3# A Mysterious Email

5.7K 82 4
                                    

CARAMEL menyuapkan makanan terakhir yang ada di sendok ke mulutnya. Yummy! Ini sepertinya lasagna terenak yang pernah ia santap. Ia lalu melirik sekilas Dave. Rasa makanannya jadi terasa lebih nikmat saat kekasihnya itu mengukir senyum. Ibarat makanan sudah manis, jadi bertambah manis gara-gara senyuman pacar. Dan Dave pun ikut merasa senang melihat pacarnya bahagia.

"Gimana makanannya,sayang?" Tanya dave.
Caramel menutup matanya sambil menarik satu garis imajinatif dari mulut dengan jarinya. "Emmmhh" tandas Caramel.

Dave tertawa kecil. Sesaat kemudian ia meminta bill pada pelayan. Sementara Caramel kembali menatap layar laptop yang terbuka di hadapannya.

📩YOU'VE GOT MAIL.

Sebuah notifikasi berbunyi, tanda ada pesan baru yang masuk. Dengan cepat jemari Caramel membuka inbox email. Ada beberapa surat yang masuk.

💌DINDA
💌ELENA
📧dream_catchers96@gmail.com

Caramel mengklik satu per satu dari surat yang masuk.

📩DINDA :
Hai, Kak Cara. Kangen banget deh udah seminggu nggak nge-chat. Aku baru kelar ujian. Apa kabar Kakak disana? Kak Cara liburan kemana? Ke Bali dong. Entar malam kalo nggak sibuk kita video call ya. Katanya Kakak mau praktekin bahasa isyarat yang diajarin Kak Dave.

Bibir Caramel terkulum menahan senyuman. Ia senang membaca email dari Dinda, adik Dave tersebut. Untuk merebut hati seseorang,baik sama adiknya adalah salah satu cara terampuh. Dan Caramel sudah lama membuktikan tips ini.

"Kenapa sih senyum-senyum sendiri?" Selidik Dave yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Dinda.

"Ini, lagi baca email dari Dinda."

Kemudian Caramel membuka surat ketiga, ia melewatkan surat dari sahabatnya Elena. Surat ketiga datang dari seseorang yang sepertinya tidak masuk dalam friend list - nya.

📧Dream_catchers96@gmail.com

Caramel, apa kamu masih ingat aku?

Dahi Caramel berkerut, mendadak terselip sebuah perasaan aneh yang membuat hati Caramel merasa nggak nyaman. "Are you okey?" Kembali Dave menyelidiki. "Siapa sih?"

Caramel berusaha menutupi kegagapannya. "Teman SMA aku deh. Tapi tumben-tumbenan dia email. Dia udah lama nggak kirim email."

"Terus kenapa? "Dave heran.
"Mungkin dia mau ke London, makanya dia cari aku."
"Kamu nggak mau ketemu dia?"
Caramel terdiam.
"Kamu temuin ajalah."

Ujar Dave menatap Caramel tak mengerti. Tapi Caramel langsung mengalihkan pembicaraan. "Gampang lah. Nggak penting juga."

Dave hanya membalas dengan anggukkan sambil terus memperhatikan wajah Caramel yang diserang perasaan resah.

Setelah semua tagihan dibayar, mereka segera melangkahkan kaki meninggalkan restoran.

**

Malam di London kali ini terasa lebih dingin dari biasanya. Caramel sedang bersiap-siap untuk keberangkatannya ke Swiss. Malam yang menjadi perjalanan impiannya selama ini. Mungkin, ini akan menjadi malam yang panjang, karena akan sulit baginya untuk tidur karena terlalu bersemangat, ia masih sibuk mencari baju-baju dan barang-barang yang harus dibawa.

Pikirannya berkutat dari pakaian satu ke pakaian yang lain. Yang ini, ini atau yang ini yah?

Saat sedang berbenah, matanya tiba-tiba terfokus pada syal merah favoritnya... Walau ada beberapa syal lain, tapi Caramel sepertinya tidak tertarik membawa yang lain tersebut. Baginya syal merah itu punya cerita khusus dalam hubungannya dengan Dave. Karena dulu, gara-gara syal itu dirinya bisa bertemu lagi dengan Dave. Syal merah dengan motif batik itu ingin sekali Caramel bawa ke Swiss dan ia pake didepan Dave. Mata Caramel mulai berbinar sambil memeluk syal itu. Ia langsung menegaskan pada dirinya sendiri, kalau syal ini adalah barang wajib yang harus ia bawa. Yaa harus dibawa!

Caramel memasukkan tiga buah jaket tebal dari kulit dan wol ; beberapa kaos kaki tebal dan sneakers serta boot beraneka warna ; beberapa sarung tangan wol merah cantik ; baju-baju kesukaannya dengan bentuknya yang aneka macam; piyama-piyama untuk tidur; buku-buku bacaan ringan terutama karya-karyanya John Green; tidak lupa Camera mirrorless, charger dan barang-barang lainnya yang diperlukan selama di Swiss seperti make up, cotton Bud, kapas, minyak kayu putih, kaca mata hitam, handuk dan peralatan mandi. Oh ya, satu lagi, headset putih favorit caramel, itu barang wajib!

Setelah itu ia mencoba menutup kopernya yang sudah kepenuhan bawaan. Tertegun sejenak dan tersadar bawah ternyata bawaan yang ia bawa banyak sekali. Caramel menduduki kopernya dengan susah payah. Tapi tetap saja koper susah tertutup. Raut kesal mulai nampak. Ia kembali berusaha. Tapi kali ini usahanya bukan hanya tidak berhasil, huh coba sekali lagi. Tapi bukannya tertutup malah membuatnya jatuh terjengkang kedasar lantai. Caramel memekik. Ia enggak boleh putus asa. Caramel sedikit menyesal karena selama ini enggak pernah menurut perkataan Dave agar makan banyak, terbukti saat ini, tubuh mungilnya bahkan tidak mampu menekan kopernya sendiri. Sambil mengumpulkan tenaga, Caramel tengkurap diatas koper 'badungnya' itu. Ia menekannya lebih keras. Dan kali ini usahanya tidaklah sia-sia. Koper sukses tertutup. Caramel menatapnya dengan puas sembari menghempaskan napas panjangnya, ada perasaan bangga mengalahkan koper Badung itu.

"Berhasil juga!" Sahutnya pelan tapi tegas. Switzerland... I am coming!

Setelah bertarung dengan loker Badung itu sungguh menyita tenaga serta waktunya, ia yang diserang rasa lelah dan mulai menyambar mug putih kesukaannya bertuliskan i love London and.. you. Mug itu berisikan teh hangat, penemaannya dimalam hari ini. Caramel menyeruput pelan teh hangatnya. Kemudian perhatiannya beralih ke laptop miliknya yang masih terbuka dan menyala. Baru saja ingin menutup laptop kemudian mengurungkan niatnya itu setelah notifikasi berbunyi. Pesan baru lagi dari

💌Dreamcatchers96@gmail.com

Caramel menatap layar laptop. Ia tertegun. Ada tujuh attachment foto. Jantung Caramel berdegup lebih kencang, firasatnya mengatakan ia sudah menduga apa isi foto tersebut. Tangannya mulai membuka attachment foto teratas. Ia mulai men-download foto satu per satu.

Pandangan Caramel beralih memandang foto nya bersama Dave terpajang diatas meja. Terselip resah dan sedikit rasa bersalah dihatinya, Caramel sangat mencintai dave. Namun, ada bagian dari masa lalunya yang belum mampu untuk Caramel bagi ke cowok pemilik hatinya itu. Mata Caramel sedikit berkaca-kaca terus memandang wajah Dave tersebut.

Setiap detak jantungmu, itu adalah detik yang berharga buatku...

***


Next story!! Jangan lupa vote and comment ya. Btw, klo ada kata yg salah atau ceritanya kurang tepat, tlg comment yaa!! Thxx!


14 September 2017


By: ZahiraPrasticha

London Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang