7: Let's Date

5 2 0
                                    

-Rumah Siena-

Thomas
Keluar.

[16.24]

Melihat pesan yang di kirim Thomas, membuat Siena refleks loncat dari kasurnya. Dia menoleh kesana kemari, mengikat rambutnya kemudian berjalan ke jendela.

Kedua matanya bisa melihat lelaki dengan motor besar dan balutan jaket kulit hitam. Di depannya ada sebuah helm, dan Thomas sedang menunggu seraya menghabiskan seputung rokok.

Tentu saja ini membuat Siena menahan napas tidak percaya. Baru saja laki-laki di luar itu mendiaminya seharian, namun kini, dia tengah di depan rumahnya untuk bicara.

Tak perlu waktu lama, Siena mengganti penampilannya. Bukan berdandan, dia tidak suka melakukannya, apa lagi hanya untuk menemui Thomas. Geez, itu tidak mungkin.

Setelah pakaiannya rapih, dia keluar dari kamar, menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Kedua kakaknya yang tengah bersantai di ruang tamu menoleh, memperhatikan Siena yang tidak biasanya.

"Biasa aja kali, cuman ketemu Thomas aja gitu banget," sahut Agam, kakak pertama Siena.

"Sstt, namanya juga romansa abege." Tak lama setelah Agam menggoda, Jefri ikut-ikutan. "Ada yang lagi kasmaraan nih!"

"Berisik!"

Siena lantas membuka pintu. Untuk menjaga image, dia kembali ke bentuk semula, cewek yang cuek dan begitu dingin. Padahal mah Siena deg-degan karena Thomas datang ke rumahnya.

Kakinya melangkah santai mendekati Thomas. Mendengar derap langkah, lelaki itu berbalik, menatap Siena dengan rokok yang masih bertengger di bibirnya.

Untuk sesaat mereka terdiam, menunggu hingga rokok Thomas habis.

"Jalan yuk?"

Haru and One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang