4. Kecewa

97 18 0
                                    

"Lo kenal Iqbaal ri?" tanya (Namakamu).

Setelah bel istirahat berbunyi, (Namakamu) mengajak Ari untuk mengobrol di taman belakang sekolah.

Sekarang mereka lagi duduk di kursi panjang di taman belakang.
Dalam hati Ari berkata "Kenal lah temen munafik"

"Ya kenal gitu- gitu aja!" jawab Ari alibi.

(Namakamu) membulatkan bibirnya membentuk huruf"o".

"Emang kenapa?" tanya Ari.

(Namakamu) berdehem, "hmm, kemaren Iqbaal nyuruh gue buat jauhin lo ri katanya lo gak baik buat gue."

"Terus?"

"Ya gue marah lah, hak gue dong buat temenan sama siapa aja, lagian dia siapa nyuruh- nyuruh gue,"

"Duh, sorry kalian berantem gara- gara gue kan."

"Bukan salah lo kok ri, kita emang sering berantem."

"Lo suka sama Iqbaal?"

Sontak (Namakamu) tertawa, "haha, ngaco lo ri, mana mungkin gue suka sama Iqbaal" ucapnya.

"Ya bisa aja kali..."

"Ya enggak mungkin lah, gue sama Iqbaal itu nggak pernah akur dari dulu. Lagian lo kenapa nanya begituan? " (Namakamu) menaikkan alis kanannya.

"Nggak ada sih, cuman pengen nanya doang" Ari menatap (Namakamu). "Malam minggu kemana (Namakamu)?"

"Palingan di rumah doang,"

"Mau gak malming bereng gue?"

(Namakamu) yang tadinya menunduk menatap sepatunya kini menoleh menatap Ari dengan satu alis terangkat.

"Kemana?"

Ari tampak berpikir, "kemana ya enaknya?"

"Mall aja yuk, gimana?"

Ari mengangguk setuju, "nanti gue jemput jam 7 malam oke?"

"Siiip"

🙌🙌🙌

"Cucumbar.... Lo masih marah sama gue?" tanya Iqbaal.

Setelah mengobrol dengan Ari, (Namakamu) langsung masuk ke dalam kelas yang langsung di hadang oleh si curut Iqbaal.

(Namakamu) bersindekap dada, dan menatap sinis Iqbaal. "Menurut lo?" jawabnya.

Iqbaal mengerucutkan bibirnya, "sorry kalau kemarin gue kasar sama lo, gue nggak ada maksud, abisnya gue emosi, gue gak suka lo dekat- dekat sama Ari"

"Lo cemburu?"

Skak! Pertanyaan (Namakamu) membuat Iqbaal tertegun, laki- laki itu emang cemburu sih tapi kan dia niatnya baik.

"Iya lah, masa calon masa depan gue main sembarang deketin aja!"

"Najis!"

Iqbaal menggembungkan pipinya,  "jahat banget sih jadi cewek!"

"Bodo!"

"Eh, malming bareng gue yuk?"

"Sorry nih ya sorry, gue udah ada janji sama Ari!"

Raut wajah Iqbaal yg tadi cerah kini menjadi kecewa. "Lo masih deketan sama Ari?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) mengangguk, "iya" katanya enteng.

Iqbaal menatap tajam (Namakamu), "serah lo deh, pokoknya gue udah bilangin jauhin Ari, lo baru kenal dia selama beberapa hari sedangkan gue lebih duluan kenal dia dari pada lo."

Dan Iqbaal pergi begitu saja. (Namakamu) tatap punggung Iqbaal dari jauh sambil geleng- geleng kepala.

"Aneh banget tuh cowok, marah- marah mulu."

🙌🙌🙌

Jam 7 malam tadi Ari menjemput (Namakamu), dan sekarang mereka sudah sampai di pondok indah mall, berhubung keduanya belum makan malam, jadi keduanya memustuskan untuk makan.

Ari memperhatikan wajah (Namakamu) dari dekat gadis itu sangat manis menurutnya apalagi saat makan seperti sekarang gadis itu memakan dengan lahap, tidak seperti kebanyakan cewek- cewek yang jika makan di hadapan seorang cowok berusaha membuat cowok nggak ilfel dengan cara makannya yang terlihat anggun, (Namakamu) justru makan dengan lahap sampai sisa makanan tersisa diujung bibirnya, Ari tersenyum dibuatnya.         

Merasa di perhatikan (Namakamu) mendongak menatap Ari yang sedang menatapnya sambil tersenyum tipis. Gadis itu langsung menghentikan makannya.

"Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?"

"Lo cantik!"

Bluss... Pipi (Namakamu) memerah karena malu, cepat- cepat gadis itu menangkup kedua pipinya yang chubby.

"Apaansih!"

Ari terkekeh, kemudian memajukan wajahnya ke wajah (Namakamu) yang sontak membuat gadis itu memejamkan mata. Pikiran gadis itu melayang dan tiba- tiba jantungnya jadi berdebar tak karuan.

Gadis itu merasa bibirnya di sentuh. Bukan loh bukan disentuh yupi tapi disentuh tangan yang ternyata ari sedang membersihkan sisa makanan diujung bibirnya.

"Hayo mikirin apaan?"

Mata (Namakamu) terbuka, "iss apasih, emang gue mikirin apaan coba?"

"Pasti mikirin yang nggak- nggak kan?" goda Ari

Pipi (Namakamu) tambah memerah "Iiiss apasih!"

Ari hanya terkekeh. Entah kenapa dia merasa nyaman saat bersama (Namakamu), Hatinya berdegup dengan kencang, apa jangan- jangan Ari sudah jatuh cinta pada gadis itu? Pikiran itu buru- buru Ari tepis, tidak mungkin dia menyukai gadis itu, dia hanya menjadikan (Namakamu) sebagai alat balas dendam pada Iqbaal, dan setelah dendamnya terbalaskan dia akan membuang gadis itu jauh- jauh.

Tapi melihat senyum dan tawa gadis itu membuat Ari sedikit tidak tega, (Namakamu) nggak pantas buat disakitin gadis itu terlalu baik. Ah entahlah Ari tidak tahu.

🙌🙌🙌

Cucumbar & Coconut [IDR&All] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang