-Kelas Thomas-
Dengan keadaan yang kian lama memburuk, Candra dan Pandhu menjadi sangat kasihan dengan status percintaan Thomas kini. Jika saja, dia mendengarkan nasihatnya dari dulu, mungkin Thomas sudah memiliki lusinan mantan dari pada mendambakan Siena.
Sebagai temanpun, mereka tidak tahu alasan Thomas untuk setia menjadi single agar bisa mendapatkan perempuan cuek itu. Cantik, cerdas, dan menawannya Siena tidak perlu di ragukan lagi, tapi, dia juga punya kekurangan.
Cuek dan dingin sudah menjadi satu dalam diri perempuan itu, dan tidak ada satupun laki-laki yang berani mendekatinya. Pengecualian untuk Thomas.
Candra dan Pandhu sangat yakin. Kalau saja Thomas bukan teman Siena sedari kecil, mungkin mereka tidak akan sedekat ini.
Kalau di pikir-pikir juga... Tanpa ada statuspun mereka sudah layaknya sepasang kekasih.
"Serius, dia ngomong kayak gitu ke lo? Anjir, gawat dah, gawat."
"Gawat kenapa?" Thomas bertanya sembari merauk rambutnya kasar.
"Dia memang nggak bakal nerima lo, Thom, gue dan lo tahu akan hal itu kan?"
"Ya setidaknya gue udah berusaha."
"Dan usaha lo sia-sia," sahut Candra dan Pandhu berberengan. Mereka melirik satu sama lain jijik, kemudian Pandhu ambil suara. "Lagian juga kenapa lo suka ama Siena yang jutek itu sih? Banyak kali yang ngantri jadi pacar lo."
"Terus? Kalau gue cuman cinta ama Siena gimana?"
Thomas mengeluarkan pendapatnya tepat saat ketika Siena tengah menuju ke arahnya. Dia melihat Thomas dengan dalam, tak mengucapkan sepatah katapun.
Siena meraih tangan Thomas, menariknya menuju kantin dan makan bersama di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru and One Day
Historia Corta"I know this is hard, but, i know you can do that." Kedinginan bersatu, bercampur. Lalu secercah harapan datang, menghampiri satu titik kegagalan, kemudian pergi tanpa sepatah kata. Hanya saja, ketika itu terjadi, kehadiran cahaya yang datang kepad...