-Parkir Sekolah-
"Katanya lo di tolak Siena ya, Thom?"
Ada beberapa anak laki-laki di sana, mereka berkumpul di satu titik sembari mengobrol. Parkiran masih terlihat ramai dengan orang yang berlalu lalang, dan Thomas hanya ingin mengambil motornya lalu pulang.
Kenapa kejadian itu bisa beredar sih? Lagi pula saat dia melakukannya tadi, tidak ada satu pun orang yang melihat.
Perasaannya sedang buruk sekarang, di tambah jika harus menjawab pertanyaan semacam itu.
"Ya."
"Tuh, kan. Cowok kayak Thomas aja di tolak, gimana yang pas-pasan macem kita? Hahaha."
Tawa itu membahana. Entah maksudnya menghina Thomas atau hanya candaan belaka, yang pasti dirinya panas mendengar tawaan itu.
Hanya saja dia berpikir kembali. Untuk apa dia harus marah? Kalau kenyataannya memang benar jika dirinya di tolak mentah-mentah.
"Sok jual mahal banget tuh cewek," sahut seseorang di antara gerombolan itu. "Di anuin baru tahu rasa tuh dia."
Bugh! Thomas memukulnya tepat di wajahnya. Mereka boleh menghinanya sejahat mungkin, tapi tidak untuk Siena.
Dia perempuan terhormat. Berani sekali anak itu berkata tanpa di pikir dahulu, seakan-akan dia ingin melakukan hal hina seperti perkataannya.
Mereka menahan Thomas yang tadi melompat ke arah temannya, dan keadaanya semakin ramai setelah Thomas memukulnya hingga pingsan.
"Lo boleh ngehina gue serendah mungkin, tapi... ingat. Sekali lagi gue denger kalian ngehina Siena kayak dia, habis lo di tangan gue!"
Thomas mengancam mereka semua. Dia melepaskan tangan yang menahan tubuhnya, beralih pada motor kemudian mengendarainya hingga keluar sekolah.
Lahan parkir yang luas itu masih ramai. Kedua matanya melihat jelas dari kejauhan, laki-laki itu membelanya di depan semua orang. Siena melihat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru and One Day
Short Story"I know this is hard, but, i know you can do that." Kedinginan bersatu, bercampur. Lalu secercah harapan datang, menghampiri satu titik kegagalan, kemudian pergi tanpa sepatah kata. Hanya saja, ketika itu terjadi, kehadiran cahaya yang datang kepad...