Lingkaran 8

4.8K 341 41
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

FF Membosankan!

***

Papa!?

Kinal terkejut, lagi lagi secara tak sengaja ia kembali ketemu Papanya tepat saat hendak masuk ke dalam sebuah Cafe. Di belakang sang Papa ada Risna, wanita cantik berkacamata minus yang merupakan sekretaris Papanya.

Devian Putra menatap Kinal datar. Untuk beberapa lama baik Devian mau pun Kinal sama sama terpaku di tempat, pun sama sama diam tak saling bertegur sapa.

Hingga...

"Permisi! Maaf, kami mau lewat," Tegur seorang pengunjung Cafe yang hendak keluar, tapi tidak bisa lewat karna terhalang keduanya yang menutupi pintu Cafe.

"Ah, iya. Maaf!" Kinal memilih mengalah, menggeser dirinya menjauh dari pintu. Karna ia tahu sang Papa terlalu angkuh untuk mengalah.

"Makasih!"

Kinal mengangguk, melihat sejenak pengunjung Cafe tadi berjalan keluar. Ia kembali melihat sang Papa sejenak, sebelum akhirnya memilih melangkah pergi.

"Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti itu?"

Suara sang Papa kembali membuat Kinal mengurungkan niatnya untuk melangkah pergi. Dia pun kembali berbalik badan, menatap sang Papa.

"Pulanglah!"

Kinal tertawa tawar. "Saya tidak punya rumah. Jadi, saya harus pulang kemana, Tuan Devian Putra yang terhormat?" Sindirnya sinis.

"Jangan keras kepala!" Bentak Devian, tegas. Menatap tajam, mengintimidasi Kinal. "Pulang atau Papa benar benar akan mencoretmu dari daftar nama keluarga!" Ancamnya.

Kinal tersenyum sinis, lagi lagi sang Papa melontarkan ancaman yang sama. Sebuah ancaman yang pernah ia dengar dari sang Papa beberapa bulan yang lalu. Ia tidak takut dan ia pun memilih tetap melangkah pergi, tak menghiraukan sang Papa lagi.

"KINAL!" Seru Devian tegas, namun tak dihiraukan Kinal yang terus berjalan pergi. "Anak itu benar benar keras kepala. Huh!" Geramnya.

"Pak, Maaf. Kita harus segera pergi. Client sudah menunggu kita," Ucap Risna mengingatkan sedikit takut takut.

Devian Putra menoleh, melihat Risna, sekretarisnya itu sebentar, lalu mengangguk. Dia pun berjalan duluan disusul Risna di belakang.

.
.
.

Huft!

Kinal duduk di kursi, di salah satu meja yang berada di pojok ruangan Cafe dekat dengan kaca jendela besar. Pertemuan tak sengaja dengan sang Papa merubah mood-nya menjadi sedikit buruk. Ia ingin mengerjakan tugas tugas kuliahnya dengan tenang, namun menjadi mager gara gara pertemuannya dengan sang Papa.

"Kinal!"

Kinal mendengus cepat, Risna sekretaris Papanya kembali datang menemuinya. Pastilah sang Papa yang menyuruh wanita itu untuk menemuinya lagi.

"Ada apa, Mbak? Papa nyuruh apa lagi, hm?" Tanyanya, sinis.

"Papamu menyuruhmu pulang. Kata beliau,-"

"Udahlah, Mbak!" Potong Kinal cepat. "Bilang sama Papa, kalo mau mencoretku dari daftar nama keluarga, lakukan saja. Aku gak peduli!" Ujarnya, tegas.

"Tapi, Nal?"

"Mbak! Tolong jangan ganggu aku lagi. Pergilah!"

"Tapi, Nal. Kam,-"

"Mbak, please! Tolong tinggalin aku sendiri. Bisa'kan?"

LINGKARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang