Epilog

192 17 10
                                    

Just for you.. My readers and siders, he.

Gaya bahasa sedikit berbeda. Lebih luwes dan bebas, mungkin? Hehe.

***
EPILOG : Aku suka Noona!
***

"Noona.. "

Aku tersentak saat kedua lengan melingkar di perutku, memeluk dari belakang. Siapalagi kalau bukan suamiku tercinta.

Aku hanya memberinya gumaman singkat.

"Ayo buat Park triplets lagi. "

"APA?! " Aku terbelalak. Hampir saja piring yang sedang kucuci ini terlempar dari wastafel.

Lilitan lengannya mengerat seiring kepalanya yang menelusup leherku. "Ayo buat anak. "

Sht. Ia pikir membuat anak itu semudah memasak mi instan apa? Direbus langsung jadi.

Aku mematikan kran begitu menyelesaikan cucian piring terakhir. Lalu melepas pelukannya dan berbalik hingga kami berhadapan.

"Aku tidak mau. Tiga anak sudah membuatku lelah setiap hari. Kau yang gampang, setiap hari hanya bekerja dari pagi buta hingga larut malam. "

Bibirnya mengerucut berusaha membujukku dengan ekspresi imut yang dibuat buat.

Ck.

"Lagipula kau mengajarkan yang tidak tidak pada mereka. "

"Aku tidak. "

"Kau kan-"

Derap langkah pendek pendek bertempo cepat terdengar mendekat.

"Noonaaaaaa!! "

"Noonaaa-aang!! "

"Noonaaaaa, appaaaa!! "

Itu dia yang kumaksudkan. Ketiga jagoan tampanku memanggilku noona. Apa itu masuk akal?!

Mereka bertiga menghampiri dan berebut memeluk kedua kakiku. Taeyong merengek, kedua matanya berkaca kaca hendak menangis. "Tae mau sama noonaaaaaa! Hiks.. "

Tuh kan, dia nangis.

Jisung berinisiatif menggendong Taeyong mencoba menenangkannya.

"Noona, Ji mau gendong jugaa.. "

"Jae juga mau gendong.. "

Kini tinggal kedua jagoanku Jiyong dan Jaeyong yang merengek sambil menarik narik kedua kakiku dengan manja. Membuatku mendesah pasrah kemudian menggendong mereka di kedua lenganku walau kesulitan.

Ralat, sangat kesulitan.

Jisung terkekeh. Park triplets juga tertawa senang sambil bertepuk tangan.

Heol, apa yang mereka tertawakan?!

"Yongie.. Apa kalian mau adik bayi? Appa akan membuatnya. "

Kedua mata bulat Taeyong berbinar cerah mendongak menatap Jisung. "Jinjja, appa? "

Jisung mengangguk pasti. "Tae mauuuu.. "

"Tae mau berapa, hn? "

Argh. Apa dia mau mengajarkan yang tidak tidak lagi? Sialan kau, Park!

Aku memberinya deathglare namun langsung tak dihiraukan. Ia berpura pura menatap Taeyong.

"Mau tiga!! " Ketiganya berseru bersamaan dengan riang. Tangan kecil mereka mengepal seolah meninju udara.

"Benarkah? Baiklah, appa akan membuatnya untuk kalian! "

Astaga. Aku ingin sekali memijat pelipisku yang mulai berdenyut pening. Tapi kedua lenganku terkunci untuk menggendong kedua Park yang sudah berusia tiga tahun ini.

Aku suka Noona! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang