Tears #2

652 48 2
                                    

Tak lama ambulans datang, lalu dengan segera membawa Salsha.

'Lo harus kuat sayang' batin Aldi.

Saat ini Jeha berasa satu mobil dengan Aldi, itu karena Aldi tak akan konsentrasi mengemudikan mobilnya.

"Coba lo tenang dulu deh di, berdoa semoga si Salsha baik-baik aja." ucap Jeha mencoba menenangkan Aldi.

"Lo kenapa gak jagain Salsha! Lo tau dia lagi sakit. Harusnya lo jagain dia, bukannya di ruang keluarga tanpa peduliin Salsha!" omel Aldi.

"Lah, gue aja di ruang keluarga baru aja. Terus lo dateng, Salsha itu gampang capek!"

"Apa hubungannya?"

"Eh bego! Salsha penyakitnya itu kanker hati yang punya ciri-ciri gampang capek, jadi wajar kalo dia tidur berjam-jam!" sahut Jeha sewot.

Aldipun terdiam, dan akhirnya perdebatan mereka berhenti.

🎀🎀🎀

"Gimana keadaan Salsha tan?" tanya Jeha saat sampai di UGD.

"Salsha koma je." ucap Hiza dengan lirih.

"Gak! Tante Hiza bohongkan. Gak mungkin Salsha tiba-tiba koma." bantah Aldi meyakinkan Hiza. Tapi usahanya hanya sia-sia.

Aldi menatap nanar Salsha yang terbaring lemah dengan selang-selang yang ada di tubuh Salsha dari balik jendela kaca ruang ICU.

Tak lama, Steffy dan Pimtha datang dengan mata sembab langsung menghampiri Jeha, dan memeluknya.

"Gimana keadaan Salsha?" tanya Steffy lirih yang hanya di balas gelengan dari Jeha.

"Salsha baik-baik ajakan?" imbuh Pimtha.

"Gimana rencana kita buat Salsha? Ulang tahun Salsha bentar lagikan? Emang Salsha gak sayang kita?." lanjut Pimtha menatap nanar Jeha. Sementara Jeha hanya menggeleng sambil menangis.

Sementara Aldi yang masih menangis menatap Salsha langsung bergegas menuju ruang dokter yang merawat Salsha.

"Aldi! Lo mau kemana?" teriak Jeha menatap punggung Aldi yang semakin lama semakin menghilang.

"Aldi tau apa yang terbaik je." lirih Steffy.

_____

"Ambil hati saya dok, ambil hati saya buat Salsha dok!" ucap Aldi setengah berteriak. Setelah ia menutup pintu dan langsung menggebrak meja dokter Arya.

"Kita harus melakukan cek terlebih dahulu, mari ikut saya" ucap dokter Arya lalu berjalan keluar ruangan yang diikuti Aldi.

Mereka berjalan menuju tempat pemeriksaan, apakah hati Aldi cocok dengan Salsha. Namun resikonya Salsha akan kehilangan Aldi bila hasilnya cocok.

🎀🎀🎀

Aldi menggenggam erat tangan Salsha, segala do'a ia ucapkan agar Salsha sadar dari komanya. Sementara Steffy, Pimtha, dan Jeha masih menunggu di luar ruangan.

"Lo ngapain sih je?" tanya Steffy yang sedari tadi memperhatikan Jeha yang fokus menatap layar ponselnya.

"Ha? Eng-enggak. Gue lagi ngabarin nyokap bokap gue aja." ucap Jeha terbata.

"Gue pengen donorin hati gue ke Salsha." celetuk Pimtha yang membuat Jeha dan Steffy menatapnya lekat-lekat.

"Kan lo masih punya adek pim. Gimana orang tua lo nanti? Bukan apa-apa ya, tapi lo harus ingin sama bonyok lo." jelas Jeha.

"Lah gue? Bonyok udah gak ada lima tahun yang lalu. Kalo gue donorin hati gue ke Salsha, oma gue sama siapa?" sahut Steffy ikut angkat bicara.

"Gue sempet ijin bonyok gue. Tapi gak dibolehin, ya karna gue anak satu-satunya. Dan sekarang gue bingung cari pendonor dimana. Semua PMR dan PMI udah gue tanyain, dan itu semua gak cocok dan katanya susah nyarinya." ucap Jeha panjang lebar.

Mereka termenung, memikirkan bagaimana harus menyelamatkan Salsha. Sementara Aldi baru saja keluar dari ruang tanpa disadari mereka, Aldi langsung berjalan menuju ruangan dokter Arya.

Tokk Tokk Tokk

"Masuk" ucap dokter Arya dengan lantang.

Aldi langsung masuk dan menutup pintu, lalu mendekati dokter Arya dengan wajahnya yang serius.

"Bagaimana hasilnya?"

Dokter Arya menghembuskan nafas, lalu menggeleng.

"Nggak cocok dok?" tanya Aldi dengan suara yang getir dan air matanya sudah di pelupuk.

'Gue gak akan nyerah buat lo sal' batin Aldi.

🎀🎀🎀

Sudah berkali-kali Salsha melakukan kemoterapi, mencari pendonor hati untuknya hingga saat ini Salsha sudah terbaring lemah di rumah sakit selama dua bulan.

Aldi, Jeha, Steffy, Pimtha, dan Hiza menjaga Salsha secara bergantian. Tak henti-hentinya mereka berdo'a untuk kesembuhan Salsha.

"Sal, gue janji sal gak bakal nyakitin lo sal" lirih Aldi seraya menggenggam erat tangan Salsha.

"Apa lo gak bosen sal tidur terus? Apa lo gak kangen gue sama yang lainnya? Apa lo gak mau bikin kenangan sama gue lagi? Sal... Sekali aja lo bangun dari tidur panjang lo ini sal, lo segalanya buat gue." ucap Aldi panjang lebar.

Ia tak bisa membendung air matanya lagi, ia tak bisa melihat sosok yang ia cintai terbaring lemah dalam waktu yang lama.

Ceklekkk

Pintu rawat Salsha terbuka, nampak sosok wanita tengah baya yang terlihat rapuh menatap nanar putrinya yang lemah.

Hiza, Mama Salsha kini menggantikan posisi Aldi. Ia masih membacakan do'a untuk Salsha, berharap keajaiban dari sang kuasa akan terjadi.

____________________________________

Mau ngasih tau nih, cerita absurd ini kak end.

Dan aku masih gak nyangka kalo cerita absurd ini banyak votenya😂😂😂 *Alhamdulillah.

Friendship [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang