2# two ( A sweetest lie )

10.5K 141 13
                                    

Di sebuah sudut taman kota terlihat bunga warna-warni ikut menari bersama angin yang sedang asyik berlalu-lalang. Terlihat dua anak lelaki yang riang berlari di pinggir taman yang bisa dibilang luas itu. Dave, dengan pakaian jogingnya, kepala tertutup hodie,dan tidak lupa earphone yang dikaitkan di kedua telinganya, sambil bersiul-siul mengikuti alunan musik dari ipod. Berlari dengan peluh mengucur deras dari celah-celah rambut dan wajahnya, tidak menyurutkan semangat Dave sama sekali.

Sementara di apartemen Dave, ruangan yang berukuran 36 meter itu terlihat kosong tanpa penghuni, meja pantry dihiasi buah-buah dan makanan sehat, sedangkan di ujung meja terlihat benda pipih yang berbunyi memanggil tuan rumah untuk mengangkatnya, disana tertera nama yang tengah memanggil.

Sam Calling...

Sayangnya Dave tidak ada ditempat, karena ponsel tidak ia bawa lantaran tengah di charge. *

Aku akan tetap minta sama tuhan, untuk ambil nyawa aku satu hari sebelum tuhan ambil nyawanya...

Caramel masih melangkah ringan dan riang di jalanan kota London. Tapi mendadak kakinya terhenti sejenak. Perhatiannya malah mengarah pada sebuah toko kue. Ia memandang etalase toko yang memajang beberapa kue dengan hiasan yang menarik.

Tiba-tiba tubuh Caramel bagai membeku,kilasan kenangan langsung menyerbu ingatannya.

Dua tahun yang lalu... Lilin nan sama seperti yang tertancap pada kue itu menjadi momen Caramel merayakan usia yang ke-17.

Siang setelah pulang sekolah, ia bersama elena sahabatnya dan beberapa teman lain berkumpul disebuah ruangan basecamp berukuran 3×4 m, namun akhirnya Caramel melarang elena menyalakan lilin. Caramel nampak gelisah, pandangannya tidak lepas menuju daun pintu. "Mel, kok belum dinyalain sih lilinnya?" Ujar salah satu temannya yang tak sabar menunggu.

"Yaelah, guys, kayak enggak tau aja!" Elena melanjutkan, "nggak. Lilin ini nggak akan nyala sebelum orangnya datang, "sahut elena.

Tiba-tiba pintu terbuka. Sepasang kaki dengan sepatu Kets pria dan wanita melangkah masuk. Dua orang remaja berbeda jenis kelamin berseragam putih abu-abu muncul memasuki ruangan. Wajah Caramel berubah tersenyum melihat siapa yang datang, bagi Caramel, kebahagiannya lengkap sudah, ia siap untuk menyalakan lilin ulang tahunnya.

Masih didepan toko kue, Caramel mengusap air matanya yang nyaris saja menetes.

Dimana dia sekarang?

Mendadak ponsel Caramel berbunyi. Ia tersadar dari lamunannya.

Sam Calling.

Sam? Caramel menyambut ceria orang yang ditelepon.. "yes, Sam..."jawab Caramel, melanjutkan langkahnya dan meninggalkan toko kue sambil terus menerima panggilan dari sam.

"Lagi dimana Lo?" Tanya Sam.
"Lagi dijalan. Ada apa, sih?"
"Heh, kaki Lo tuh ya, gue telepon enggak di angkat-angkat! Maunya apa sih tuh orang?"

Caramel menjauhkan sedikit ponsel dari wajahnya. Ia agak sedikit heran dengan suara sam yang tiba-tiba menelepon marah-marah seperti cewek sedang PMS hari pertama.

"Emang kenapa dia?" Caramel menyambung pembicaraan.
"Bentar Mel," ujar Sam. "This is the best part."
"Maksudnya?" Caramel kembali lagi heran.

PREEETTTTT...

Tiba-tiba terdengar suara ajaib yang tidak enak didengar dari ujung telepon. Tapi menggelitik rasa ingin tahu Caramel. "Eh. Suara apaan tuh?" Tanya Caramel bingung.

"Hah? Yang mana?
"Tadi barusan."
"Ohh itu... Burung,"kata Sam berbohong sambil tangannya meremas perutnya. Ia memang lagi di dalam toilet. "Oh ya, si Dave kemana sih kira-kira?

London Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang