13

1.6K 141 3
                                    

Setelah resmi menjadi sepasang kekasih, Raya kembali bekerja di kantor Mondy. Bukan tanpa alasan, pertama Mondy yang meminta Raya kembali menjadi sekretarisnya dan yang kedua Raya tidak ingin Bella menggantikan posisinya apalagi sampai merebut Mondy darinya.

Raya dan Mondy melangkah memasuki kantornya dengan bergandeng tangan mesra. Senyum tak luput dari wajah keduanya, cinta memang indah.
Setidaknya kata-kata itu begitu pas dengan suasana hati Raya dan Mondy hari ini. Hati mereka bak taman bunga yang sedang bermekaran.

Tanpa mereka sadari sebuah mobil hitam berhenti tepat di seberang jalan kantor Mondy.
Pemilik mobil itu mengintai Raya dan Mondy dari jauh.
Gadis di dalam mobil itu menggeram kesal dan menggenggam erat stir mobilnya.
"Sialan, jadi cewek itu pacar Mondy. Kita liat aja Raya berapa lama kamu akan bahagia bersama Mondy, karena aku akan menjadikan Mondy milikku"

Gadis itu menyeringai dan kembali melajukan mobilnya meninggalkan kantor Mondy.

*

Setelah sampai di ruangan kerja Mondy, Raya duduk di meja kerjanya dan mulai mengerjakan tugasnya.
Berbeda dengan Mondy yang hanya duduk dan terus menatap Raya.

Merasa diperhatikan Raya melirik Mondy yang memang tengah menatapnya membuat Raya menjadi salah tingkah.

"Kenapa liatin aku terus sih bukannya kerja" ucap Raya setengah kesal.

"Siapa ? Aku ?" ucap Mondy berpura-pura tidak tahu.
"Aku gak liatin kamu, dasar GR" goda Mondy.

"Ih tau ah, ngeselin" ucap Raya kesal.

"Hahaha cie ngambek, iya deh aku ngaku. Ya abisnya gimana kamu cantik sih sayang kalau dianggurin" ucap Mondy.

"Gombal. Cantikan mana sama cewek yang waktu itu ?" ucap Raya.

"Bella maksud kamu ?"

"Ya mana aku tahu" Raya melipat kedua tangannya di dada dan memalingkan wajahnya dari Mondy.

Mondy bangkit dari duduknya dan mendekati Raya.
"Kamu cemburu ?"

"Enak aja siapa juga yang cemburu, udah sana aku mau kerja" Raya mendorong beberapa kali tubuh Mondy agar menjauh darinya.
Pergerakan Raya terhenti saat Mondy menangkap kedua belah tangannya.

Jari-jari tangan Mondy mengelus mesra pipi Raya. Membuat Raya tak tahan ingin memejamkan matanya.
"Seberapa banyak pun wanita cantik diluar sana, bagi aku yang paling cantik ya kamu Raya"

Raya membuka matanya sesaat setelah Mondy menyelesaikan ucapannya, wajahnya berubah merah merona. Membuat Mondy tak tahan untuk tidak menggodanya.

"Blushing eh ?" goda Mondy.

"Apaan sih ? Ngeselin" Raya memanyunkan bibirnya dan meninggalkan Mondy yang asik menertawakan dirinya.

**

Ranty berjalan sendiri menuju halte, seperti biasa ia akan pergi bekerja.

Saat tengah asik berjalan tiba-tiba datang dua orang lelaki berpenampilan preman mendekatinya. Sontak Ranty menghindar dan mempercepat langkahnya.

"Hai cantik, sendirian aja nih" ucap salah satu preman berambut keriting dan panjang yang berusaha menyamakan langkahnya dengan Ranty.

Ranty hanya diam dan berusaha menghindar.
Namun satu preman yang lain berniat mencolek dagu Ranty, dengan cepat Ranty menepisnya. Padahal jalanan cukup ramai di pagi hari seperti ini, tapi para preman itu seperti tidak takut dengan orang-orang yang bisa saja menghajar mereka berdua.

"Wih jual mahal ni cewek" ucap salah satu preman. Dia memberikan senyum penuh arti kepada temannya dan sontak ia memegang erat tangan Ranty. Ranty yang ketakutan pun berusaha melepaskan tangannya yang dicengkeram oleh preman-preman tersebut.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang