3rd: F I G H T

373 55 25
                                    

"Lepas bajumu."

Hyungwon terhenti sejenak, "Hah?" Wajahnya terlihat kebingungan.

"Cepat lepas." Wonho memaksa Hyungwon untuk melepas kain yang menempel di badannya.

'Aku tidak di ijinkan untuk memakai bajunya atau apa?!' Batin Hyungwon sambil mencoba menghindar.

Srak

Wonho menghembuskan nafasnya kasar, "Kau yakin tadi kau di hajar bukannya di tabrak truk?" Ia– Wonho memperhatikan luka-luka di badan Hyungwon.

Hyungwon memegangi tangan kirinya, kapan terakhir kali Wonho menanyai keadaannya? 1 tahun yang lalu? Saking lamanya Hyungwon sampai lupa.

Wonho mendukan Hyungwon di sebelahnya sambil menyiapkan peralatan medis, "Kenapa?" Ujar Wonho menyadari tatapan Hyungwon yang terlihat sedikit ketakutan mungkin?

Hyungwon memalingkan kepalanya, sebagai jawaban ia menggidikan bahunya tanpa mengeluarkan suara.

"Hanya mengingatkan, Ibu angkat ku itu Dokter jadi kau tak perlu takut, aku tau apa yang ku lakukan." Wonho mulai mengobati lelaki bertubuh kurus di depannya.

Well, sepertinya Wonho masih peduli padanya, dan itu membuatnya bersyukur walaupun di saat bersamaan ia berfikir kalau ia melakukan ini karna ibunya yang menyuruh.

"Selesai." Wonho memepuk pundak Hyungwon pelan. Secepat itu? Atau itu hanya Hyungwon yang terlalu lama melamun?

"Terimakasih." Hyungwon berterimakasih dengan pelan, nyaris saja Wonho tak mendengarnya.

"Hm." Ia– Wonho beranjak dari sofa lalu pergi entah kemana. Siapa juga yang peduli, yakan Hyungwon?

---

Hyungwon berjalan ke arah kamar sambil menggosok gosokan handuk ke kepalanya yang masih basah. Baru saja ia akan menyentuh kenop pintu kamarnya tiba-tiba tangannya di tahan oleh seseorang. Dan tak salah lagi itu adalah Wonho.

"Jangan masuk." Wonho menatap Hyungwon serius. Dan sangatlah jelas ia menutupi sesuatu.

"Kenapa?" Susah jelas ini kamar Hyungwon, bahkan di pintunya ada sebuah papan bertuliskan 'Hyungwon' menggantung.

"Sudah kubilang jangan." Wonho kembali mengulangi kata-katanya.

"Kau menyembunyikan mayat disini?" Ujar Hyungwon seenaknya. Baiklah, Hyungwon terlalu berlebihan disini.

"Tentu saja tidak, hanya saja..." Ia menggaruk tengkuknya terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatnya, selalu saja begini, "...kamarnya berantakan."

Hyungwon tersedak mendengarnya, ia sudah biasa jika Wonho berlaku kasar padanya, tidak memakan masakannya, tidak menghiraukannya dll. Tapi jika ia masuk ke kamar Hyungwon tanpa izin lalu menghancurkan ke–aesthetic–an kamarnya maka tidak ada ampun untuknya.

Ia paling benci saat seseorang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin. Padahal ia sering melakukan hal itu pada Wonho.

Brug!

Hyungwon memukul pintu kamarnya sampai retak, "Kau pakai apa kamarku Wonho?" Serunya sambil menekankan semua kata yang ia ucapkan.

Forgotten Angel. [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang