1 # one A lovely cold day in london..

27.3K 410 50
                                    

AWAN kelabu menggelayut manja diatas langit London. Orang-orang mulai keluar dari bangunan-bangunan rumah bergaya Victorian yang kaku berjejer rapi di pinggiran kota untuk memulai aktivitasnya. Mereka menggunakan mobil,sepeda dan tube (kereta bawah tanah) menuju pusat kota. Jam Big Ben yang menjadi simbol kota mulai berdentang keras, menandakan suatu hari yang baru. Lonceng-lonceng gereja juga berbunyi di seantero kota. Beragam manusia dari berbagai ras dan bangsa memenuhi jalanan London dengan segelas kopi hangat,koran pagi,dan gadget di tangan mereka. Bus tingkat warna merah dan taksi warna hitam memenuhi jalanan kota. Kincir raksasa London Eye, juga mulai berputar. Sedangkan para tentara kerajaan dengan seragam jas merah dan topi berbulu hitam mereka yang menjulang tinggi di Istana Buckingham memulai kegiatan kembali. Di cakrawala, burung-burung asyik beterbangan seolah ingin memberikan kabar baik, kalau hari ini sungguh indah. Di antara jutaan manusia yang memulai hari mereka pagi ini, salah satunya di antaranya, caramel.

Udara dingin mencapai 7° Celcius di kota London menyusup lewat embusan angin yang terasa lebih kencang dari biasanya. Angsa-angsa putih berbaris dengan sangat rapi, berenang dengan santai membuat riak kecil pada air danau yang terletak di tengah taman. Daun-daun yang mulai rontok dari pohon maple berserak diatas jalan setapak. Tapi, meskipun udara pagi ini lumayan dingin, orang-orang London itu tetap saja masih memperhatikan kesehatan mereka. Joging di pagi hari adalah sebuah keharusan. Itu wajib! Makanya taman tetap ramai oleh para bule yang sedang lari pagi...

Ya memang, kota tua itu sudah mulai memasuki musim gugur. Yup sebuah musim yang baru telah datang, setelah beberapa bulan sebelumnya warga kota dimanjakan oleh hangatnya sinar mentari bumi Utara yang terhitung agak pelit untuk berkunjung.

Ia lalu menyadari sesuatu. Saat melihat rambutnya terurai. Ia jadi teringat bagaimana setahun lalu rambutnya belum sepanjang ini. Caramel memang menyukai rambut yang tidak terlalu panjang. Tapi Dave, sang kekasih meminta sesuatu darinya; yaitu rambutnya jangan di potong lagi.

"Biarin rambut kamu tetap panjang ya sayang," pinta Dave setahun yang lewat.

Wajah Caramel merengut. "Emangnya kenapa sih? Aku kan suka rambut pendek?"

Dave membelai lembut rambut hitam Caramel yang tergerai. "Aku suka lihat kamu, jika berambut panjang."

"Tapi seandainya aku tetap berambut pendek, kamu tetap sayang kan?"

"Pastinya! Sayang aku gak akan berubah. Tapi boleh kan, aku minta sesuatu?"

Caramel tersenyum paksa. "Iya deh. Aku gak akan pendekin lagi rambut aku, demi kamu."

Lalu Dave tersenyum mesra pada Caramel, "Gitu dong. Aku sayang kamu."

Ah... London, aku benar-benar jatuh cinta banget sama kamu! Ada banyak cerita yang sepertinya enggak akan pernah habis di kota ini bagi seorang Caramel. Caramel mendongak sejenak ke atas langit. Ia mengamati pepohonan maple di sekitarnya. Daun-daun sudah berwarna merah jingga. Matanya tampak bersemangat.
Yeay! Fall is coming. Batin Caramel. Wajah Caramel terpancar senang seperti seorang anak kecil yang baru saja masuk ke toko mainan.

Ia lalu tersenyum sendiri. Tersenyum setelah menyadari bahwa ternyata ini sudah masuk musim gugur lagi. Dan itu artinya setahun sudah berlalu. Ya, berarti setahun sudah Caramel si polos tapi mandiri ini memiliki kembali cinta terindah dalam hidupnya. Cinta yang bisa bikin ia jumpalitan,senyam-senyum sendirian (tanpa takut dibilang enggak waras), lupa makan, tidur sampai larut malam, sedikit-sedikit cek ponsel untuk liat pesan masuk, jadi mudah khawatir kalau enggak ada yang kasih kabar, dan ya begitulah... (You name itu). Namanya juga cinta ya, kan? Semuanya jadi terasa sah dan baik di matanya. Karena saat orang jatuh cinta, dunianya jadi terputar balik. Dan Caramel adalah salah satu korbannya. Tapi masih ada satu yang kurang sepertinya.

London Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang