Betaka 3

64 43 20
                                    

Betapa senangnya melihat cucu yang sedang terlelap tidur dipangkuannya. Menimang nimang memang sudah kewajibanku, jadi tak perlu heran lagi kalau daku sudah mahir dalam hal ini.

Suara klakson terdengar jelas dari kupingku . Bunyi suara itu berasal dari luar. Mana mungkin ada dalam rumah? Sementara halaman rumahnya kosong tanpa ada kemdaraan satupun yang terparkir didalamnya. Kulirik dari balik tirai yang masih menggantung dijendela dan tertutup rapat, namun sekilas daku melihat dan mengenal dalang dalam mobil itu.

Kubuka pintu, lalu menghampiri keluar untuk melihat siapa seseorang dibalik mobil tersebut. Kubukakan gerbang rumah yang menyerupai tahanan penjara  Sembari sambil menimang cucunya lalu mendorong pagar secara pelan-pelan, namun tindakan itu dihentikan.

Turunlah seseorang dari mobil untuk membantu membukakan gerbang rumahnya. Karna tak tega, melihat seorang separuh baya membuka pintu dengan menimang seorang bayi. Sebenarnya, ada saja yang bertugas  mengurus rumah. Namun pengasuhnya sedang memasak didapur, jadi mana mungkin meninggalkan dapur segitu bebasnya.

Krek krek krek

Mobil pun masuk kehalaman rumah yang terlihat kosong bersih tanpa ada satupun kendaraan yang terparkir. Halaman rumahnya tak bgitu luas namun ramai sekali. Bayangkan saja ada hasil lukisan yg tertera di dinding, lalu ada lemari sepatu dengan pernak pernik yang unik serta mesin cuci dan ac yg terlihat kualitasnya diragukan wkwk. Bisa dibilang pameran iya, bisa dibilang gudang juga bukan. Jadi kesimpulannya bahwa parkiran tersebut mempunyai nilai seni tinggi.

"Mama" teriaknya dengan suara khas yang tak perlu diragukan lagi

"Yaam-

Sebelum menjawab sapaan dari sang anak, dia lebih dahulu untuk memeluk mama tercintanya.

"Ma, kangen. Udah berapa lama aku ga lihat wajah mama yang ga kalah cantiknya sama anak muda zaman sekarang?" memeluk mamanya hingga buliran air mata pun jatuh

"Mama ga hitung, lupa. Kamu jangan ngelebih lebihin hal yang ga sesuai fakta deh" jawabnya sambil ngelus rambut sang anaknya

"Mama dipuji tau. Masa ga senang sih ma." melepaskan pelukan hangatnya yg membuat sedikit ada ganjalan

Terkekeh melihat sikap mereka berdua. Terkadang mereka suka lupa tempat dimana mereka saling tukar pikiran. Hingga tetangga yang berlalu lalang, menggeleng gelengkan kepala atas kejadian yang dilihatnya. Suara menyengit yang tak usah diherankan lagi bagi tetangga, namun bagaimana dengan tetangga baru atau seseorang yang belum mengenal mereka?

"Yawlo suaranya bikin saya jantungan, untung jantung saya masih sehat" sahut tetangga yg berlalu lalang sambil mengelus dadanya

" Konser Ed Sheran bakal tampil sebentar lagi, siap siap dulu deh" sindir halus yang ketara membuat ku geleng geleng kepala.

"Saya kira ada apa suara teriak teriak gitu, taunya induk ketemu betina

Seperti itu lah cemoohan yang terdengar sekilas dari berbagai sumber yg baru saya dengar. Aku mencoba menghiraukan bisikan bisikan walaupun sesekali beradu tatapan positif kepada mereka. Kudekatin mama dan sang adek untuk membawa mereka masuk kerumah agar lebih leluasa untuk tukar pikiran tanpa harus ada celetukan dari tetangga.

"Mama, Sheva, ngobrolnya didalam aja ya. Diliatin sama tetangga, ga enak jadinya" sambil menunjukkan tangan telunjuknya kearah ruang tamu

Mereka pun merespon dengan baik adanya. Memasuki rumah yang kian lama tak pernah dikunjunginya. Sedikit ada perbedaan dari sudut ruangan ke sudut ruangan lainnya. Sehingga membuatku terkecau, saat ingin menaruhkan barang yang saat ini ada digenggaman tanganku.

"Ma, kamar buatku yang mana ya?" tanyanya sambil memandangi sudut tiap sudut ruangan ditandai dengan mimik wajah yang kebingungan

" oh ya mama lupa kasih tau kamu ya hehehe. Kamarmu ada diatas sekarang ya, yang dibawah buat kamar tamu sama gudang " sambil menunjukkan senyuman tipis.

"Oke deh ma, aku mau naro barangku dulu kekamar. Babay ma" sambil melambaikan tangannya kepada mama.

menggeleng geleng melihat sikap sang buah hati yang masih seperti kekanak kanakan. Tak itu saja perubahan drastis yang sungguh saya tak percaya. Perubahan fisik, mulai dari rambut wajah hingga sisi fisik lainnya yg terlihat secara jelas.

..............

Melirik kalender dari kejauhan. Tertanda ada lingkaran kecil diselimuti angka serta tinta khas merah yang menandakan libur. Jenuh memang disaat hari libur hanya bersantai ria didalam rumah. Sebelumnya ada lingkaran kecil? Berarti ada hari spesial dibalik hal itu.

Kuberjalan mengarah kalender lalu kutatap baik baik tanggal yang tertera pada hari ini. Apa benar teman sebangkunya berulang tahun saat ini? Nanti kalau dugaan itu salah, daku juga yang malu? Lebih baik kucari tahu kebenarannya sekarang.

Kuambil ponselku yang tak jauh dari tempat keberadaan kalender itu. Lalu kunyalakan dengan menekan tombol yang berada disamping ponselku secara berdekatan. Menunggu hingga ponselku mengeluarkan sinar pancarannya yang berada dilayar hpku, lalu ada tulisan tertera jam dan tanggal hari ini.

Kunyalakan data selulerku, kucoba membuka sosial media yang kupunya. Dan ada notip dari beranda sosial mediaku bahwa hari ini
"Nesya T berulang tahun ke 17"

Banyanknya ucapan demi ucapan yang dilontarkan kepadanya, namun tak ada satupun digubris olehnya.

"Happy birthday Nesya!" laras

"Happy 17th Shasyaa, sukses trus ya. Jangan jadi manusia dingin terus. kapan cairnya kalo lo dingin trus wkwk? Gbu! "Vani

"Widih udh 17th, happy birthday coy. Jangan lupa traktirannya wkwk"Vio

Masih banyak ucapan yang lainnya ditujukan kedirinya. Berbagai versi ucapan dan harapan ditunjukan kepadanya.
Sekilas pun terlihat bagaimana rasa ungkapan sayangnya kepada teman sebangkunya walaupun dikenal sebagai jiwa yang dingin, tertutup, sulit bersosialisasi dengan yang lainnya dan masih ada lagi. Itu saja cukup jelas bagaimana kepribadiannya.

Akupun tergerak hati untuk mengucapkan sedikit sepatah kata harapan kepadanya dalam memperingati hari ulang tahunnya. Kusentuh layar ponselku mengarah ke akun sosial mediaku yang lainnya yaitu LINE.

"Akhirnya ketemu juga nih aplikasi, ngotak ngatik taunya disini" gumamku dalam hati
Lalu ngescroll down untuk mencari nama sang teman sebangkunya disekolah.
"Ini dia nama yang gue cari wkwk, ketemu juga lo. Jauh bner sih namanya". Jelas saja nama yang dia cari jauh karna display name yang tertera adalah Shasya. Belum lagi, kontak line yang begitu banyak aku simpan serta nama temannya yang begitu berdekatan, jadi sangat sulit untuk menemukannya.

Shasya

Hari ini brojol ya? Ciee wkwkwk
Oke disini langsung to the point aja. Happy 17th my classmate. Diiawal masa dewasa, harus makin dewasa dong tapi jadi childish dikit dikit gpp deh, ntr tiap hari kena makan kata kata bijak mulu wkwk, tetap jadi shasya yg gue kenal walaupun lu sendiri susah untuk gue mengerti bagaimana kepribadian lo sebenarnya. Udh kaya doi aja kan sya? Et wkwk. Sukses trus sampai akhir hayat, dan suksesnya haru bareng gue wkwk. Ga deh bercanda. Apalagi ya hm. Oh gue inget! Ini yg paling penting, makin pinter ya jgn pelit pelit bagi ilmu sama gue. Kalau pun gue lagi ngerasa susah harus lo bantu wkwkw. Kalau ga mau, gue ngambek bodo. Kok maksa gini ya. Udh itu aja, capek jari gue ngetik panjang lebar. Hehehe Gbu Shasyaakuuu!!!

Kurasa ini udah cukup panjang permohonan dan harapan yang ku lontarkan padanya. Jadi daku pun langsung tanpa ada keraguan apapun untuk mengirimnya. Tinggal menunggu balasan yang akan dijawab padaku.

"Seorang gadis perempuan yang dikenal dingin, tertutup sulit bersosialisasi bisa brojol juga? Wkwkwk"gumamku dalam hati

                       

                          .......

Hayo tebak Kira kira apa tanggapan shasya terhadap temannya yng ngucapin hari kelahirannya dia? Bakal ada dichapter selanjutnya.....

Btw happy 17th Shasyaaa. Jgan kaya es trs, kasian ntr meleleh..klo meleleh kan ribet, bakal ada bencana dahsyat yang ga bakal diduga wkwkwk. Bnyk nelen korban. Mau tanggup jawab sya?
Haha garing ya, maklum ga ada jiwa humoris.

Berlari Tanpa KakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang