Affogato - Milik Ku Milik Ku

5.5K 882 68
                                    

Mark membiarkan Jaemin bersandar di dadanya hingga tertidur. Ia terus tersenyum dan mengusap rambut hitam Jaemin penuh kasih.

Mark benar-benar mendekap Jaemin dalam perlindungan penuh tidak peduli perutnya berbunyi lapar.

Hansol tadi sempat berteriak jika mommy nya datang dan membawakan banyak makanan untuk Jaemin dan Mark, tapi mommy nya hanya singgah sebentar dan tentu Mark mengabaikannya.

Mark mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo.."

"Aku ingin daftar antrian penerima donor atas nama Na Jaemin dimajukan."

"Baik Tuan, saya akan bernegosiasi dengan pihak rumah sakit. Tapi tuan, jika pendonor tidak cocok..."

"Cari dan beli manusia hidup di black market, cocokkan matanya dengan mata Jaemin ku."

"Tapi.."

"Tidak peduli apapun Jaemin harus mendapat donor bulan ini!! Aku akan berikan banyak uang pada rumah sakit jika mereka setuju."

"Ya baik."

"Tapi pastikan mereka setuju. Aku tidak suka kata 'tidak' untuk Jaemin ku."

"Baik."

Setelah panggilan berakhir Mark kembali sibuk memandangi Jaemin yang terlelap.

Brakk..

Mark menatap wajah pemuda yang membuka brutal pintu kamar Jaemin.

"Maafkan aku." Pemuda itu menunduk dalam meminta maaf.

Mark tersenyum, "Teman Jaemin?"

"Iya."

"Aku Mark Lee, calon suaminya."

"Wong Yukhei."

Mark masih tersenyum, ia membangunkan Jaemin dengan lembut dan membisikkan kata-kata yang menjelaskan bahwa Jaemin di cari oleh pemuda bernama Yukhei.

"Oh! Yukhei ge! Kenapa?" Sapa Jaemin serak.

Pemuda itu beringsut mendekat. "Haechan!!"

"Huh?!!" Mark dan Jaemin menyerit bingung. Maksud pemuda ini apa?

"Haechan, Lee Haechan!! Kalian berteman kan?!"

Mark tahu pemuda bernama Yukhei ini sedang menahan suaranya agar tak berteriak.

"Iya, dia sahabat ku.. Tapi gege tahu Haechan darimana?"

Yukhei tak menjawab pertanyaan Jaemin dan malah mengajukan pertanyaan lain.
"Dimana dia sekarang? Dimana rumahnya?"

"Ge.." Jaemin memanggilnya lembut. Tapi Mark tahu ini bukan saatnya cemburu.

"Jawab aku Jaemin.. Jawab aku.." Suara Yukhei terdengar begitu putus asa di pendengaran Mark.

"Ge dengar! Beberapa minggu yang lalu Haechan mengalami kecelakaan setelah menemui dosen pembimbing skripsinya, dia korban kecelakaan beruntun di jembatan sungai Han. Dia.  Dia.. Sekarang terbaring koma di Samseong Hospital."

Yukhei mematung, air matanya menetes membasahi pipinya. Mark yakin Yukhei sangat mencintai Lee Haechan itu.

"Ge? Jika kau ingin menemuinya, segeralah datang.. Aku tidak tahu Haechan dapat bertahan atau tidak hiks!" Jaemin mulai terisak mengingat keadaan sahabatnya. Mark merangkulnya dan memberi usapan lembut.

"Aku.." Yukhei tak dapat berkata-kata lagi. Ia segera beranjak pergi begitu saja meninggalkan Jaemin dan Mark.

Mark menatap kepergian Yukhei dengan wajah bingung. Jaemin mulai terisak pelan dan itu menyadarkan Mark.

"Ssttt.. Percayalah, Haechan akan baik-baik saja." Sebenarnya Mark juga tak yakin, ia hanya bertemu Haechan beberapa kali saat pemuda itu mengunjungi kafenya.

"Hiks! Hyung!! Hiks! Aku merindukan Haechan."

"Iya, kita bisa mengunjunginya lagi nanti saat kaki mu sembuh. Sekarang kau tidur saja okay?" Mark membawa tubuh Jaemin berbaring.

Mark menjadikan lengan kanannya sebagai bantal untuk Jaemin dan merengkuh tubuh Jaemin dengan tangan kirinya.

Membiarkan Jaemin berada dalam dekapan hangatnya. Mark menarik selimut cepat hingga menutupi bahu Jaemin dan bagian dadanya.

"Jaemin.."

"Ungg!!" Jaemin menggumam.

"Jika nanti kau dapat melihat lagi dan melihat hyung, jangan tinggalkan hyung ya?!"

Jaemin mengusakkan wajahnya di dada Mark dan menghirup dalam aroma maskulin yang menguar.
"Memangnya hyung berwajah jelek? Mama bilang hyung itu super tampan seperti Taeyong samchon dan super baik hati seperti Ten imo."

"Memangnya kau tahu wajah daddy ku?"

Jaemin tersenyum, "Tentu,  dulu aku sering melihatnya di koran, majalah bisnis dan acara talkshow bisnis dan memang daddy hyung tampan sekali!! Aku juga sering melihat Ten imo di acara fashion show dan majalah.." Jaemin mengacungkan ibu jarinya.

Mark tertawa, "Daddy ku memang tampan tapi kadang konyol dan mommy ku memang baik hati tapi dia kadang galak dan berlebihan."

"Hahaha.. Begitu, jadi hyung bagaimana?"

Mark merotasikan matanya jenaka walau tahu Jaemin tak dapat melihatnya.
"Seperti pangeran negeri dongeng. Lebih tampan dari Ken kekasih Barbie."

Jaemin mendongak dan memajukan bibirnya hingga berhasil mengecup dagu Mark.
"Kalau begitu tidak perlu khawatir. Hyung sejelek Squidward saja aku akan tetap mencintai hyung, apalagi lebih tampan dari Ken."

Mark mendesah lega, "Syukurlah."

"Heum.." Jaemin mengangguk.

"Jaemin!" Panggil Mark lagi.

"Ya.."

Mark mengeratkan dekapannya, "Kau tahu kan aku sangat mencintai mu dan akan melakukan apapun agar kau bahagia?"

"Apapun?"

"Ya, apapun untuk membuat mu bahagia." Kata Mark yakin.

Jaemin merona merah dan mengangguk malu-malu. "Aku tahu."

Mark tersenyum, ia mendekatkan bibirnya ke bibir Jaemin dan memagutnya lembut. Jaemin sempat mematung saat bibir Mark mulai menghisap belah bibirnya namun, ia diam saja dan menikmati permainan Mark pada bibirnya.

Ciuman pertama mereka sekaligus ciuman pertama Na Jaemin terasa begitu manis. Karena selama ini Mark selalu menjaganya memberinya pelukan, genggaman hangat, dan kecupan di keningnya.

Tolong baca note yang ber (*)

To Be Continue

Huff!! Chapter enam done!!
Saya harap chapter kali ini masih nge'feel' ya..

Ada yang penasaran dengan Yukhei yang tiba-tiba muncul???
Kalau penasaran berarti harus baca story 2 nya yang masih ON GOING..

**Sebenarnya saya mau tanya dulu, kalau saya publikasikan cerita Yukhei x Haechan ada yang suka atau tidak ya??

***Tolong di jawab ya..

Thank you all!!
Thanks for reading!!
Jangan lupa vote dan komentar!!

Trilogy Of Life - Story 1 - Affogato (MarkMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang