Part 8

1.4K 39 0
                                    

Aku menarik nafasku dalam-dalam sambil menahan tangis, aku memejamkan mata sambil terus berusaha untuk menahan air mataku keluar. Dan saat aku melakukan itu, ada sebuah nama yang muncul dipikiranku. Ya.. Radith Danajaya Dinata, targetku. Akhirnya aku bertemu dengannya dan berkenalan dengannya. Dan ya Tuhan.. dia sudah menyebut nama putranya, Sean. 

Radith menyangka bahwa Keysia adalah anakku dengan Dave, tetapi demi apapun untuk saat ini aku masih belum bisa menjelaskan apupun ke Radith. Mungkin belum saatnya aku menceritakan siapa Dave sebenarnya. Biarlah nanti waktu yang menjawab apa artinya Dave untuk diriku. 

Yang tidak boleh diketahui Radith adalah siapa mantan pacarku yang brengsek! Yang dengan kejam memanfaatkan rasa cintaku kepadanya dan cintaku kepada Almarhum Papaku. Pria yang telah membuatku menandatangi surat perjanjian terkutuk itu untuk mengambil alih Rumah Sakit beserta semua aset yang dimiliki papa untuk melunasi segala hutang atas nama papa yang waktu itu terbaring lemah tak berdaya karena serangan jantung.

Air mataku tidak bisa berhenti mengingat segala perlakuan Ricky, mantan pacarku. Aku tidak menyangka bisa melihatnya disini dan sialnya dia bersama seorang wanita, dicafe yang baru saja aku dan Radith tinggalkan. Ya Tuhan, dia begitu dekat dengan Radith dan Sean.. Demi apapun, aku tidak mau dia menghancurkan kebahagiaanku lagi! Ingin segera kutinggalkan pelataran lahan parkir cafe ini tapi aku tak sanggup. Kakiku lemas seperti jelly. Seperti sebuah film,  rekaman itu terus berputar di kepalaku..

Flashback on

"Papaa...!!" teriakku sambil berlari ke tempat tidur VIP Rumah Sakit tempat papa terbaring lemah. Aku menangis sesenggukan melihat kondisi papa. Kondisinya semakin memburuk seiring dengan kondisi keuangan Rumah Sakit milik Wijaya Group. Perusahaan yang didirikan papa selaku pemilik dan CEO dari Rumah Sakit Wijaya Medical Center. Pelan-pelan kupegang tangannya. Sudah sebulan ini papa sudah tidak sadarkan diri karena serangan jantung. Entah karena apa penyebabnya, aku tidak tau pasti. Yang pasti kondisi keuangan Rumah Sakit saat ini sangat memprihatinkan. Pihak-pihak Kreditor dari Bank pun banyak yang menghubungiku untuk segera membayar hutang-hutang  perusahaan. Kedudukan papa sebagai CEO pun terancam dicopot. Para pemegang saham pun akan melakukan Rapat Umum pemegang saham untuk menindaklanjuti kondisi saat ini.

"Pa.. bangun yukk!! Nath janji bakal belajar untuk jadi pengganti papa asal papa bangun sekarang.. Nath kangen pa!!" suraku parau menahan emosi yang berkecamuk di dadaku. Seandainya Dave ada disini, pasti dia bisa membantu menyelesaikan kekacauan ini. Semua beban sedang ada di pundakku saat ini.. Hutang dengan bunga yang semakin hari semakin berlipat memang harus segera diselesaikan. Ya Tuhan.. Apa yang harus aku lakukan?? Tangisanku pun semakin pecah seiring ingatan-ingatanku tadi sampai tangan seseorang memegang pundakku. 

"Nath, are you ok?" tanyanya sambil memelukku dari belakang. 

"No, I'm not Rick.. " jawabku sambil menangis dalam pelukannya.. "Darimana aku bisa dapet uang sebanyak itu?? Bahkan setelah menjual bagian saham papa dan sahamku saja itu masih kurang Rick!!" jawabku meluapkan emosi yang tertahan.

"Shuuutt.. everything is gonna be ok hun" katanya menenangkanku sambil mengelus rambutku..

"Nath, kamu udh pikirin tawaranku kemarin?" tanyanya ragu-ragu sambil terus mengelus rambutku. Sontak kualihkan pandanganku ke wajahnya, menatapnya terkejut dan tak percaya.

"Maksud kamu??? Harus ya kamu nanyanya disaat seperti ini?? Papaku lagi terkapar disini Rick!! Belum sadar sampai sekarang!! kamu tega-teganya nanya gini ke aku?? " Jawabku sengit..

"Shuuuttt.. Take a deep breath hun" jawabnya sambil menariku dan kembali memeluk tubuhku

"Aku tau ini gak adil buat kamu, tapi cuma kamu yang bisa nolong aku hun! Aku cuma punya kamu! Lagipula coba kamu pikirin deh, ini semua demi kamu! Demi kita! Kita bisa menyelesaikan masalah keuangan Rumah sakit juga. Otomatis beban papa kamu akan sedikit terangkat, dan gak nutup kemungkinan kondisi papa kamu akan semakin membaik seiring waktu!" rayunya meyakinkanku

Let Me Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang