Angin terus berhembus kencang mengelilingi ku. Bertegur sapa dengan diriku yang terluka. Mereka menari-nari seakan memberikan isyarat untukku. Seolah-olah mereka meminta ku mengikutinya. Aku menggenggam daun pintu yang membeku. Aku berlari cemas mengikuti mereka. Dan... seketika mereka berhenti. Aku melihat setangkai bunga tak bertuan. Terlihat lusuh dan usang. Ketika ku genggam lemah bunga itu, terdapat kesedihan yang mendalam. Dulu ia sempat merasakan kedamaian kasih sayang, sebelum ia terhempas ditepi jurang. Ia menangis sepi tak terhenti. Aku tau, itu bukan inginnya. Ia tak mampu membantah takdir. Ia harus membiarkan semuanya mengalir. Ia harus sabar. Ia harus menunggu waktu silih berganti hingga seperti sediakala.
Jakarta, 16 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of My Life
PoetryHidup hanyalah sebuah perjalanan Setiap kehidupan seseorang akan berbeda Setiap masalah seseorang akan berbeda Bahkan cara menanggapi sebuah rintangan dalam kehidupan tersebut juga akan berbeda pula Tergantung dengan seberapa kuat seseorang dapat m...