#11. Terbongkar

34 2 0
                                    

[C.O.] Part 11.

Wildan menghentikan motornya di depan rumah Daniella, menarik nafasnya dan mengetuk pintu rumah perempuan itu.

Ia mendapati seorang pria berdiri di depannya, "siapa ya?"

Wildan yakin, ini ayah Daniella.

"Pagi om, saya Wildan, kalau om ayahnya Dania, saya cari om." Wildan gugup setengah mati.

"Ya, saya ayahnya Dania, silahkan masuk." Anton, -ayah Daniella mempersilahkan.

"Jadi, ada apa?"

Wildan menarik nafasnya panjang, perkiraannya dia akan ditampar atau bahkan dipenjara.

"Saya penabrak Dania, om." Wildan mengucapkannya dari satu tarikan nafas, ia menunduk perlahan menatap mata pria didepannya.

Tapi, pria itu tersenyum.

"Coba jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi."

"Om ga marah sama saya?" Wildan mengangkat kepalanya.

"Saya akan marah sama kamu, kalau kamu ga datang kesini dan mengaku."

Helen menghampiri keduanya bersama dengan Daniella dan Valerina.

Daniella duduk dihadapan Wildan dengan Valerina sedangkan Helen mengambil posisi di sebelah sang suami.

Wildan menarik nafasnya, "Gue minta maaf, Dan, gue terpaksa."

"Terpaksa?" Daniella menatap Wildan penuh tanya.

"Gue disuruh orang untuk nabrak Vale, tapi malah kena ke lo."

Valerina terperangah mendengar apa yang Wildan katakan.

"Gue juga minta maaf sama lo, Le. Gue udah niat jahat sama lo." Wildan kembali tertunduk.

"Disuruh? sama siapa?" Helen angkat bicara.

"Kak Nadine?" tebak Valerina asal.

Wildan mengangguk ragu, "Tapi, gue punya alasan, Le."

Daniella mencoba bangun dari duduknya, yang dengan reflek mendapat bantuan dari Valerina.

"Lebih baik lo pulang, Wil. Gue udah maafin lo."

Daniella sangat membenci perempuan yang Valerina sebut tadi. Sekarang, seseorang yang telah mampu mengisi hatinya malah berhubungan dengan perempuan itu.

Helen mengantar Daniella ke kamarnya, sedangkan Valerina mengarahkan Wildan untuk keluar.

"Dari kemaren lo bilang lo punya alasan, tapi yang lo lakuin, cuma ngulur waktu buat ngasih tau alasannya. Kasih tau apa alasannya secepatnya di depan keluarga Dania, lo boleh pulang."

Wildan mengangguk, ia tau keputusannya sangat amat salah. Sekarang, bukan uang untuk operasi ayahnya yang ia dapat, tetapi malah kebencian dari Daniella.

"Sekali lagi, gue minta maaf Le. Mungkin gue bisa kasih tau alasannya lain waktu, gue permisi."

Valerina menatap Wildan yang keluar dari pekarangan rumah sahabatnya ini. Padahal ia yakin betul, Wildan adalah orang baik-baik. Tapi, apa yang membuatnya mau melakukan hal bodoh semacam itu.

"Sudah dapat alasan kenapa dia nabrak Dania?" Anton menatap Valerina yang masuk ke dalam rumahnya dengan tatapan kosong.

Valerina menggeleng, "Dania keburu marah, tapi yang pasti dia mau nabrak Vale, bukan Dania."

"Vale pulang dulu, om." Valerina melanjutkan, setelah mengambil tas di ruang tamu, ia keluar dan menghampiri mobil Christan yang sudah berjanji untuk menjemputnya.

Chosen OnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang