5

1.6K 136 6
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.00, Raya telah berdiri di halte untuk menunggu bis seperti biasa.
Setelah dapat ia segera naik menuju kantor tempat ia bekerja.

Setelah tiba di kantornya, Raya mendapat tugas pertama yaitu membersihkan ruangan CEO di lantai paling atas.

Raya memasuki ruangan CEO dengan hati-hati. Ruangan itu sangat luas, dengan barang-barang mewah yang tertata rapi di tempatnya.

Kosong. Sang CEO belum datang ke kantor.

"Syukurlah, jadi bisa bersih-bersih sambil liat-liat" gumam Raya senang dan mulai membersihkan meja kerja.

*

Seorang pria tampan dengan kacamata hitamnya turun dari mobil dan memasuki kantor.
Semua wanita memandang takjub ke arahnya, pria muda dan tampan merupakan seorang CEO perusahaan Internasional, wanita mana tak terpikat ?

Semua karyawan tersenyum dan menundukkan kepala saat berpapasan dengannya, namun dengan gayanya yang dingin ia tetap melanjutkan langkahnya tanpa membalas senyum dan sapaan karyawannya.

Mondy memasuki ruang kerjanya, saat membuka pintu matanya memicing mendapati seorang wanita yang membelakangi pintu tengah mengagumi ruangan dan barang-barangnya hingga tak menyadari kedatangannya. Mondy memperhatikan saja apa yang sebenarnya dilakukan wanita itu.

"Ekhem" mondy berdehem untuk menyadarkan wanita itu.
Seketika wanita itu menoleh dan menegang. Begitu pun Mondy yang sedikit terkejut dengan kehadiran gadis itu.

"Elo... kok... lo" ucap Raya terbata-bata karena shock dan tidak menyangka akan bertemu dengan Mondy lagi.

Mondy hanya tersenyum sinis mendapati Raya yang terkejut dan berpakaian OG. Itu artinya Raya bekerja di kantornya sebagai OG.

Mondy melipat kedua tangannya di dada dan berjalan mendekati Raya.

"Kenapa ? Gak percaya kalau saya boss disini ?" sindir Mondy dengan senyum mengejeknya.

Raya menelan ludahnya kasar. Tidak menyangka. Dan seketika dia teringat nama kantor ini dan cafe tempatnya bekerja dulu adalah sama. Raya meringis dan meneput jidatnya pelan.
Cepat-cepat Raya berlalu meninggalkan ruangan Mondy.

**

Untuk kedua kalinya Raya berada di ruangan Mondy. Setelah tadi bertemu Raya, Mondy meminta Angga membawa Raya ke ruangannya dengan alasan akan menginterview Raya ulang.

Mondy mengambil ijazah Raya dan membacanya.

"Raya Nur Adeera ya ? Nama kamu bagus tapi kamunya enggak" ucap Mondy datar. Tentu saja hal itu membuat Raya kesal. Sepertinya Mondy sengaja memancing emosinya.

"Enak aja, saya juga cantik kali. Bapak aja yang buta gak bisa liat mana yang cantik dan mana yang enggak" ucap Raya kesal.

"Oh ya ? Hm, sekarang kamu udah ngerti ya peraturan kantor harus manggil atasan dengan sopan. Siapa yang ngajarin ?" ucap Mondy.

"Ngeselin banget ni orang, songong banget lagi. Kalau aku gak terpaksa dan masih ada kerjaan lain juga aku gak bakalan mau kerja sama dia" ucap Raya dalam hati.

"Kenapa ? Kamu pasti sengaja kan kerja disini biar bisa ketemu saya ? Pada kenyataannya kamu yang ngikutin saya" ucap Mondy Pd.

"Lah siapa juga yang ngikutin bapak ? Kalau saya tau bapak bosnya saya juga ogah kerja disini" ucap Raya. Kesalnya semakin menjadi-jadi karena Mondy selalu memojokkannya.

Mondy bangkit dari kursi kebesarannya dan mendekati Raya, memutar dan meletakkan kedua tangannya di tangan kursi yang di duduki Raya untuk menyangga tubuhnya. Mondy mendekatkan wajahnya ke Raya sangat dekat, sehingga membuat Raya salah tingkah dan memundurkan wajahnya dari wajah Mondy.
Jantungnya berdegub kencang. Jika orang yang masuk ke ruangan Mondy akan menyangka mereka berciuman.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang