7. Ngedate dadakan (b)

157 17 1
                                    

'Nasi goreng pak mus' di tempat itulah Iqbaal dan (Namakamu) sekarang.

(Namakamu) mendengus saat sudah turun dari motor iqbaal , "katanya makan sate kok ke tempat nasi goreng sih?"

Iqbaal nyengir, "hehe, kan tadi tukang satenya gak jual"

"Kan yang di jual bukan tukang sate nya."

"Ngajak ribut mulu lo cucumbar kampret!"

"Oh udah berani ngatain gue kampret!"

"Kan belajar dari elo yang suka bilang gue anak kampret!"

"Jadi salah siapa?"

"Kampret!!"

"Lo ngatain gue kampret lagi?"

"Salah mulu elah, maksud gue yang salah kampretnya"

"Emang kampretnya siapa?"

Iqbaal mengacak rambutnya frustasi, gadis di hadapannya ini benar- benar aneh, kadang suka marah, jutek, dan cerewet.

"GUE!!! PUAS LU??" teriak Iqbaal kesal.

(Namakamu) menatap datar Iqbaal, "aneh lo!" cibirnya.

Ingin rasanya Iqbaal menjitak kepala gadis itu tanpa ampun, tapi Iqbaal gak akan pernah bisa, karena... Dia gak bisa nyakitin cewek. Ea.

"ETA TERANGKANLAH..."

Iqbaal mengusap dadanya pelan, kemudian melirik (Namakamu) yang sudah duduk dengan tampang polos sepolos pantat bayi tanpa berdosa.

"Kang, nasi gorengnya 2 sama minumnya teh anget 2 juga" pesan Iqbaal.

Pelayan itu mengangguk, "iya sebentar" ucap nya diakhiri senyuman yang hanya dibalas senyum tipis oleh Iqbaal, takut jika Iqbaal tersenyum lebar, si abang malah demen, kan gak lucu.

"Lo mesen apaan tadi?" tanya gadis itu saat Iqbaal baru mendaratkan bokongnya di bangku hadapan gadis itu.

"Mesen cendol"

"Lah?" (Namakamu) cengo

"Ya mesen nasi goreng lah cucumbar pinter...."

(Namakamu) hanya membulatkan bibirnya membentuk huruf. "O"

Tak lama kemudian, pelayan datang sambil membawa pesenan Iqbaal dan (Namakamu) lalu menaruhnya di meja keduanya lengkap dengan teh anget, dan kemudian pelayan itu pergi.

Karena haus Iqbaal meminum teh anget nya terlebih dahulu, sedangkan (Namakamu) memakan nasi gorengnya dengan rakus.

Rasa teh anget nya sepet- sepet gimana gitu, kayak gak ada manis- manisnya.

"Mas!" panggil Iqbaal sambil melambaikan tangan pada pelayan itu.

"Iya mas, ada apa?" tanya pelayan itu.

"Ini teh nya kok sepet ya?"

"Maaf mas, gulanya habis"

"Lah? Jadi ini gak pakai gula?" tanya Iqbaal heran.

"Hehe.. Nggak, kalau mas mau manis liatin pacarnya aja kan udah manis."

"Au ah gelap" ucap Iqbaal menyenderkan badannya kebelakang.

(Namakamu) terkekeh geli melihat Iqbaal manyun.

"Kalau mau minum jangan lupa liatin gue nya"

"Ntar malah sepet"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya kemudian kembali makan dengan lahap sampai mulutnya terisi penuh.

"Eh kok lo gak makan sih? Kalau gak mau buat gue aja sini, perut gue masih muat kok!"

Iqbaal menelan salivanya sendiri, tadi sih lapar tapi sekarang udah kenyang ngeliatin (Namakamu) makan.

Iqbaal menyodorkan nasi gorengnya ke hadapan (Namakamu) yang langsung diterima oleh gadis itu.

"Makacih..."

Iqbaal berdehem, "duh cucumbar makannya jangan banyak- banyak, entar kalau lo gendut gimana? Kalau gue gak kuat gendong lo gimana?"

"Bodo"

"Dasar cucumbar jelek..."

***

Iqbaal menghentikan motornya didepan rumah (Namakamu), kemudian menoleh ke belakang.

"Udah sampai neng!!" kata Iqbaal

(Namakamu) turun dari motor Iqbaal, "Udah tau!!, pulang gih sana, udah malam" ucapnya.

"Bangsul, udah ditraktir makan, udah diantarin pulang gak ada terima kasih nya ya lo."

"Kan lo yang ngajak!"

"Au ah gelap"

"Udah pulang sana. Bosen gue ngeliat lu terus."

"Ntar kalau gak ada gue, lo kangen lagi." ucap Iqbaal menggoda.

"Kangen- kangen sempak lo bolong, gue gak bakalan kangen sama coconut sinting kayak lo, udah pegi sana!"

"Sebagai ucapan terima kasih cium bisa kali ya?"

"Najis, cium nih sendal gue"

"Duh cucumbar.. Lo jadi cewek gak ada manis- manisnya ya, jutek amat"

"Bodo,"

"Yaudah gue pulang, jangan kangenin gue ya."

"Ewh,,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cucumbar & Coconut [IDR&All] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang