langsung menyambutku sehingga lagi-lagi aku harus mengeratkan mantelku. Aku sibuk memandangi lahan luas di depanku. Untungnya langit malam hari ini cukup terang dan membuatku dapat melihat betapa luasnya lahan tanpa pagar pembatas ini.
Dirinya masih berdiri di samping pintu pengemudi sambil sesekali menghembuskan nafas hingga kepulan asap timbul sedikit demi sedikit di depan mulutnya. Aku menangkap sosoknya yang sedari tadi bergeming kecil dengan suara yang tidak jelas namun aku hanya membiarkannya. Pandanganku beralih lurus menatap hamparan lahan tanpa pohon di depanku. Seketika memori tentang Mom dan Dad berputar kembali layaknya sebuah kaset. Aku meringis kecil mengingat betapa sempurnanya diriku dulu bersama mereka yang justru berbanding terbalik dengan sekarang.
“Kau suka?”
Sontak suaranya membuyarkan lamunanku. Aku langsung menoleh menghadapnya. Ia hanya tersenyum kecil ketika anggukan kepala merupakan jawabanku atas pertanyaannya. Entah mengapa lahan ini membuatku seperti terasa bebas dan tidak memiliki beban ketika melihatnya. Kini, sosoknya mulai berjalan mendekat ke arahku. Membungkus tubuhku dengan lengannya dan lagi-lagi aku mengikuti kata hatiku untuk membalas pelukannya.
“Mau berjalan ke tengah sana? Kujamin kau tak akan kecewa setelah menginjakkan kakimu di sana,”tuturnya sambil menunjuk salah satu bagian yang sedikit menjulang di tengah-tengah sana.
“Okay,”
Aku berjalan beriringan dengannya. Sesekali ia melontarkan beberapa lelucon yang terkadang berhasil membuatku tertawa ataupun tidak meskipun pada akhirnya kami tenggelam dalam canda dan tertawa terbahak-bahak walaupun itu tidak lucu sekalipun. Jarak antara mobil milik Drew dan tempat yang dipilihnya memang cukup jauh sehingga membuat kami harus ekstra sabar dan terus saling bersenda gurau agar keheningan tidak menyelimuti kami berdua.
“Fiuhh. Akhirnya sampai!” Ia berteriak puas di sampingku sambil melonggarkan kedua tangannya menikmati angin malam.
Memang benar apa katanya jika aku tidak akan kecewa jika kami telah sampai. Terbukti dengan aku yang sedari tadi terus berteriak kegirangan melihat betapa indahnya bintang jika dilihat dari sini terlebih lagi pemandangan minimalis kota London yang dapat kulihat meskipun tidak menampil secara keseluruhan. Ia hanya memandangku sambil tersenyum kecil mengingat betapa kanak-kanaknya tingkahku di hadapannya.
“Untung saja kau menerima tawaranku. Jika tidak mungkin kau tidak akan pernah mengenal tempat ini bukan?”
“Terimakasih, Drew. Dan ya kau berhasil membuat moodku membaik,”tuturku padanya.
Ia hanya tersenyum kecil setelah mendengar jawabanku. Akhirnya kami pun memilih duduk di atas tanah di tempat ini. Kami duduk dengan posisi bersila. Angin malam yang sedari tadi berhembus kencang mulai sedikit berganti lebih lembut dari sebelumnya.
Meskipun tak ada lampu penerangan sekalipun, keadaan di tempat ini masih dapat kulihat dengan jelas dengan bantuan sinar bulan dan juga bintang. Meskipun kami tidak saling berhadapan dapat kulihat dari ujung mataku bahwa dirinya yang tengah tersenyum sembari menatap lurus langit dengan bintang-bintang yang bertebaran di atas sana. Mengikutinya aku pun juga sama-sama melakukan hal yang persis dilakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Universe [H.S.]
Fanfic"Have we ever met before?"~Amanda Anderson. "This is my fault and I know that I shouldn't have let her go."~Drew Collins. "All those memories that we made are gone. Turned into a huge black hole of emptiness and fear." Amazing cover by:@kepenthough