10

1.5K 138 6
                                    


Mondy termenung di ruang kantornya. Perkataan Rasya di rumah sakit menghantui pikirannya beberapa hari ini.
Mondy berubah menjadi pendiam dan acuh terhadap Raya.

Raya heran melihat Mondy yang tidak pernah menggodanya lagi setelah ia pulang dari rumah sakit. Terdengar aneh memang bagi Raya, biasanya ia akan sangat kesal jika Mondy menggodanya tapi sekarang harinya terasa sepi saat Mondy mengacuhkannya. Bahkan Raya tidak pernah lagi membuatkan Mondy kopi karena Mondy tidak pernah lagi memintanya.

Seperti kali ini, ruangan kerja Mondy tampak sunyi karena kedua insan di dalamnya tidak saling bicara. Seolah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Hanya bicara seperlunya itu pun masalah pekerjaan.

Raya menghela nafasnya kasar dan berjalan mendekati meja kerja Mondy.

"Apa bapak ingin kopi ?" tanya Raya yang melihat Mondy memejamkan matanya dan bersandar di kursi kebesarannya.
Untuk pertama kalinya Raya menawarkan diri untuk membuatkan Mondy kopi.

"Tidak, kembalilah ke mejamu" jawab Mondy tanpa membuka matanya.

Raya kembali dengan kekecewaan dalam dirinya. Mondy mengacuhkannya, bahkan untuk melihat Raya pun ia tidak sudi.
Apa hubungan palsu mereka telah berakhir sekarang ? Apa Mondy tidak membutuhkan dirinya lagi ?
Raya tersenyum getir, ia berpikir Mondy mencintainya dengan semua perlakuan manisnya kepada Raya. Tapi ternyata Raya telah salah menilai Mondy.

Mondy memandang wajah Raya yang terlihat murung. Gadis itu hanya diam dan memandang lurus ke depan.

"Maafkan aku Ray, maaf.
Sebenarnya sangat sulit untuk aku menjauhimu. Tapi ini yang terbaik Ray, Rasya mencintai kamu dan dia sahabatku. Aku tidak ingin menghancurkan hatinya lebih dalam lagi. Andai kamu tahu aku sangat mencintaimu Ray sangat" batin Mondy lirih.

*

Saat jam makan siang tiba Mondy bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang kerjanya tanpa menyapa Raya.

Raya hanya melihat punggung Mondy yang semakin menjauh.
Matanya berkaca-kaca dan akhirnya tumpah saat dirinya menyadari dia telah jatuh cinta pada orang yang salah.

"Hiks... Kamu bodoh Ray bodoh !" Rutuk Raya pada dirinya sendiri. Tangisnya menggema di ruang kosong ini, untung saja ruangan ini kedap suara jadi tidak akan ada yang tahu bahwa dirinya sedang menangis sekarang.

**

Mondy melajukan mobilnya tak tentu arah. Ia hanya ingin menjauh dari Raya. Tangannya mengcengkeram erat setir mobilnya dan sesekali memukulnya.

"Apa yang harus kulakukan Ray ? Aku gak bisa jauh dari kamu, tapi aku juga gak bisa mengorbankan perasaan Rasya"

"Ahhkkk... Rayaaaaa" Mondy berteriak frustasi di dalam mobilnya.

Mondy semakin menambah laju kecepatan mobilnya tak memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang memaki dirinya.

Tiba-tiba Mondy membanting stir mobilnya dan mengerem mendadak saat melihat seorang wanita menyeberang di depannya, Mondy berusaha menghindar namun sayang mobilnya sedikit menyenggol tubuh wanita itu membuat tubuh wanita itu tersungkur ke jalan.

Mondy segera keluar dari mobilnya dan membantu wanita itu.

"Maaf, gue gak sengaja" ucap Mondy dan membantu gadis itu berdiri.
Tangan dan kaki gadis itu terluka walaupun terlihat tidak begitu parah.

"Gak apa-apa, ini juga salah gue kok kurang hati-hati" ucap gadis itu lembut.

"Gue anter lo ke rumah sakit" Mondy memapah gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Dan melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang