Raya membelai mesra kepala laki-laki yang masih terlelap dalam tidurnya. Laki-laki yang rela melakukan apapun demi dirinya.
Jari-jari halus Raya bergerak menyusuri setiap inci wajah tampan Mondy. Senyum tipis tercetak di wajahnya. Mondy laki-laki yang sangat baik, dan dari berjuta-juta wanita di luar sana Rayalah yang beruntung karena bisa dicintai Mondy.Tangan Raya berpindah menyentuh kalung manis yang tergantung di leher jenjangnya. Kalung yang diberikan Mondy saat hari ulang tahunnya. Pikirannya menerawang ke masa lalu.
Raya tertawa kecil saat mengingat awal pertemuannya dengan Mondy. Pertemuan yang selalu diwarnai dengan pertengkaran, kekesalan, dan siapa yang menyangka pada akhirnya mereka saling mencintai.
"Morning." Entah sejak kapan Mondy terbangun Raya tak menyadarinya.
Raya membalas sapaan Mondy dengan menampilkan senyum manisnya.Mondy sedikit meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena tidur dalam posisi duduk.
Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.Tiba-tiba handphone Mondy berdering. Mondy yang baru saja keluar dari kamar mandi segera mengangkatnya.
Entah siapa yang menelpon Raya tak tahu. Yang Raya dengar Mondy mengatakan untuk membatalkan saja meeting hari ini. Dan mengatakan ia tidak akan masuk kantor.
Setelah Mondy mematikan sambungan teleponnya Raya memberanikan diri bertanya."Kamu gak ke kantor ?" tanya Raya.
"Kalau aku ke kantor yang jagain kamu siapa ?" tanya Mondy balik.
"Aku gak masalah kok sendiri." ucap Raya. Namun buru-buru Mondy menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju.
"Aku gak akan biarin kamu sendiri." ucap Mondy tegas.
"Tapi kamu tetap harus masuk kerja Mondy, aku baik-baik aja." ucap Raya. Ia tak ingin Mondy terlalu sibuk dengan dirinya sampai harus mengabaikan pekerjaannya di kantor.
"Kamu yakin ?" tanya Mondy.
"Yakin." ucap Raya mantap.
Mondy mengambil handphonenya kembali dan terlihat menghubungi seseorang.
Detik berikutnya Raya kaget karena ternyata Mondy menghubungi ibunya dan memintanya menemani Raya di rumah sakit."Mondy kamu apa-apaan sih ? Kenapa harus ngerepotin mama kamu segala. Aku kan udah bilang aku gak masalah sendiri." ucap Raya setengah kesal dengan ulah Mondy.
"Mau ditemenin mama atau aku yang gak ke kantor ?" Raya mendengus sebal, percuma ia melawan, Mondy tetaplah Mondy selalu tidak ingin dibantah.
*
Setengah jam kemudian Fatma telah tiba di rumah sakit.
"Assalammualaikum." ucap Fatma saat memasuki kamar inap Raya.
"Waalaikumsalam ma." balas Mondy dan Raya.
Fatma mendekati ranjang Raya dan meletakkan dua buah tempat makan berbentuk kotak di atas nakas.
"Maaf ya kalau mama lama, kalian pasti belum sarapan kan ? Ini mama bawain sarapan" Fatma memberikan satu buah kotak makanan kepada Mondy dan Mondy mengambilnya.
"Raya biar mama suapin ya." ucap Fatma.
"Gak perlu tante, Raya bisa kok makan sendiri." tolak Raya sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Aku
RomanceCinta tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita ingin. Pasti akan selalu ada lika-liku kecewa, sedih, tapi bahagia selalu menjadi harapan di akhirnya.