Sembilan

94 13 0
                                    

Bagian Sembilan : Firasat

***

"Noona, aku mencintaimu.. Aku tahu, aku juga mencintaimu Jisung ah.. Aku cinta kamu, kamu cinta aku, tapi kenapa belum ada bukti untuk cinta kita-- YAK! SAKIT HYUNG! "

Mark terkekeh setelah berhasil menghentikan fantasi fantasi Jisung yang semakin liar itu. Menyentil kening bukan hal buruk, kan?

Ia merebahkan diri di sofa yang juga tengah Jisung duduki. Jisung masih saja mengelus keningnya yang tertutup helaian rambut pirangnya.

"Kau belum legal, Jisung ah. "

Jisung menoleh cepat dengan mata membulat protes. "Kau yang belum legal, hyung! Kau belum menikah! " lalu ia tersenyum, "Aku sudah legal, kok. Aku bisa melakukannya sebanyak yang kumau. Ah, mungkin nanti akan ada satu, dua,.. Ah enam orang Jisung kecil, hyung! Wah, pasti noona takkan kesepian lagi! "

Mark terkekeh kemudian berdecak sebal. "Kau pikir membuat anak itu mudah dan cepat, eoh? Ck. Lagipula apa istri cantikmu itu sudah mulai mencintaimu? "

Sejenak Jisung terdiam.

"Tentu saja! Kami bahkan selalu melakukan hal hal romantis selama dua minggu ini. Kau tahu, hyung? Aku sangat bahagia. "

Mark tertawa kecil dan menepuk bahu Jisung. Ia tak habis pikir, pria itu sudah berusia dua puluh tahun tapi kelakuannya masih sangat menggemaskan. Ia berani bertaruh, Jisung pasti belum pernah menonton yadong.

Kkkk, apa nantinya dia bisa membuat anak seperti yang sangat diinginkannya? Hahaha

Namun Mark langsung diam begitu suatu hal terlintas di benaknya. Ia menatap Jisung dengan raut serius.

"Lalu bagaimana dengan Sehun?"

"Sehun hyung maksudmu? Aku tak tahu. Ia menghilang begitu saja tak lagi menemui noona. Mungkin saja ia mulai menyerah. "

Mark menggeleng. "Bukan itu. Mungkin saja ia sedang merencanakan sesuatu? Bukankah kau pernah bilang bahwa ia berkata padamu akan merebut Jiae dengan cara apapun? Kupikir ini maksudnya. "

Jisung terkekeh paksa, "Yaa hyung jangan bercanda--"

"Aku serius. " Mark kemudian menatap lurus ke depan, "Kau berhati hatilah. Panggil aku jika kau merasa terancam. Atau mungkin jika seseorang menguntitmu dengan gerak gerik mencurigakan. Aku akan membayar bodyguard untukmu. "

Jisung menatapnya antara percaya dan tidak percaya. "Ah, ha-ha kau terlalu banyak menonton thriller, hyung. Sudahlah aku mau pulang. "

Ia kemudian berdiri disusul Mark, memberikan senyuman walau tak terlihat seceria biasanya. "Aku pergi. "

Mark menatap punggung pria itu yang mulai menjauh. Sekelebat firasat buruk berkeliaran terus menerus dalam benaknya.

"Aku harap kau akan baik baik saja, Jisung. "

***

Jiae pov

Aku menatap jengah layar televisi yang menayangkan acara acara membosankan. Berkali kali aku melirik jam dinding yang sudah menunjuk angka sepuluh.

Aku suka Noona! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang