Sinar matahari pagi yang masuk melalui sela-sela jendela membangunkanku. Bukan hanya aku yang bangun, tetapi tubuh bagian bawahku juga ikut bangun. Sial, bahkan semalam pun aku masih terus memikirkan Nath, bahkan memimpikan wanita itu menghangatkan ranjangku. Tapi, mengingat dan membayangkan dia sudah bersuami dan memiliki anak membuatku merinding. Mana mungkin aku menginginkan wanita yang sudah memiliki keluarga?? Jujur saja aku tidak begitu yakin dia sudah menikah, bahkan aku tidak melihat dia memakai cincin dijari nya. Ahh persetan.. Cepat atau lambat aku pasti akan tau kebenarannya. Wanita itu sudah mulai menguasai pikiranku saat ini.
Bangkit dari tempat tidur, aku keluar menuju balkon kamarku. Di pantai tampak Sean sedang bermain dan berlari di pantai bersama Dimas dan suster Dian. "Daddy" teriaknya dari kejauhan sambil melambaikan tangannya senang. Aku pun membalas lambaiannya sambil tersenyum lebar. Senang melihatnya tumbuh sehat dari hari ke hari. Di sisi lain pantai, aku melihat wanita itu lagi. Ya Nath! Dia terlihat di restoran yang sama dan tempat yang sama seperti kemarin dan hari-hari sebelumnya. Tampaknya dia sedang menunggu sarapannya datang sambil membaca sebuah majalah fashion. Dengan hati senang dan rasa penasaran yang tinggi, aku bergegas untuk mandi dan menyusulnya, berharap dia masih ada disana.
Selesai mandi, aku turun ke bawah dan menghampiri anakku yang baru selesai mandi sehabis main di pantai. Dia berlari menghampiriku dan memeluku erat. Aku tertawa senang sambil memeluknya hangat dan menggendongnya. "Heeii boy, sudah makan?" tanyaku sambil mencium kepalanya. Sean tidak menjawab dan menempatkan wajahnya di leherku. Dia tampak ngantuk dan bergelayut di gendonganku.
"Dia sudah makan sus?" tanyaku kepada suster Dian
"Sudah pak, tadi sambil main di pantai." jelasnya. Aku hanya mengangguk tanda mengerti. "O iya, Dimas mana sus?" tanyaku kembali sambil melihat sekeliling rumah. "Mas Dimasnya lagi mandi pak!" jawabnya lagi. Sean mulai rewel di gendonganku. "Heii..kenapa boy? Ngantuk?" tanyaku kepada Sean. Dia hanya menganggukan kepala sambil memelukku semakin erat. Aku mengelus-elus punggungnya sambil menunggu suster Dian membuatkan susu.
Aku memeluk sean sampai dia tertidur di gendonganku. Kulihat wajahnya yang tenang memasuki alam mimpinya, aku merasa ada kehangatan yg menjalar di tubuhku. Wajahnya selalu menenangkan hatiku. Ya.. My Sean, anak kandungku!
"Heii Big Daddy!" sapa Dimas sambil menepuk pundakku. Aku menoleh padanya dan tersenyum simpul. "Wow, lo rapi amat, mau kemana sih pagi-pagi?" tanyanya kepo.
"Mau sarapan di Resto sebelah" jawabku enteng sambil berjalan meninggalkan kamar anakku. Dimas sedikit penasaran dan mengekor dibelakangku. "Tumben jadi demen banget makan di luar, gak takut lagi sama wartawan?" ledeknya sambil terkekeh. Entah sadar atau pun tidak, aku rasa dia mencium gelagatku. Mungkin ada sesuatu yang dicurigainya? Ah, masa bodo! Saat ini aku tidak terlalu memikirkan pandangannya!Aku berdiri di depan pintu samping rumahku sambil memandang sekitaran pantai sambil menyapu pandanganku ke arah resto. Entahlah, hanya penasaran apakah Nath masih disitu? Yaa.. Aku pun langsung menemukannya yg terlihat dari kejauhan.
Tawa Dimas membuyarkan lamunanku. Kaget, aku menatapnya tajam. Dimas masih tertawa terbahak-bahak melihatku.
"Ohh.. Jadi ngeliatin cewe nih ceritanya??" tanya dimas setengah mengejek.
"Ya ampun Dith, kalo dari kemaren gue tau hal itu bisa ngembaliin kewarasan lo, dari kemaren-kemaren aja gue ngenalin lo sama cewek cantik! Dia Fans lo?? " tanyanya sambil tersenyum jahil.
"Ngomong apa sih lo Dim?" elakku "Nath bukan cewe kaya gitu!" kataku sambil lalu.
"Ohh, jadi namanya Nath?" ledeknya. "Udah berapa lama? Kok gue gak tau?" tanyanya pura-pura tersinggung.
"Berapa lama gundulmu!" jawabku asal "Dia udh punya suami dan anak bro!" jelasku sambil mengambil remote dan menyalakan televisi, berusaha untuk menghindari pertanyaan Dimas yang bertubi-tubi.
Mungkin naluri nya sebagai Pengacara handal yang membuatnya seperti itu, tp jujur aku tidak suka diinterogasi seperti ini. Ini memberikan kesan seperti aku yang menjadi tersangka.Semenjak kematian orang tuaku karena kecelakaan, aku bertemu dengan Dimas di sebuah Panti asuhan yang dikelola oleh Dinas Sosial. Selama 6 bulan aku disitu, akhirnya kami bersahabat dekat. Pada waktu itu aku merasa hanya Dimas yang mengerti bagaimana perasaanku, dia mendengarkanku, bahkan menemaniku disaat aku mengalami keterpurukan karena kehilangan orang tuaku. Miris memang, sekarang disaat mendiang istriku meninggalkan ku untuk selamanya, Dimas jugalah yang menemaniku mengatasi keterpurukanku. Aku menganggapnya seperti saudaraku sendiri.
Pada saat hak asuhku jatuh ke tangan Om Chris, sahabat papaku, yang merupakan ayah dari Regina, aku memohon kepada Om Chris untuk mengajak Dimas bersamaku. Ya.. Aku, Regina, dan Dimas dibesarkan bersama-sama dalam asuhan Om Chris dan tante Maya. Kami dibesarkan secara sederhana dan penuh kasih sayang. Bahkan Om Chris dan tante Maya menganggap kami seperti anak kandung mereka.
Setelah umurku genap 18 tahun, aku menerima warisan dari orang tuaku, dan kuakui jumlahnya sangat fantastis! Aku bingung harus kuapakan uang sebanyak itu? Aku masih terlalu muda saat itu dan bingung apa yang harus aku lakukan. Selama ini, om Chris membesarkan kami tanpa menyentuh uang itu sama sekali. Beliau membentuk kami jadi pribadi yang mandiri.
Disitu aku memutuskan untuk hidup mandiri dan tidak mau merepotkan pasangan suami istri yang sudah kuanggap sebagai orang tua sendiri pada aaat itu. Dengan seijin om Chris dan tante Maya, aku pergi ke Bali untuk kuliah dan membeli Villa yang kutempati saat ini dari hasil warisan mendiang kedua orang tua ku. Bahkan, uang itu pun kugunakan untuk membiayai kuliah Dimas di Jakarta dan kuliah Regina di London sebagai balas budi dari apa yang sudah kuterima selama hidupku.
Selama kuliah, aku membangun perusahaanku sendiri. Production House (PH) yang kubangun sekarang tak luput dari usaha dan kerja keras Dimas sebagai pengacara pribadiku dan Regina sebagai designer baru yang sudah mulai dikenal public. Bahkan, aku pun mencoba peruntunganku di dunia entertainment dan disinilah aku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Show You
Romance21++, pembaca diharap bijak.. Nanti ada beberapa part yang saya private acak ya.. Jd follow dl sebelum membaca ??. Kamsahamnida...